║Bab; 02.║

1.1K 119 7
                                    

“Dan akan ku pastikan kamu akan memanggil namaku dengan baik setelahnya, Sa-ku-ra.”

Ketika pemuda itu mengatakan itu, Sakura tidak memiliki pikiran apapun didalam otaknya. Saat bagaimana dia semakin mendekatkan wajahnya dengan miliknya pun, Sakura hanya mampu terdiam membeku.

Delima yang bersinar itu telah mencuri fokusnya. Dan saat sesuatu terasa menyentuh bibirnya, suara teriakan yang familiar menggema hingga menembus ke otak. Membuatnya kaget.

“SAKURA-SAN!”

Sakura mundur kebelakang dengan wajah syok.

Sementara Suo sendiri mendecih sekilas saat jemarinya yang panjang terasa kosong. Dia baru saja menikmati menyentuh bibir yang ternyata terasa lembut di tangan itu, ketika seorang pengganggu datang dan mengacaukan segala rencana yang tersusun di otaknya.

Suo menoleh. Menatap langsung pada wajah Nirei Akihiko yang tampak berdiri canggung tidak jauh dari tempatnya.

“E-eto, maafkan aku karena mengganggu kalian berdua.” Nirei tidak tahu lagi harus bilang apa. Dia tidak pernah menduga akan menemukan sosok Suo Hayato disini.

Tugasnya untuk mengamankan wani一gadis yang tadi sudah selesai. Dan saat Nirei kembali untuk melihat keadaan, mulutnya yang lemes ternyata dengan kurang ajar lebih dulu berucap. Memanggil nama Sakura bahkan dari jauh tanpa melihat dengan benar apa yang sedang terjadi. Alhasil, pandangan membunuh yang tersembunyi tampak sedikit mencuat keluar dari mata sewarna delima milik Suo. Bahkan sekalipun pemuda itu berusaha menyembunyikannya, kenyataannya, Nirei tahu jelas bahwa dia kesal karena diganggu.

Nirei memilih membuang pandangan kearah Sakura yang tampak mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. Pemuda itu tampak seperti mencoba mengembalikan kesadarannya hingga kembali penuh. Sampai kemudian dia menoleh padanya, menatap Nirei dengan mata yang melebar tajam.

“Bisa tidak, tidah usah berteriak?”

“Eh?”

“Ah, lelahnya aku. Para bajingan ini hebat juga sampai membuatku seperti ini.”

Suo dan Nirei menatapnya dengan sorot berbeda. Satu menyelidik, satu lagi terkejut.

Sakura mengorek kupingnya dengan kelingking saat dia berpaling menatap kearah lain. Berusaha semaksimal mungkin terlihat biasa saja. Padahal jauh didalam hati, dia merasa berdebar akan apa yang baru saja terjadi. Sensasi dari jari Suo yang menyentuh bibirnya tadi bahkan masih terasa jelas. Belum lagi masalah Nirei yang memergoki mereka diwaktu yang sama. Pemuda itu pasti salah paham dan mengira mereka tengah mencoba berbuat asusila.

Sakura malu sampai rasanya ingin mati.

Namun, kalau dipikir lagi, kalau saja Nirei tidak datang pada waktu tadi, apa yang akan terjadi antara dirinya dan Suo setelah itu?

Sakura seketika mendengus. Mengutuk dirinya dalam hati saat pemikiran itu muncul. Bisa-bisanya itu terpikir olehnya. Mana semangatnya yang sebelumnya itu, yang katanya akan memukul Suo Hayato kalau dia bersikap kurang ajar lagi padanya?!

Pemuda itu bahkan sudah meletakkan jarinya pada miliknya, tapi kenapa Sakura tidak mampu untuk melawannya?! Jangan bilang kalau Sakura ini melemah kalau dihadapkan dengan pemuda satu itu?!

Yang benar saja! Memangnya dia ini gay?!

“Nirei, bagaimana wanita tadi?”

Merasa kepalanya berdenyut menyebalkan karena terlalu banyak berpikir ini-itu, mengalihkan topik adalah pilihan yang Sakura ambil. Pemuda itu menatap Nirei yang segera melangkah lebih dekat kearahnya. Sakura bahkan tidak repot-repot melirik Suo Hayato yang berdiri didepannya. Yang hanya berjarak satu langkah darinya.

“Aku sudah mengantarkannya pulang dengan baik. Wani一tidak. Maksudku, gadis itu dia sudah aman sekarang. Dia ternyata tinggal tidak jauh dari sini. Dan bahkan memiliki kafe juga! Dan dia juga menitipkan pesan agar aku segera membawamu kesana. Dia bilang dia ingin membalas budi dengan mentraktir kita makan.” Nirei berucap panjang lebar. Namun itu belum selesai. “Dan kamu tahu apa yang lebih mengejutkan Sakura-san? Gadis itu seumuran dengan kita! Dan dia juga bahkan memiliki kakak yang berada disekolah yang sama dengan kita!” Dia melanjutkan dengan kedua mata yang dipenuhi binar.

Sayangnya Sakura tidak berminat sedikitpun. Namun mendengar bahwa orang yang dia tolong tadi sudah berada ditempat seharusnya, dia sedikit lega. Urusannya sudah selesai.

“Aku tidak minat datang kesana. Kalau kau mau, kau saja yang pergi, Nirei.”

“He? Kok begitu sih? Sakura-san ini tidak asik sama sekali! Iya, 'kan Suo-san?”

Beda halnya dengan Suo yang terdiam sejak tadi. Saat bagaimana dia mendengar Sakura Haruka menyebut Nirei dengan namanya langsung. Pemuda itu bahkan tidak pernah menyebutkan namanya sejak pertemuan mereka beberapa bulan lalu sebagai sesama teman sekelas. Bahkan, ketika Suo terus memintanya melakukan itu, pemuda itu tidak pernah mau menurutinya. Dan itu membuatnya sedikit kecewa. Ekspresi wajahnya bahkan sedikit layu.

“Eh, Suo-san? Kamu baik-baik saja?” Dengan membuang rasa takutnya pada pemuda itu, Nirei berusaha membangun pembicaraan. Apalagi saat melihat ekspresi pemuda itu yang tampak lesu. Tidak menyeramkan seperti tadi.

Suo hanya menggeleng pelan. Dia lalu menatap pada Sakura yang memandangnya dengan datar.

“Nirei-kun ...” Dia tiba-tiba memanggil.

“Eh? Apa?” Nirei menyahut cepat, sedikit terkejut.

Suo menoleh, tersenyum hingga kelopak matanya menyipit. “Lain kali, bisa untuk membiarkan kami berdua saja? Tadi itu nyaris sekali loh.”

“Oi, kau!” Mendengar Suo bicara begitu, Sakura berteriak padanya.

“Apa? Aku benar, 'kan? Tadi itu nyaris sekali.” Suo kembali pada mode kalemnya. Sikapnya ini memang sungguh tak tertebak.

“Tapi tidak usah diperjelas begitu!”

Sakura pada akhirnya menunjukkan wajahnya yang memerah, namun kali ini bercampur antara malu dan marah.

Sedangkan Nirei merasakan bibirnya menganga lebar hingga dia pikir dagunya akan menyentuh tanah.

一o0o一

Berhari-hari setelahnya, segalanya perlahan kembali seperti biasa. Aktivitas yang biasa, dengan suasana yang biasa. Hanya saja, kalau diperhatikan dengan baik, Sakura sekarang lebih sering tampak menghindari Suo. Pemuda itu berpikir setidaknya hanya didalam kelas mereka bertemu, diluar dari itu tidak lagi. Dia bisa gila lama-lama kalau terlibat secara terus-menerus dengan pemuda itu.

Seperti saat ini, dimana Sakura yang sampai rela bersembunyi di atap sekolah demi menghindari Suo yang tadi dia lihat sedang makan di kantin bersama teman-teman sekelasnya yang lain.

Untuk beberapa hari kedepan dia harus terus menjauh, sampai segala perasaan didalam dada perlahan kembali seperti biasanya.

“Hah, bajingan satu itu benar-benar membuatku repot.” Sakura bermonolog. Menggigit sandwich miliknya dengan serampangan sambil memandang pemandangan sekolahnya. Lewat atap yang terbuka ini, segalanya terlihat dengan sangat jelas dibawah sana.

Pemuda itu mengunyah dengan cepat, namun dia menghentikan kegiatannya saat dia mendengar langkah kaki berhenti tepat dibelakangnya. Disusul dengan satu tepukan dibahu, Sakura menoleh. Menemukan profil seseorang yang asing dimatanya.

“Kamu orangnya, ya? Sakura-kun itu?” |tbc.|

note: double up🙌 seneng gk kalian semua? (⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)

Call My Name | SuoSaku [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang