[Bagian Sembilan]
"Ada sesuatu dalam tatapanmu yang membuatku kehilangan kendali atas diriku sendiri."
****
****
Vior berdiri tegak di depan meja cocktail, jemarinya yang lentik melingkar anggun di tangkai gelas berisi champagne. Gaun hitam elegannya membalut tubuhnya dengan sempurna, memamerkan lekuk tubuhnya yang indah.
Rambut hitam panjangnya ditata dalam sanggul rumit, memperlihatkan leher jenjangnya yang dihiasi kalung berlian.
Makeup-nya sempurna──eye liner tajam, bulu mata lentik, dan lipstik merah menyala yang kontras dengan kulit putihnya. Vior tampil memukau, seperti biasa.
Namun di balik tampilan sempurnanya, hati Vior bergejolak. Matanya yang tajam tak lepas dari panggung utama, dimana Arka dan Bella berdiri berdampingan dengan senyum lebar, menerima penghargaan sebagai duta kampus yang baru.
Vior merasakan gelombang emosi yang kompleks menghantam dirinya. Matanya mengamati setiap detail interaksi antara Arka dan Bella, dari cara mereka berdiri berdampingan hingga senyum yang mereka bagi.
Rasa pahit perlahan merayap di lidahnya, seolah-olah champagne mahal yang baru saja ia teguk telah berubah menjadi racun.
Pikirannya berputar cepat, menganalisis situasi dengan dingin namun penuh emosi. Ia mulai mempertanyakan setiap momen yang ia dan Arka bagi selama empat tahun terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Love Serendipity
Romantik[HARAP FOLLOW DULU AUTHOR SEBELUM MEMBACA] Saviora Arunika Adisti, sang bintang yang selalu bersinar di puncak. Baginya, hidup adalah panggung megah yang harus ia kuasai dengan sempurna. Cintanya tertinggi untuk Arkana, kekasih yang menjadi pelabuha...