Evanecent || 11

7 4 1
                                    

Selesai sudah inti Lazuardi itu berkumpul. Bel pulang sekolah sudah berdering sejak 5 menit yang lalu.

Reagan dan teman-temannya kembali ke kelas untuk mengambil tas nya. Di rasa sudah selesai, mereka berjalan beriringan menuju parkiran sekolah.

Enam cowok itu sudah menaiki motor nya masing-masing. Mereka menancapkan gas motor nya meninggalkan area sekolah.

Perjalanan Reagan terhenti saat melihat seorang gadis tengah berdiri di sebuah halte. Reagan memisahkan diri dari teman-temannya. Cowok itu menghampiri gadis yang terlihat sedang menunggu seseorang.

Reagan memarkirkan kendaraan nya tepat di depan halte. Ia membuka helm nya dan menghampiri gadis itu.

"Tungguin siapa?" tanya Reagan.

"Nunggu abang Farrel," jawab gadis itu. Gadis itu adalah Keivara. Keivara sedang menunggu abang nya yang akan menjemput nya.

"Sama gue aja, gue anter," tawar Reagan.

"Tapi abang Farrel lagi di jalan, dikit lagi palingan sampai."

Baru saja di omong, lelaki itu sudah datang dengan motor nya. Cowok itu turun dari motor nya dan menghampiri Reagan serta Keivara.

"Lo yang waktu itu pagi-pagi ke rumah kan?" tanya Farrel.

"Iya," ucap Reagan.

"Ngapain lo dekat-dekat adik gue?"

Keivara memberi kode kepada Reagan agar tidak memberitahu abang nya tentang apa yang terjadi sebenarnya. Reagan mengerti dengan tatapan Keivara, tetapi ia tidak peduli soal itu.

Reagan kembali menatap Farrel yang berada di depan nya, "Dia cewek gue," ucap Reagan.

Sedangkan Keivara menelan ludah nya kasar. Gadis itu menatap tajam Reagan. Mati dia. Mengapa Reagan tidak bisa di ajak kerjasama dengan nya.

"Lo punya pacar Kei?" tanya Farrel pada Keivara.

Gadis yang di ajak berbicara itu menggelengkan kepala nya, "Enggak," ucap Keivara.

"Dia beneran cewek gue, gue baru jadian 2 hari yang lalu," jelas Reagan.

"Udah bang, ayok kita pulang," ucap Keivara menyela pembicaraan dua cowok itu.

Farrel masih ingin berbicara dengan Reagan, tetapi Keivara terus saja memaksa nya untuk menaiki motor.

☆⋆。𖦹°‧★

Dua adik kakak itu kini sudah sampai di rumah nya. Keivara turun dari motor Farrel dan memasuki rumah nya, meninggalkan Farrel yang masih diam di atas motor nya.

Keivara memasuki kamar nya yang terletak di lantai satu. Cewek itu duduk di atas ranjang dengan handphone yang berada di tangan nya.

Tok Tok Tok

Keivara menghembuskan nafas nya kasar. Ia baru saja ingin memainkan ponsel nya, tetapi seseorang mengetuk pintu kamar nya, membuat ia menghentikan aktivitas nya.

Gadis dengan seragam putih abu-abu yang melekat di tubuh nya itu berjalan ke arah pintu kamar nya. Ia membuka pintu yang bercat putih itu.

Terlihat di depan kamar nya terdapat seorang cowok berdiri di depan sana.

"Kenapa sih bang?" tanya Keivara.

"Mandi, setelah itu makan malam," ucap Farrel.

Keivara menutup pintu nya tanpa memedulikan Farrel yang kesal karena ulah nya. Ia memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri sesuai perintah Abang nya.

20 menit sudah Keivara habiskan untuk membersihkan diri nya. Tak lupa ia mengeringkan rambut nya menggunakan hairdryer.

Sekarang Keivara serta keluarga nya sedang menikmati acara makan malam. Seperti biasa nya, keluarga Pradipta itu tidak mengeluarkan suara sedikitpun saat makan.

Meja makan yang berisi 5 orang itu hening sejenak. Hanya ada suara sendok serta garpu yang menggema di ruangan itu.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit, keluarga Pradipta telah selesai dengan acara makan malam nya.

Keivara berniat membantu sang Bunda untuk mencuci piring-piring kotor.

"Udah Kei biar bunda aja yang cuci semua nya, kamu ke kamar aja sana," ucap Revie.

"Enggak bun, Keivara mau bantuin bunda."

Revie tersenyum melihat anak nya yang selalu membantu diri nya. Mereka mencuci piring hingga bersih.

"Aku ke kamar ya bun," ucap Keivara.

"Iya."

Keivara melangkahkan kaki nya menuju kamar nya. Tangan gadis itu terulur untuk memegang kenop pintu.

"Keivara, ikut abang."

Keivara mengerutkan kening nya. Ia tidak mengerti apa maksud perkataan Abang nya.

"Ada yang gue tanyain ke lo," jelas Farrel saat melihat Adik nya yang kebingungan.

Farrel berjalan lebih dulu meninggalkan Keivara yang masih terdiam. Cowok itu membalikkan badan nya, melihat Adik nya yang masih terdiam di tempat.

"Kenapa diam? Ikut gue Kei," ucap Farrel.

Keivara mengikuti langkah Farrel. Ia tidak berhenti mengumpat dalam hati.

Hingga Farrel memberhentikan diri nya di balkon rumah mereka. Cowok itu terlihat santai saja. Sedangkan Keivara terlihat tegang dengan keadaan seperti ini.

"Apa hubungan lo sama cowok tadi?" tanya Farrel.

Damn. Napas Keivara berhenti sejenak saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Farrel. Keivara memikirkan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan Abang nya.

"Itu cuma teman gue," jawab Keivara.

"Jawab jujur Kei, lo pacaran sama dia?" tanya Farrel lagi.

Melihat Adik perempuan nya yang masih diam, ia kembali membuka suara, "Lo mau jawab jujur atau gue cari tahu sendiri?" lanjut nya.

"Iya gue pacaran sama dia," ucap Keivara. Ia menundukkan kepala nya. Takut sewaktu-waktu Farrel marah kepada nya.

Farrel menghembuskan nafas nya kasar, "Lo masih berani dekat sama cowok? Gue gak masalah lo dekat sama cowok, tapi lo harus ingat kejadian tahun lalu, gue harap lo jangan terlalu dekat dengan cowok," ucap Farrel.

"Jaga diri lo karena mereka ada di dekat lo," lanjut Farrel. Ia berjalan meninggalkan Keivara yang masih berdiam diri.

Keivara menatap punggung Abang nya yang mulai menghilang. Seharusnya ia tidak menerima cinta Reagan. Tetapi ia juga ingin sosok cowok itu berada di samping nya.

Ia tidak munafik, ia juga tertarik dengan cowok itu saat pertama kali bertemu.

☆⋆。𖦹°‧★

"Keivara kembali, sekarang dia berhubungan dengan Reagan," ucap seseorang yang memakai jaket kulit hitam nya.

Salah satu cowok yang tengah berkumpul di ruangan itu menatap teman nya. Ia tak habis pikir dengan teman nya itu.

"Terus lo mau apa?" tanya salah satu cowok yang berada di sana.

"Gue mau hancurin hubungan mereka, dan gua rebut Keivara dari dia," ucap nya dengan senyuman tipis yang terukir di wajah nya.

"Jangan aneh-aneh, lo udah sakiti dia dan lo mau muncul lagi di hadapan dia?"

"Iya."

"Dasar brengsek."

Cowok yang di sebut brengsek itu hanya tertawa kecil. Ia memikirkan segala cara agar gadis cantik itu kembali lagi dengan nya.

Jika takdir masih saja memisahkan diri nya, maka ia benci dengan takdir itu.

EvanecentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang