I do not believe you|Thirteen

90 8 1
                                    

"Xiao Zuo!" Seru Ji saat Hang melangkahkan kakinya masuk ke ruang kelas. Hang hanya menanggapi dengan dehaman kecil. Setelah meletakkan ransel, Hang duduk di bangkunya dan menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangan.

"Sombong sekali anak ini" protes Ji. Zeyu menyikut lengan Ji kasar.
"Jaga bicaramu Ji" ketusnya.
Ji pantas mendapatkan itu dari sahabatnya sendiri. Rasakan.

"Zuo Hang, sepertinya kau kelelahan. Apakah tidurmu cukup tadi malam?" Tanya Zeyu prihatin. Siapa yang tidak peduli jika anak remaja lugu seperti Hang datang ke sekolah dengan seragam yang berantakan juga wajah yang kusut. Oh, lihatlah rambutnya yang mengembang.

"Ekhm" Ji menyimpan wajahnya tepat di depan Hang, ditumpu oleh kedua tangannya.

"Bagaimana Hang bisa tidur dengan cukup Zeyu, dia tidak bisa melupakan hangatnya pelukan Jiaxin kemarin, makanya ia terus memikirkannya sampai tidak tidur"

Kalimat itu berhasil Hang cerna. Dan sekarang matanya membelalak, menginterupsi Ji. Zeyu di sebelah Ji hanya bisa membuang muka, tampak ia sedang menahan senyum.

"Mengapa kau tahu?!"

Ji dan Zeyu saling tatap, keduanya tersenyum.
"Yaa kita berdua adalah saksi mata hubungan kalian, benar kan Zey"
Ji mengangkat sebelah alisnya. Sengaja sekali mengejek Hang yang sudah berkeringat dingin.

"Jangan salah faham. Aku tidak punya hubungan apapun dengannya"

"Lantas apa maksud dari pelukan itu?" Kali ini Zeyu yang menggoda Hang, senyumannya tidak pudar sedikitpun.

"D-dia merindukan teman masa kecilnya, dan dia bilang aku mirip sekali dengan temannya, makanya dia memelukku" Hang berusaha menejelaskan pada kedua teman laknatnya.

"Begitukah?? Lalu kenapa terlihat begitu hangat?"

"Sudahlah! Aku juga tidak tahu!!" Hang kembali menenggelamkan wajahnya. Perasaan marah dicampur malu menyinggahi hatinya.

"Aaa jangan marah Xiao Zuo~"

"SIALAN!"

Zeyu tertawa melihat tingkah keduanya, namun tidak dengan Junhao yang duduk di bangku paling belakang. Wajahnya menunjukkan kegeraman yang hebat.

"Hang, bagaimana dengan nomor yang menghubungimu? Apakah benar itu Deng Jiaxin?" Zeyu menepuk bahu Hang, menghentikan gerakan Hang yang berlari mengejar Ji.
"Kau benar Zey! Soal itu, aku rasa itu bukan milik Jiaxin, dia bilang namanya Zhu Zhixin."

"Uhuk uhuk" Junhao tersedak ludahnya sendiri. Namun tak ada yang menghiraukannya.

"Kalian tahu dia?"

"Dia alumni sekolah ini. Tapi, kenapa dia bisa tahu nomor ponselmu?" Gumam Ji pelan, dengan pandangan yang lurus menatap ke arah Junhao.

-I do not believe you-

Zhang Junhao. Lelaki itu berjalan dengan langkah terburu-buru, penampilannya sangat berantakan.
Orang-orang memandanginya aneh, tapi apa peduli Junhao, emosi menguasai dirinya.
Tiba di sebuah rumah kumuh, Junhao masuk ke halaman yang tak terurus, ilalang tumbuh liar disekelilingnya.
Pintu dibanting, tak ada cahaya disana, satu-satunya ruangan yang bercahaya adalah ruangan di ujung lorong. Dan itulah tujuan Junhao

Brak!!

Tendangan Junhao berhasil membuka pintu besar tersebut. Zhu Zhixin yang ada didalam menoleh dengan senyumannya.

"Ada apa Junhao?" Intonasinya tenang bagai air sungai yang mengalir.
Berbanding terbalik dengan Junhao yang begitu marah, tas sekolah ia banting ke sofa.

"Zhu Zhixin! Apakah ini tidak terlalu cepat?! Kenapa kau mengirimi Hang pesan hah?! Ini tidak sama dengan perjanjian yang kita sepakati!!"
Suara teriakan geram itu menggema di seluruh ruangan, Junhao sudah dibutakan amarah, bahkan tidak sadar orang yang ia cintai tercekik olehnya.

"Zhang Junhao aku mencintaimu"
Demi mendengarnya hati Junhao pun luluh, ia melepaskan tangannya dari leher Zhixin.
Ini kelebihan yang dimiliki Zhixin, ia dapat menenangkan Junhao di situasi bagaimanapun, namun sekaligus kekurangan Junhao. Kekurangan terbesar.

"Aku juga mencintaimu"

Setelah dirasa orang di dekapannya tenang Zhixin mulai bicara.
"Bukan seperti itu Junhao...
Lebih cepat lebih baik bukan? Kau tahu, Jiaxin sudah memberitahu Hang bahwa mereka berdua adalah sahabat lama. Kita harus selangkah didepan"

"Tapi, kesepakatannya adalah kita mulai melakukan interaksi dengan Hang saat aku sudah lulus. Tugas kita sekarang adalah mengamati mereka berdua"
Protes Junhao, ia menenggelamkan kepalanya pada sebuah bantal.

"Aku tahu itu Junhao, mana mungkin aku lupa. Tapi kita harus bergerak cepat sebelum Jiaxin memulihkan ingatan Hang, dengan begitu rencana kita bisa berjalan lancar"

"Bolehkah aku bertanya?"

Zhixin mengangguk.

"Kenapa kau sangat terobsesi pada rencana ini? Sebenarnya siapa Hang? Kenapa kau tidak mau ingatannya pulih?" Junhao menatap kosong ke depan, matanya tidak sanggup menatap Zhixinnya.

"Ini soal masa lalu Junhao. Kau tidak akan mengerti"

"Aku mengerti! Kau menyukai Hang bukan? Aku tahu itu..."

"Astaga, aku lupa! Aku harus ke kampus sekarang!. Junhao, kita sambung nanti oke?"
Zhixin berdiri mengambil ranselnya lalu pergi meninggalkan Junhao sendiri.

"Selalu saja begini..."



-To be continued-

Maafkan author baru up sekarang. Alasannya karena ya karena:v

Selasa, 18 Juni 2024

I do not believe you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang