TLS [13] : Apartemen Vior

1.2K 78 31
                                    

[Bagian Tiga Belas]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Bagian Tiga Belas]

"Bukankah bahagia yang seharusnya jadi buah dari sebuah hubungan?"

"Kalau pasangan lo gak bisa ngasih itu, berarti bukan dia orangnya."

****

🎶Strawberries & Cigarettes - Troye Sivan_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎶Strawberries & Cigarettes - Troye Sivan
_______

Ran duduk diam di stool mini bar, matanya tak lepas dari sosok Vior yang bergerak di depannya.

Ia mengamati bagaimana jemari lentik itu sedikit gemetar saat membuka pintu lemari dapur, bagaimana bahunya yang biasanya tegap kini sedikit merosot.

"Wine?" tanya Vior, mengangkat botol wine. "Or you prefer something else?"

Ran mengenali merek itu── Cabernet Sauvigno, sebuah wine mewah yang biasanya disimpan untuk momen-momen spesial. Ironis rasanya melihat Vior memilihnya di saat seperti ini.

"Wine is fine," jawab Ran singkat.

Vior mengangguk, berjalan mendekat ke arah meja bar di depan Ran. Dari jarak sedekat ini, Ran bisa melihat dengan jelas jejak air mata yang masih basah di pipi mulus itu. Ada bekas kemerahan samar di salah satu pipinya, membuatnya bertanya-tanya apa yang sebenarnya telah terjadi pada perempuan ini.

Vior kembali mengambil dua gelas wine berkepala bulat. Gerakan tangannya saat meletakkan gelas di meja bar terlihat sedikit kaku, seolah ia sedang menahan diri untuk tidak menjatuhkan semuanya dan menangis.

Lagi-lagi Ran mengamati bagaimana tangan Vior gemetar saat berusaha membuka tutup botol wine.

"Here, let me," Ran mengambil alih botol itu, membukanya dengan mudah. Suara 'pop' pelan memecah keheningan. Ia menuangkan cairan merah pekat itu ke dalam dua gelas.

Vior dengan cepat meraih salah satunya, memutar bagian bulat gelas sebelum meneguk isinya dalam sekali teguk. Rasa terbakar di tenggorokannya membuatnya sedikit meringis, tapi ia tahu inilah yang ia butuhkan saat ini── sesuatu untuk menumpulkan rasa sakit di hatinya.

The Love SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang