║Bab; 05.║

845 76 6
                                    

“Hei, hari ini ayo kita semua pulang bareng! Sekalian mampir ke salah satu kafe langgananku.”

Muncul langsung bicara, itu adalah kebiasaan Kiryu Mitsuki. Dia mendekat pada posisi Sakura dan Nirei. Itu membuat keduanya menatap kearahnya dengan pandangan berbeda.

“Ha? Buat apasih? Aku nggak ikut.”

Sakura adalah yang pertama merespon. Dia menatap malas pada profil Kiryu yang berdiri di sampingnya.

Sebelumnya dia sedang sibuk melamunkan kejadian kemarin dimana bajingan Suo yang telah mencuri ciuman dari bibirnya secara lancang. Mereka berdua bahkan tidak terlibat dalam hubungan apapun hingga memberi pemuda itu hak untuk menyentuhnya. Karena setahu Sakura, hanya pasangan yang melakukan hal-hal seperti itu! Dan juga, itu bahkan adalah yang pertama kalinya baginya! Sialan sekali, diingat berapa kalipun, Sakura merasa malu dan marah dalam waktu bersamaan. Bajingan satu itu benar-benar senang menguji emosinya! Sakura benar-benar geram hingga ingin menjatuhkan satu pukulan ke wajah yang sedari kemarin terus-menerus tersenyum saat beradu pandang dengannya.

“Hee, sayangnya tidak ada penolakan. Iya, 'kan, Nirei-kun?” Kiryu melirik pada pemuda yang duduk didepan Sakura.

“Eh?”

Ditatap oleh Kiryu, Nirei yang sejak awal sudah gugup malah bertambah menjadi begitu.

Nirei jadi merasa serba salah saat ini. Kalau dia bilang tidak, Kiryu pasti akan marah padanya. Namun jikalau dia menjawab iya, gantian Sakura yang akan marah padanya. Posisinya benar-benar sulit.

“He, tampaknya pembicaraan kalian seru sekali. Boleh aku tahu apa itu?”

Sampai sebuah suara muncul, mengejutkan ketiganya. Serempak, mereka memandang ke asal suara.

Itu adalah Suo Hayato.

“Wah, kebetulan yang bagus. Suo-chan, mau ikut bersama kami nanti?”

“Hm? Kemana?” Suo tersenyum. Matanya sekilas melirik pada Sakura yang menatapnya tajam dengan aura permusuhan yang kuat. Itu membuatnya merasa geli akan itu. Pemuda itu sangat lucu dan selalu mampu membuatnya merasa senang untuk selalu mengganggunya. Bagi Suo, wajah merah dan sepasang mata yang melotot itu adalah kesukaannya.

“Pergi ke kafe langgananku. Sekali-sekali kumpul dan berbincang itu bukanlah hal buruk, 'kan? Omong-omong ... kamu mau ikut tidak, Tsuge-kun?”

Kiryu bicara sambil menoleh kebelakang. Pada Tsugeura yang sedang push-up di lantai. Itu membuat pemuda berambut sewarna jeruk itu menghentikan kegiatannya sejenak. Untuk menatap kearah mereka.

Pass. Aku ada urusan nanti.”

“Oke kalau begitu.” Kiryu tersenyum. “Jadi sudah diputuskan kita pergi berempat kesana, ya.”

“Hei! Aku tidak bilang mau ikut!” Sakura akhirnya angkat suara untuk menolak. Bisa-bisanya pinky satu ini memaksanya pergi begitu saja. Memangnya dia ini ibunya apa.

“Ha? Bilang apa kamu ini? Sejak awal sudah kukatakan, bukan? Tidak ada penolakan.” Kiryu meliriknya dengan sepasang mata menyipit tajam.

Sakura mengeratkan rahangnya. “Aku bilang aku tidak ikut. Kau ini mau kupuku一”

“Tentunya Sakura akan pergi dengan kita. Iya, 'kan, Sa-ku-ra?” Suo menyela. Ada senyum asimetris di bibirnya saat dia menatap lurus kearah Sakura. Dalam sekejap, suasana disekitar mereka berubah agak mencekam.

Sakura sendiri tampak geram, namun entah kenapa dia tidak lagi memiliki suara untuk menolak perkataan pemuda sialan itu.

一o0o一

Alhasil, mereka bertiga berhasil menyeretnya sampai disini.

Sakura dengan ekspresi sedatar tembok, berdiri. Didepan sebuah bangunan minimalis yang mereka sebut kafe.

“Eh? Ini, 'kan kafe milik gadis yang sebelumnya?! Gadis yang waktu itu Sakura-san! Gadis yang kamu selamatkan dari para berandalan itu! Tak kusangka ini adalah tempat yang menjadi langganannya Kiryu-kun!”

Sampai suara heboh Nirei mengejutkan mereka semua yang ada disana. Mereka segera menatap kearah Nirei dengan pandangan yang sama.

Kiryu adalah yang pertama kali merespon Nirei kala itu.

“Hee, jadi begitu, ya. Benar-benar sebuah kebetulan yang bagus. Dan juga ... Tak kusangka Sakura-kun sebaik itu, hehe.” Kiryu bersiul saat dia melirik Sakura. Dibalas dengan decihan, itu membuat tawanya keluar. Sementara Nirei disisinya ikut melakukan hal serupa.

Hanya Suo. Hanya pemuda itu yang tampak kurang senang. Tidak tahu apa yang membuatnya merasa begitu. Atau dia baru saja merasa cemburu? Suo melirik kearah lain saat ekspresinya menjadi buruk.

“Pada akhirnya kamu benar-benar harus datang kesini, ya Sakura-san? Haha.” Nirei tertawa. Mau menolak bagaimanapun, takdir benar-benar membawa pemuda itu kesini pada akhirnya.

“Hm,” Hanya itu respon dari pihak Sakura. Sekilas, dia bersikap seperti orang yang acuh tak acuh atau semacamnya. Namun Nirei dan yang lainnya tahu jelas bahwa pemuda itu hanya tsundere dan tsundere. Terlihat jelas dari raut wajahnya.

“Nah, ayo masuk.”

Kala itu, tidak ada yang memperhatikan, bagaimana raut wajah Suo yang terlihat semakin buruk.

一o0o一

“Kotoha-chan~ Aku datang lagi~”

“Oh, selamat datang Kiryu一”

Gadis bernama Kotoha itu menghentikan kalimatnya saat dia melihat seseorang yang berdiri di belakang Kiryu dan pemuda bernama Nirei yang baru-baru ini dia kenal sekaligus menjadi salah satu orang yang menyelamatkannya dulu. Kotoha langsung merekahkan senyum yang membuat wajahnya yang cantik semakin cantik.

“Itu kamu! Sakura-san itu!” Kotoha berlari menghampiri. Ekspresinya tampak luar biasa senang.

Sakura disisi lain memerah saat gadis itu sampai dan berdiri sangat dekat dengannya. Menatapnya dengan intens.

“H-hoi! Jangan terlalu dekat denganku一”

“Terimakasih banyak untuk yang waktu itu! Aku sangat menantikan untuk membawamu kesini, bahkan sampai meminta Nirei-san untuk membawamu ikut serta. Namun dia bilang kamu menolak untuk datang kesini! Dan saat aku meminta bantuan kak Tsubaki, dia malah bilang hal serupa! Oh, ya! Namaku Kotoha! Tachibana Kotoha! Salam kenal Sakura-san!” Kotoha berceloteh panjang lebar. Dia merasa senang karena akhirnya dapat bertemu kembali dengan penyelamatnya. Kalau tidak ada pemuda itu, Kotoha tidak tahu akan bagaimana nasibnya hari itu. Apalagi saat itu dia lupa membawa ponselnya. Yang mana artinya tidak mampu menghubungi siapapun untuk dimintai bantuan.

“Ehm, tidak perlu berterimakasih! Aku hanya tidak suka melihat seseorang menindas yang lebih lemah!” Sakura memalingkan wajahnya yang memerah pekat. Dia memang tidak pernah mampu untuk terbiasa menerima sikap baik dari orang lain. 

Kotoha disisi lain, terkikik geli. “Benar kata kak Tsubaki, kalau kamu ini tipe tsundere! Ayo duduk. Akan aku traktir! Kalian juga!” Dia lalu melirik pada ketiga pemuda yang sejak tadi hanya diam menyimak perbincangannya dan Sakura. Dan kala itu, pandangan mata Kotoha berhenti pada pemuda yang berdiri disebelah Sakura. Perasaan Kotoha saja atau pemuda berpenampilan agak nyentrik itu terlihat kurang menyukainya?

Kotoha mengerjapkan kedua matanya melihat itu. Sampai kemudian dia lihat pemuda asing itu mulai tersenyum. Memberinya satu anggukan. Dalam sekejap Kotoha menepis segala pemikiran dibenaknya. Dia balas mengangguk pada pemuda itu. Meski dengan sedikit canggung. Ingat bahwa mereka masih berdiri di dekat pintu masuk, Kotoha segera menuntun keempat pelanggannya itu untuk duduk. Dan tepat saat Kotoha hendak kembali ke tempatnya untuk membuat pesanan, seseorang datang dengan sangat bar-bar. Membuka kasar pintu masuk sambil meneriakkan namanya.

“KOTOHAAA! BETAPA AKU MERINDUKANMU~” |tbc.|

note: udah bisa nebak dong, siapa yang dateng itu? ^⁠ ⁠〰⁠ ⁠^

btw, happy reading for y'all! dan jangan lupa pencet bintangnya, juga, komen yang banyak disini ↓

see you!

Call My Name | SuoSaku [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang