Evanecent || 13

3 1 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak tadi. Para SMA Alverdas berhamburan keluar kelas menuju gerbang sekolah.

Keivara dan Fayren berjalan di lorong sekolah. Mereka berjalan beriringan dengan candaan sampai lupa melihat jalanan di depan nya.

Bruk

Keivara hampir terhuyung ke belakang akibat tabrakan dengan seseorang yang ada di depan nya.

"Eh maaf ya gue gak lihat jalan," ucap Keivara.

Cowok yang di tabrak oleh Keivara itu mendongakkan kepala nya menatap Keivara.

"Gavin?"

"Lah lo di sini Kei? Bukan nya di SMA Sandhya?"

"Gue baru pindah ke sini."

"Keivara," panggil seseorang dari belakang.

Keivara yang di panggil nama nya oleh seseorang itu membalikkan badan nya, melihat orang yang memanggil diri nya.

Keivara dapat melihat sosok lelaki berperawakan tinggi dengan lima teman nya sedang berjalan ke arah nya. 

Reagan, cowok yang memanggil Keivara tadi melihat cowok di depan Keivara dengan teliti. Mata Reagan terhenti pada name tag cowok itu.

Gavin Martens Daviandra, nama itu yang tertera di name tag cowok tersebut. Reagan terus memperhatikan cowok itu tanpa lengah.

Keivara melihat Gavin yang merasa tidak nyaman di tatap terus-terusan oleh Reagan.

"Ngapain lo dekatin cewek gue?" tanya Reagan.

"Kenapa? Gue sama Keivara udah kenal dari SMP," ucap Gavin.

"Karena dia udah jadi milik gue, jangan coba-coba sentuh dia."

Setelah mengatakan kalimat yang keluar dari mulut Reagan, ia menarik Keivara pergi dari koridor itu.

Teman-teman Reagan serta Fayren mengikuti dua pasangan itu yang berjalan menuju parkiran, meninggalkan Gavin sendirian di koridor sekolah.

"Sial, perasaan itu muncul kembali."

☆⋆。𖦹°‧★

Reagan dan Keivara kini sudah berjalan menyusuri kota Jakarta dengan langit yang sudah mulai berubah berwarna jingga.

Reagan membelokan motor nya pada toko es krim yang berada di dekat sana. Dua pasangan itu turun dari motor. Melangkahkan kakinya memasuki toko es krim itu.

Setelah membeli es krim yang mereka inginkan, mereka memilih tempat duduk untuk dua orang.

Saat kepulangan dari sekolah, Keivara menginginkan es krim. Reagan akhirnya memutuskan untuk membeli es krim di toko terdekat.

Dua pasangan itu menikmati es krim yang mereka beli. Reagan terus menatap Keivara yang memakan es krim nya. Sesekali ia mengelap ujung bibir Keivara yang terdapat es krim.

"Kamu kenal Gavin?" tanya Reagan.

"Kenal, Gavin teman SMP aku dulu," jawab Keivara.

"Kamu jangan terlalu dekat sama cowok, aku gak suka," ucap Reagan.

"Kalau cowok nya papah aku sama abang aku, kamu masih tetap gak suka?"

"Kecuali itu."

Dua pasangan itu terus berbincang. Sesekali mereka tertawa akibat lelucon yang di buat oleh mereka. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk pulang akibat langit yang sudah mulai gelap.

Reagan menancapkan gas nya dengan kecepatan sedang menuju rumah Keivara. Mereka menyalip di antara pengendara lain. Membelah jalanan kota Jakarta yang sangat ramai.

Cowok itu mengantarkan pasangan nya sampai rumah nya dengan selamat. Keivara berpamitan pada Reagan dan memasuki rumah nya yang terlihat mewah.

Reagan terus melihat Keivara hingga helai rambut cewek itu tidak terlihat lagi. Reagan kembali mengendarai motor nya menuju rumah nya.

Keivara memasuki rumah bercat putih dengan tingkat dua itu. Ia tersentak melihat abang nya yang berada di depan pintu rumah.

"Lo bikin kaget gue," ujar Keivara.

"Di anter siapa tadi?" tanya Farrel.

"Teman."

"Bukan cowok lo?"

Keivara menghembuskan nafasnya, "Kalaupun itu cowok gue, teman gue, itu bukan urusan lo."

"Jelas urusan gue, lo adik gue, jadi gue harus tau siapa yang dekatin lo saat ini," ucap Farrel.

"Lo mau di kasarin sama cowok lagi? Kalau lo bisa jaga diri gak masalah, tapi apa pernah lo ngelawan setiap di kasarin sama orang?" lanjut Farrel.

"Gue punya bela diri, gue bisa jaga diri gue."

"Tapi lo gak pernah pakai bela diri lo untuk melawan orang yang udah kasarin diri lo."

Farrel tidak ingin berdebat lebih panjang dengan adik perempuan nya. Cowok yang merupakan anak sulung dari keluarga Pradipta itu meninggalkan adik nya sendirian.

Keivara memilih pergi ke kamar nya. Gadis itu merebahkan diri nya di atas kasur kebanggaan nya, menatap langit kamar yang berwarna pink itu.

Ia teringat dengan kata-kata abang nya tadi. Memang benar apa yang dikatakan abang nya, ia memiliki bela diri tetapi tidak pernah di pakai saat orang-orang mencelakai dirinya.

Keivara cantik dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuh nya itu mengingat kejadian masa lalu.

Flash Back On

Seorang perempuan yang merupakan anak kedua dari keluarga Pradipta itu berjalan memasuki rumah nya dengan keadaan yang acak-acakan.

Luka di dahi nya, rambut yang berantakan seperti tersetrum listrik dan wajah nya yang pucat.

Farrel begitu panik melihat keadaan adik perempuan nya. Ia segera menghampiri Keivara.

"Lo habis dari mana? Kenapa bisa kayak gini?" tanya Farrel.

Keivara langsung memeluk abang nya dengan gemetar, "Gue habis tabrak orang bang, gue takut."

Farrel terdiam mendengar ucapan adik nya. Ia membalas pelukan adik nya untuk menenangkan nya. Farrel mengusap kepala Keivara.

Farrel membawa adik nya untuk duduk di sofa yang berada di ruang tamu, "Duduk dulu, jelasin sama gue apa yang terjadi."

Keivara mulai menjelaskan apa yang sebenar nya terjadi pada diri nya. Dari mulai ia jalan bersama kekasih nya hingga menabrak seseorang.

"Kenapa lo gak melawan perlakuan dia?" tanya Farrel.

"Gue takut."

"Punya bela diri itu di pakai, Keivara."

"Gak sempat, gue udah keburu panik, mau kabur juga gak bisa."

"Yaudah yang penting lo selamat."

"Terus masalah ini gimana?"

"Nanti biar gue urus."

Flash Back Off

"Ternyata begitu peduli nya lo sama gue," batin Keivara.

Ia ingat dimana kakak laki-lakinya itu mengajari diri nya bela diri untuk melawan orang-orang yang akan mencelakai diri nya. Tetapi ia tidak pernah mempraktekkan nya saat orang mencoba mencelakai diri nya.

"Gimana kabar orang nya sekarang ya?" gumam Keivara. Mungkin nanti ia akan menanyakan pada abang nya.

Keivara terus mengingat kejadian masa lalu nya yang begitu suram. Sampai akhirnya gadis itu terlelap di atas kasur nya dengan seragam yang masih melekat di tubuh nya.

EvanecentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang