Beberapa hari kemudian, Sakura baru saja keluar dari toilet sekolah, saat dia didorong masuk oleh seseorang dan dihempaskan pada tembok didalam bilik sempit itu.
“Ack, sial! Apa-apaan sih一”
“Hah, lama-lama aku bisa gila.”
Sakura terdiam seketika. Saat dia menemukan profil Suo tepat didepannya. Bahkan tubuh pemuda itu setengah menghimpitnya diantara badannya dan tembok.
Sial, apa-apaan situasi ini?!
“O-oy, bisa lepaskan aku dulu? Kalau mau bicara, bicara saja dengan cara normal. Tidak perlu sampai memojokkan orang segala.” Sakura bicara sambil menatap kearah samping, kelihatan enggan sekali memandang Suo.
Sementara pemuda bernama Hayato itu tampak terganggu oleh tindakan itu, terlihat cukup jelas dari raut wajahnya, namun hanya sesaat sampai kemudian itu kembali tenang seperti biasa. Dengan setengah enggan, dia menjauh, memberikan Sakura jarak yang sesuai.
“Kenapa kamu menghindariku?” Begitu suasana sudah dirasa membaik, Suo tanpa basa-basi melontar pertanyaan.
“Hah? Apasih maksudmu?” Sakura sendiri berusaha menyangkal. Tidak ingin terlihat bahwa dia dengan sangat sadar menghindari pemuda itu. Namun nampaknya mata Suo yang bagus tidak bisa untuk ditipu.
“Kenapa kita tidak hentikan saja kekonyolan ini, Sakura?”
Suo menatapnya, tajam. Mata sewarna buah delima yang dia miliki tampak sedikit lebih pekat. Menghunus langsung pada iris dwiwarna milik Sakura.
“H-hah? Aku tidak一”
“Berhentilah untuk menghindariku. Itu konyol dan menyebalkan. Juga, jangan coba-coba untuk menguji kesabaranku lagi. Sudah kukatakan sebelumnya, bukan? Untuk belajar menjadi dewasa.”
Hah? Apa katanya tadi?
Ekspresi Sakura dengan cepat menjadi kesal. “Bicara apa kau ini, Sialan?! Kenapa tidak kau saja yang berhenti untuk mencampuri urusanku, lalu hanya membiarkanku sendirian, tanpa gangguan dan ceramah darimu!?”
Sakura berteriak. Peduli setan ada yang mendengar. Emosinya terasa meledak sampai ke kepala. Yang dia inginkan hanyalah memaki orang didepannya ini yang telah membuat emosinya campur aduk selama belakangan ini. Belum pernah ada orang yang mampu membuat Sakura sebegini kacaunya sebelumnya. Juga, yang dengan terang-terangan menceramahinya tentang bagaimana dia harus berlaku.
Bruk!
“Sialan! Itu sakit一!”
Sakura mengerang saat bagaimana Suo menekan tubuhnya dengan kasar kebelakang, sampai rasanya punggungnya menjadi ngilu. Pemuda sialan satu ini benar-benar serius rupanya!
“Kamu dan mulutmu itu benar-benar kurang ajar, Sakura Haruka.”
Rahang Suo mengeras saat wajahnya mulai sedikit lebih dekat. Matanya adalah apa yang Sakura mati-matian hindari. Karena itu membuatnya merinding sampai ke tulang. Sial, apa dia baru saja terintimidasi?! Oleh bajingan nyentrik ini?!
“Bukan urusanmu, sialan!”
“Benar. Sekarang itu bukan urusanku. Tapi tidak untuk selanjutnya.”
Kala itu, kejadiannya begitu cepat sampai Sakura tidak mampu menghindar ataupun melakukan tindakan perlawanan. Saat bagaimana Suo bergerak maju, mencium bibirnya. Membungkamnya dengan cepat dan tepat.
Kepalanya terasa kosong, Sakura terdiam membiarkan bibirnya dikuasai selama beberapa saat.
Dia hanya terlalu syok untuk itu.
Sampai sentuhan kasar di bibirnya berhenti, saat itulah kesadarannya kembali penuh.
“Ap一apa-apaan kau ini?! Kau, kau, kau baru saja menci一menciu一! Akh, sial! Suo bajingan!”
“Ah, akhirnya kamu menyebut namaku. Meskipun itu terdengar cukup kasar dan tidak sopan sih.”
Suo mengusap bibirnya yang sedikit basah. Kala itu, senyuman asimetris muncul, menghiasi wajah yang tampak puas.
“Sebenarnya apa-apaan kau ini一!”
“Jangan protes. Ini adalah bagaimana seorang suami yang dewasa membungkam istrinya yang merajuk untuk berhenti bertingkah.”
Sakura membelalakkan kedua matanya. Bingung, marah, itu bercampur menjadi satu. Bajingan ini bicara apa sebenarnya? Suami? Istri? Lelucon macam apa yang baru saja dia bicarakan?!
“Jadi, berhentilah untuk menghindariku, oke?” Suo tersenyum sampai kelopak matanya menyipit. “Karena jika kamu melakukan itu lagi kedepannya, itu tidak hanya akan berakhir menjadi sebuah ciuman. Juga, akan kupastikan caramu menyebut namaku akan berbeda.” Dia lalu melanjutkan dengan ekspresi yang tidak dapat ditebak.
Kala itu, Sakura hanya mampu terdiam membisu, bahkan ketika Suo Hayato bergerak mundur dan keluar dari bilik itu. Meninggalkannya seorang diri dengan banyaknya pemikiran yang berkecamuk di kepala.
一o0o一
“Hei, perasaanku saja atau aura disekitar Suo-chan memang tampak berbunga-bunga?”
Kiryu Mitsuki menepuk bahu Nirei Akihiko saat dia bicara. Membuat lawan bicaranya yang sebelumnya fokus menulis sesuatu dalam buku catatan segera mengangkat wajah. Menatap kearah yang disebutkan.
“Ah, sepertinya kamu benar.”
“Dilihat dari sudut manapun aku memang benar. Omong-omong ... Dia itu habis menang lotre atau apa?”
Nirei mengerjap berulangkali. Bahkan sampai mengucek kedua mata untuk memastikan kembali. Namun ekspresi wajah yang melembut itu, serta aura yang tidak lagi terasa mengancam nyata adanya.
Seriusan, apa yang terjadi sebelumnya? Nirei ingat jelas pemuda penyandang marga Suo itu masih dalam keadaan badmood saat dia meninggalkan kelas yang ramai akibat jam kosong kala itu. Dia bahkan tampak sedikit terburu-buru mengejar ...oh.
Nirei terbatuk pelan. Segera wajahnya terlihat sedikit memerah sampai membuat Kiryu kebingungan.
“Ada apa denganmu? Apa demam tiba-tiba datang menghampiri? Apa kamu sakit?” Mendengar pertanyaan beruntun yang sedikit konyol itu membuat Nirei tertawa gugup. Segera dia menggeleng, tidak mau membuat pemuda yang berdiri disisinya berspekulasi lebih jauh.
“Aku baik-baik saja, kok. Tidak perlu cemas.”
Kiryu menatapnya intens.
“Bagaimana tidak cemas, habisnya kamu ini orang yang berharga untukku.”
Pernyataan dadakan dengan raut wajah tanpa dosa. Kiryu berhasil membuat Nirei merasa terseret diantara ambang kesadaran.
“Eh?”
Sementara itu, Tsugeura Taiga yang tidak sengaja mendengar percakapan mereka dibelakang sana,
°...° |tbc.|
note: wkwkwkwkwkk cengok kan lu bang tsuge ͡ᵔ ﹏ ͡ᵔ
btw, akhirnya bisa up juga. cukup hectic di rl padahal saya cuma jones pengangguran yang masih kejebak diantara tumpukan khayalan untuk menjadi seorang millionaire dalam waktu singkat. gaje ya? gapapa, emang begini adonannya.
btw, gimana menurut kalian untuk chap ini? komen yang banyak ya. kalau semisal ada typo nyelip jangan heran, ini saya ngetiknya setengah ngantuk awikawok.
oke, sekian.
see ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Call My Name | SuoSaku [✓]
Fanfiction"Belajarlah untuk menjadi dewasa, Sakura. Perhatikan tingkahmu, perhatikan cara bicaramu. Tidak semua orang bisa menjadi toleran." Suo menatapnya dengan sayu. Ekspresinya sedatar tembok dibelakang mereka. "Ha? Apasih maksudmu一" "Atau kamu ingin aku...