I do not believe you |Four

149 13 0
                                    

 

"Zhang ji. Kau mengirim nomer ku pada Jiaxin?"

Bisik Hang pada teman sebangkunya itu. Yang ditanya menggeleng.

"Memangnya kenapa?" Ji malah bertanya balik.

Hang memperlihatkan layar ponselnya pada Ji.

"Entahlah. Ada nomer tidak di kenal mengirimiku pesan. Aku curiga itu Jiaxin". Ji mengangguk setuju.

"BENARKAH?!" Zeyu secepat kilat merebut ponsel ber-casing hitam polos milik Hang.

"Astaga... Kalian sudah jadi teman dekat yaa..." Senyum di wajah Zeyu terukir lebar.

"Apaan itu Zey?" Junhao tiba-tiba muncul. Zeyu memperlihatkan benda yang tengah dilihatnya juga kepada Junhao.

Junhao pergi begitu saja ke bangkunya. Nampaknya anak itu tak tertarik sama sekali.

"Apanya yang teman dekat? Kami hanya saling berkenalan saja. Itupun lusa. Setelahnya tidak ada apapun lagi"

Hang menjawab malas. Sedangkan Zeyu dan Ji memandangi Hang penuh curiga.

"Benarkah ituu??" Tanya kedua Zhang itu bersamaan. Seperti biasa Hang hanya menjadikan anggukan kepala adalah jawaban.

- I do not believe you -

"Pulang bersama?" Tawar Zeyu.

Hang menggeleng.
"

Maaf. Tapi aku harus menjemput adikku di hari pertamanya sekolah"

Hang menejelaskan. Lantas tangan indahnya cekatan memasukkan benda benda di atas meja miliknya ke dalam tas.

"Baiklah kalau begitu. Kami duluan Hang!" Zeyu melambaikan tangan ke arah Hang. Setelahnya menautkan tangannya dengan tangan Ji. Mereka pun pergi meninggalkan kelas.

"Zuo Hang" bisik seseorang tepat ke telinga Hang. Sontak Hang terkejut.
Dengan cepat Hang menoleh pada si pelaku. Setelah mengetahui orang itu adalah Deng Jiaxin Hang akhirnya bisa bernafas lega.

"Kau mengagetkanku saja Jiaxin"

Jiaxin tertawa.

"Panggil aku Jia. Kau ini seperti siapa saja" Tangan kekar Jiaxin menepuk bahu sempit Hang.

Hang mengerutkan dahinya.

"Seperti siapa saja kau bilang? Bukankah kita baru saling mengenal 2 hari lalu" Gumam Hang dalam hati.

"Mari kita pulang bersama" ajak Jiaxin penuh antusiasme.

Hang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Maaf Jia... Tapi aku akan ke sekolah adikku dulu. Sepertinya kita tidak bisa pulang bersama"

Jiaxin justru tersenyum mendengar ucapan teman 'baru' nya itu.

"Tidak mengapa. Masalahnya aku mau menemui Jiaqi-ge. Aku punya urusan dengannya"

Hang ikut tersenyum. Meski senyuman nya tidak enak dilihat. Tadinya Hang kan mau menikmati jalan di trotoar sendirian. Tapi kenapa Jiaxin menggagalkan rencananya ini. Tapi apa boleh buat. Hang tidak bisa mengelak lagi apalagi menolak ajakan Jiaxin.

"Ayo cepat!" Hang menarik lengan baju seragam Jiaxin sekilas. Jiaxin terdiam sebentar mendapati hal itu. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Tidak boleh Jiaxin. Hang bilang dia membencimu" Jiaxin meremas kuat seragam yang tengah dikenakannya.
Kemudian menyejajari langkah Hang.

"Aku duluan Qihan. Bye!"

Qihan balas melambaikan tangan. Di hari pertamanya bersekolah Qihan bisa beradaptasi dengan baik.

"Jangan lupa kirimi aku pesan!"

Seru Qihan pada anak yang sudah menjauh itu. Anak itu mengacungkan jempolnya.

"Ekhm" Hang yang keberadaannya tak disadari oleh Qihan berdeham.

Qihan menoleh. Lalu menyeringai.

"Eh, gege. Kapan gege datang?"

Hang tidak menjawab. Matanya menyelidik Qihan.

"Siapa anak yang tadi?" Remaja tampan tersebut balik bertanya.

"Itu Yang Bowen. Dia sahabatku" Qihan menjawab dengan sangat semangat. Tapi matanya kini tertuju pada sosok tampan di samping Hang.

"Kalo gege yang ini siapa?" Qihan menunjuk Jiaxin.

"Aku Deng Jiaxin. Sahabat gegemu"
Di akhir kalimatnya Jiaxin tersenyum lebar. Sipit matanya saat tersenyum sangat lucu. Disebelahnya Hang menatap Jiaxin tajam.

"Sejak kapan Jia?"

-To be continued-

Sorry for typo.
Dibantu vote nya...
Xiexie!

I do not believe you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang