║Bab; 03.║

865 87 4
                                    

“Kamu orangnya, ya? Sakura-kun itu?”

Sakura menaikkan sebelah alisnya, heran. Siapa pula orang ini? Mana penampilannya cukup aneh. Bahkan membuatnya sedikit melongo.

“Aku bertanya padamu, lho~” Suara berat milik orang itu terdengar kembali.

Sakura mengerjap.

“Ah, oh. Eh, maksudku, ya! Kau sendiri siapa?!” Tanpa sadar, nada bicaranya naik. Sakura ingin memberi penjelasan agar tidak terjadi kesalahpahaman, namun dia malas dan berpikir tidak ada gunanya begitu. Jadi tidak usah.

Orang didepannya tertawa sekilas. Bibirnya yang bergincu merah terbuka memperlihatkan deretan gigi yang rapi dan bersih.

“Aku Tsubakino. Tsubakino Tasuku. Kamu boleh memanggilku sesukamu. Omong-omong, aku kelas 3 hehe.”

Kakak kelas ternyata. Pantas Sakura tidak kenal.

“Jadi ... kenapa kau datang menemuiku? Selain itu, kau bahkan sampai tahu namaku pula.”

Wah, dia ini memang tanpa basa-basi sekali orangnya. Tsubakino berpikir.

“Aku hanya ingin menyapa seseorang yang telah menolong calon adik iparku dari para bajingan tidak bermoral. Sebelumnya aku penasaran sekali tentang rupa dari penyelamat itu. Dan setelah aku lihat dirimu sepenuhnya, aku tahu kamu memang orang yang baik, Sakura-kun.”

Tsubakino tersenyum. Dia sedikit mengibas rambut hitam panjangnya yang memiliki gradasi merah dipertengahan hingga ke ujung bawah. Itu terlihat indah. Orang didepan Sakura ini tidak diragukan lagi adalah seorang laki-laki. Postur tubuhnya yang tinggi dan cukup kekar juga suaranya yang berat tidak diragukan lagi juga telah menunjukkan fakta, hanya saja penampilannya berbanding terbalik dari itu semua. Bahkan, dia juga mengenakan high heels.

Muncul pertanyaan di benak Sakura kala itu, kenapa laki-laki ini dibiarkan berpakaian begitu dilingkungan sekolah?

Dan juga, dia bilang apa sebelumnya? Menolong? Adik ipar?

Siapa pula itu!

Maklum Sakura ini aslinya pelupa. Apalagi jika hal itu sudah lewat beberapa hari dari kejadian.

Eh, tapi kok soal Suo, dia nggak lupa? ^⁠ω⁠^ /ditendang Sakura/

“Adik ipar? Kau ini sedang membicarakan siapa?”

“Eh?”

Tsubakino menganga. Bilang apa orang ini barusan?

“Ituloh ... Gadis imut yang kamu selamatkan beberapa hari yang lalu. Gadis yang diganggu para berandalan sebelumnya. Dia itu adiknya calon pacarku. Jadi aku sebagai kerabat datang mencarimu untuk berterima kasih. Oh! Kotoha-chan juga meminta agar aku mengajakmu ke kafe-nya. Dia bilang bakal ngasih traktiran sepuasnya.”

Sakura mulai ingat sekarang. Kala adegan demi adegan yang terjadi di hari itu berputar dikepalanya. Pemuda itu ber-oh-ria. Dia kemudian mengorek kupingnya, menyembunyikan rasa malu yang hinggap kala itu juga.

“Ehm, tidak perlu repot-repot! Lagian aku saat itu tidak bermaksud menolong, para bajingan itu saja yang menghalangi jalanku!”

Oh, tipe tsundere. Lucunya wajahnya yang polos itu, mirip calon pacarku, hehe.

Tsubakino tersenyum gemas. Dengan cepat dia mengacak-acak surai dwiwarna milik pemuda itu. Membuat Sakura berteriak nyaring.

“APA-APAAN SIH?!”

“Haha! Habisnya kamu lucu!”

Sakura menyentuh rambutnya yang berantakan. Dia dengan setengah malu menatap pada orang yang bernama Tsubakino itu. Mau kakak kelas atau apa, orang ini sangat tidak sopan untuk ukuran orang yang baru pertama kali bertemu.

Ah, sialan.

Sakura inginnya menghajar, namun rasa hangat di dada menyurutkan niatnya tersebut.

Karena Sakura tidak akan pernah terbiasa dengan sikap hangat yang orang-orang tujukan padanya. Terbiasa ditolak karena memiliki penampilan yang mencolok, Sakura tidak pernah tahu bahwa diterima akan sehangat ini.

Perasaan ini, tidak diragukan lagi adalah yang sama yang dia rasakan saat pertama kali bersua dengan Nirei dan sial, meski enggan mengakui, itu adalah Suo Hayato.

一o0o一

Suo Hayato siang itu duduk diam sambil menopang dagu dengan tangan kanan. Dia menatap kosong kedepan dengan delima yang sedikit redup. Suasana kelas yang ramai akibat jam istirahat, tidak membuatnya terganggu. Malahan, pemuda itu terlihat seperti tengah berada di dunianya sendiri.

Jauh dibelakang sana, Nirei Akihiko memperhatikan dalam diam. Setelah pertemuan terakhir yang canggung itu, Nirei belum pernah lagi melihat Sakura maupun Suo bertemu dengan cara yang baik. Sakura adalah pihak yang menghindar sejauh yang Nirei perhatikan. Itu adalah pemandangan yang cukup unik dan lucu. Terlebih, dampaknya ternyata cukup besar untuk pemuda penyandang nama Suo Hayato itu. Biasanya dia akan banyak berbicara di kelas. Terkadang memberi komentar, terkadang ikut dalam membuat lelucon. Namun belakangan, dia lebih banyak diam. Bahkan, tak seorangpun berani menatap matanya berlama-lama. Hanya saja, tak seorangpun sadar kecuali Nirei, bahwa penyebabnya tak lain adalah Sakura Haruka. Murid Berandal Tsundere yang susah diatur.

“Lihatin Suo-chan mulu. Kamu suka dia ya?”

Oh, ada satu orang yang cukup peka akan sekitar.

Nirei menoleh, hanya untuk menemukan profil Kiryu Mitsuki yang berdiri setengah membungkuk disisinya, dengan seulas senyum yang muncul diwajahnya.

Wajah Nirei berangsur pucat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh pemuda itu.

“Bilang apa kamu barusan? Kamu jangan mengada-ada, Kiryu-kun. Bicaramu ini seram sekali tahu.”

“Bercanda kok. Lagian masih lebih tampan aku daripada Suo-chan, 'kan?”

“Eh?” Merah adalah apa yang mewarnai permukaan wajah Nirei Akihiko kala itu. |tbc.|

note : wokwokwokwowkwowkwok, siapa yang sebelumnya nebak yang datang itu ume? maaf ya sayangku, yang datang duluan itu calon istrinya :))

btw, kenapa juga saya mikir kalau kapal mitsunirei itu tjakep?

ada yang sepemikiran?!

Call My Name | SuoSaku [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang