Ketika Nirei tiba membawa seseorang, Sakura sudah melumpuhkan lawannya yang ke-sepuluh kala itu. Pemuda bersurai dwiwarna itu merapikan seragam sekolahnya yang kusut di beberapa bagian. Mendecih sekilas saat dia menatap dengan sorot merendahkan pada lawan-lawannya yang sudah pingsan.
“Kalau lemah jangan asal menantang orang. Ketahui dulu lawanmu baru bertindak, bodoh.”
Dia adalah Sakura Haruka. Siswa SMA Furin yang hobi sekali bertarung. Mau siapapun lawannya, Sakura tidak pernah gentar. Padahal badannya tidak cukup besar, namun tenaganya luar biasa.
“Astaga! Kamu sudah mengalahkan mereka semua?!” Nirei Akihiko berlari menghampiri teman sekelasnya itu. Dibelakangnya, seseorang dengan penampilan cukup nyentrik mengikuti.
“Cih. Mereka ini sangatlah lemah. Penampilan saja heboh, tapi nyatanya kalah dengan siswa SMA. Seharusnya mereka taruh saja bijinya dirumah masing-masing. Semuanya jadi percuma.” Sakura meneliti satu-persatu lawannya sebelumnya. Mereka adalah orang-orang berbadan besar dengan penampilan preman. Mereka sebelumnya berusaha memalak Nirei yang tengah berjalan pulang dari sekolah. Beruntung Sakura melihatnya tepat waktu. Selain itu, dia juga sangat senang karena akhirnya bisa memukul orang lagi. Sudah cukup lama Sakura tidak melakukannya. Dia bahkan tidak sadar Nirei sempat meninggalkannya sebentar untuk mencari bantuan.
“Tapi bajumu jadi kotor dan kusut, Sakura.” Suara yang terdengar setelahnya membuat Sakura terdiam membeku untuk sesaat. Dia lantas menoleh cepat pada seseorang yang berdiri dibelakang Nirei, itu adalah Suo Hayato.
Salah satu teman sekelasnya yang juga merangkap sebagai Ketua Kelas. Pemuda itu menatapnya datar lewat iris delima miliknya yang cerah.
“Kenapa kau disini?!” Sakura bergerak mundur. Membuat jarak lebih jauh dari pemuda itu. Dari sekian banyaknya orang yang dia temui, pemuda satu ini selalu mampu membuat Sakura menjadi waspada. Padahal dia tidak memiliki penampilan seram atau apapun itu. Dia bahkan cenderung tampil nyentrik seperti memakai penutup mata di bagian kanan, serta sepasang anting dengan permata merah dan rumbai yang panjang. Pemuda itu juga kerap melempar candaan di kelas. Namun entah kenapa Sakura merasa dia hanya harus mewaspadainya. Alam bawah sadarnya seakan memperingatkan bahwa ada yang berbeda dari pemuda satu ini.
“Aku juga sedang dalam perjalanan pulang saat kulihat Nirei-kun dengan tergesa-gesa seperti sedang meminta bantuan. Saat bertemu, dia bilang kalau tadinya dia dikepung oleh sekumpulan preman dan diselamatkan olehmu. Hanya saja karena khawatir berlebih, dia sampai mencari bantuan lain agar kamu tidak sampai menanganinya sendirian.”
Suo melangkah maju. Saat Sakura menatapnya dengan pandangan menelisik, seulas senyum tipis muncul diwajahnya yang sangat tampan dan halus.
“Tapi kurasa itu tidak diperlukan sama sekali, ya. Ketika hanya dengan kedua tangan dan kakimu sendiri, sudah cukup untuk menjatuhkan mereka semua.” Lanjut Suo. Saat dia meraih tas milik Sakura yang tergeletak dan melemparnya pada pemuda itu.
Sakura cukup terkejut akan aksi tersebut, namun segera dia mampu menguasai diri hingga tasnya tidak meleset dari tangkapan kedua tangannya.
Nirei sejak tadi hanya diam menyaksikan dua orang kuat di kelasnya adu bicara. Entah kenapa, dia merasakan bahwa dua orang didekatnya ini memiliki chemistry yang bagus.
“Lain kali berusahalah untuk menghindari pertarungan fisik. Aku lelah membuat laporan pada guru untuk setiap absenmu, Sakura Haruka.”
Suo lantas berjalan pergi sambil melambai pada Nirei. Dia bahkan sempat melempar senyuman yang tidak tahu apakah itu tulus atau hanya sekedar formalitas belaka.
“Memangnya siapa yang menyuruhnya untuk selalu membuat alasan disetiap absenku, huh! Dasar menyebalkan.”
Sakura mendumel kesal selepas kepergian pemuda itu. Nirei disampingnya segera mengusap bahunya berulangkali, berusaha menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call My Name | SuoSaku [✓]
Fanfiction"Belajarlah untuk menjadi dewasa, Sakura. Perhatikan tingkahmu, perhatikan cara bicaramu. Tidak semua orang bisa menjadi toleran." Suo menatapnya dengan sayu. Ekspresinya sedatar tembok dibelakang mereka. "Ha? Apasih maksudmu一" "Atau kamu ingin aku...