I do not believe you|Fifteen

77 8 0
                                    

Bau asap rokok bercampur dengan bau alkohol menguak dalam sebuah ruangan 4×4 meter. Asap rokok hanya keluar melalui ventilasi kecil.
Seorang lelaki menggamit sebatang rokok yang habis setengah, sesekali menghisapnya.

"Junhao, siapa dua anak lugu ini?"
Tanya Zhixin dengan senyum khasnya.

Junhao hendak buka mulut untuk bicara, namun urung karena Shuwan mendahuluinya.

"Aku Jiang Shuwan dan ini temanku, Yang Bowen" lagi-lagi senyum manis itu terukir di wajah bulat Shuwan.

"Apa yang kau katakan pada Junhao sampai-sampai Junhao membawamu ke tempat ini?"
Zhixin menunjuk gelas di meja yang kosong, memerintah Junhao menuangkan anggur merah ke dalamnya. Usai dituangkan Zhixin langsung meminum nya hingga tandas dalam sekali tegukan.

Bowen sedikit menyeka hidungnya, jujur ia tak terbiasa mencium alkohol seperti ini. Hal itu disadari Zhixin dan membuatnya terkekeh.

"Lebih baik pergi saja nona Jiang. Kalian masih bocah, bahkan tidak bisa menghirup harumnya alkohol ini"
Bowen mengumpat dalam hati. Untuk apa Shuwan mengajaknya menemui pemabuk menyeramkan ini?
Shuwan sudah terbiasa mencium bau alkohol, sedangkan Bowen? Bisa dikatakan ini pertama kali baginya mencium bau alkohol sedekat ini.

"Maaf Zhu Zhixin, aku ada tawaran menarik untukmu. Lupakan temanku ini sebentar, aku mengajaknya untuk menemaniku pulang nanti"

"Cepat bicara! Zhu Zhixin tidak punya banyak waktu untuk meladeni bocah sepertimu Jiang Shuwan!"
Geram Junhao. Sedari tadi ia hanya menyimak obrolan yang tak kunjung mencapai poin nya, menyebalkan.

Shuwan tidak menghilangkan senyumnya sedetikpun.
"Jadi seperti ini... Aku sudah tau mengenai kalian berdua, maaf sebelumnya mencari tahu tanpa seizin kalian, dan aku menemukan kesamaan dari tujuan kita. Maukah kau bekerja sama denganku?"

Tepukan tangan menggema dalam ruangan itu. Siapa lagi jika bukan Zhixin pelakunya, rokok yang tadi ditangannya sudah padam.

"Nampaknya kau bukan anak kecil biasa nona Jiang. Duduklah, bicarakan dengan jelas, aku tidak tahu tujuan yang mana yang kamu tahu, tujuanku terlalu banyak"

Zhixin menarik tangan Shuwan dengan lembut, menggiring Shuwan duduk di sofa panjang yang sedang didudukinya.
Shuwan duduk dengan manis, sedangkan Bowen harus tetap berdiri meski kakinya sudah mati rasa. Menyeka hidung saja disindir, bagaimana jika melakukan pergerakan yang lain.
Dan jangan lupakan Junhao yang mulai tersulut emosi. Dalam benaknya Zhixin hanya miliknya seorang, tidak ada yang boleh dapat perlakuan istimewa dari Zhixin kecuali dirinya.

"Cepat jelaskan gadis kecil"

Shuwan mengangguk kecil.
"Menurut analisisku kau ingin memisahkan antara Zuo Hang dan Deng Jiaxin bukan. Juga itu pula yang ingin aku dan temanku lakukan"

Zhixin memelotot tak percaya.
"Wahhh kau memang bukan gadis kecil biasa, aku suka itu" puji Zhixin diiringi tangan kekarnya yang mengelus rambut Shuwan.

Junhao sudah tak sanggup lagi menyaksikan hal itu. Tangannya mengepal kuat, bahkan ia bisa merasakan kuku yang akan masuk ke dalam daging tangannya.

"Tapi apa keuntunganku jika bekerja sama denganmu?"
Zhixin memasang wajah lebih ramah kali ini, sebagaimana umumnya orang dewasa yang berbicara pada anak kecil. Saat ini Junhao menuangkan alkohol ke gelas lain, ia tak tahan.

"Mmm kau dapat lebih mudah mendapat yang kau inginkan. Lagipun aku dan temanku mengincar Deng Jiaxin bukan Zuo Hang"
Sekarang Shuwan seakan meladeni Zhixin, ia bertingkah manja.

"Shuwan, aku mengincar Zuo Hang karena aku mencintainya. Bagaimana denganmu? Kenapa kau mengincar Deng Jiaxin"

Prang!!

Gelas penuh alkohol yang belum sempat Junhao teguk lolos dari genggaman tangannya. Junhao berjongkok dan meremas pecahan kaca yang berserakan di lantai. Akibatnya sekarang tangannya berlumuran darah.

"Tanganku terluka, aku akan membeli plaster sebentar" ujarnya sambil menunduk dalam.

"Cinta ya? Kau mencintai Zuo Hang?"
Batinnya.
Dengan rasa kecewa yang menggunung dan rasa sakit yang bertubi-tubi Junhao berjalan di trotoar sendirian. Perbuatan meremas pecahan kaca memang perilaku bodoh, tapi jika bukan dengan itu maka dengan cara apa lagi Junhao bisa menghindari pemandangan mengenaskan yang amat menusuk hati kecilnya.

"Zhu Zhixin aku mencintaimu sepenuh hati, dan aku mengira kau juga mencintaiku dengan ketulusan yang sama. Ternyata selama ini kau hanya mencintai Zuo Hang... Padahal kau selalu menggumamkan kata 'i love you' ke telinga ku, ternyata itu bohong.
Baiklah aku merasa tertantang, aku akan menjadikan kau milikku satu-satunya dal selamanya"

Zhang Junhao menyeka mata yang tak kuasa lagi membendung air pada pelupuknya. Tangan yang luka ia gunakan untuk meremas dada, membuat kaos putih yang dikenakannya meninggalkan bercak darah.

Sedangkan di tempat Zhixin...
"Tidak usah dihiraukan, anak itu memang penuh drama. Jadi apa alasan kalian menargetkan Jiaxin?"

Shuwan menunjuk Bowen dengan dagunya. Zhixin pun mengalihkan perhatiannya pada Bowen.

"Aku akan membalaskan dendam! Tidak akan kubiarkan orang yang membunuh jie Fang Hua hidup tenang!!" Suara bocah SMP itu penuh tekanan, bisa dirasakan kebencian dalam setiap katanya.

"Fang Hua...? Tunggu—kalian anak dari panti asuhan itu?
Dan—Yang Bowen! Kau anak yang diangkat dokter Shunyuan setelah kematian Fang Hua?!!"

Kedua anak sebaya itu mengangguk serempak.

"Astaga apakah semesta sedang bermain-main. Kalian ingat aku? Aku ada di acara pemakaman Wu Fang Hua saat itu! Juga aku adalah saksi pembunuhan keji yang dilakukan Deng Jiaxin!"

Shuwan dan Bowen saling tatap.
Shuwan mengusap tengkuknya, dan Bowen menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"M-maaf sepertinya kami masih sangat kecil untuk mengingat siapa saja orang yang hadir di acara pemakaman itu" Bowen menjelaskan dengan gugup, takutnya ada salah kata yang membuat Zhixin terkekeh merendahkan lagi.

"Baiklah, sepakat! Mulai saat ini kita bekerja sama! Namun ada syaratnya"
Dua anak dihadapan Zhixin memasang wajah penuh tanda tanya.

Seakan tahu apa yang akan ditanyakan Zhixin berkata lebih dulu.

"Syaratnya adalah Hang tidak boleh terluka dalam misi ini, dan Hang tidak boleh kembali mengingat memori masa lalu yang telah hilang

Yang Bowen, ayah angkatmu Yang Shunyuan adalah dokter yang bertanggung jawab atas operasi penghilangan memori itu, maka hanya dialah yang bisa mengembalikannya juga, perhatikan gerak-gerik ayahmu itu"

Shuwan dan Bowen mengangguk setuju. Kemudian mereka bertiga saling berjabat tangan sebagai tanda sepakat.

-To be continued-

Udah aku tepatin janji double up nya ya✨
Xiexie yang udah baca ff gj ini😢✨
Wo ai nimen💖✨

Selasa, 25 Juni 2024

I do not believe you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang