║Bab; 08.║

740 76 5
                                    

Di suatu waktu, absennya Sakura Haruka dari sekolah mengejutkan Suo secara buruk. Hatinya terasa tenggelam saat dia menatap pada bangku milik pemuda itu yang kosong. Memang bukan pertama kalinya Sakura absen dari kelas. Namun Suo tidak pernah mampu untuk terbiasa akan ketidakhadiran pemuda itu.

Pemuda itu lantas menghampiri posisi Nirei Akihiko yang tengah berbincang dengan Kiryu Mitsuki di bangkunya di belakang sana.

“Nirei-kun.”

Panggilan itu menghentikan obrolan kedua pemuda yang tengah berbincang tersebut. Keduanya sontak menoleh untuk menemukan presensi Suo Hayato yang berdiri dengan ekspresi kaku di wajahnya.

“Ada apa, Suo-san?” Nirei bertanya, hati-hati. Pasalnya, ekspresi wajah pemuda itu adalah sesuatu yang menakutkan baginya.

“Ada yang kamu butuhkan dari Nirei-kun?” Kiryu yang duduk setengah bersandar pada meja Sakura bersuara.

Suo tidak repot-repot menatap Kiryu kala itu. Saat dia kemudian hanya memusatkan pandangannya pada Nirei seorang.

“Apa alasan absennya Sakura kali ini?” Dia tanpa basa-basi melontar tanya. Kepalanya terasa sakit dan sakit saat ini. Dan segalanya berpusat pada Sakura Haruka.

“Itu ... Sakura-san hanya bilang bahwa dirinya sedang tidak enak badan.” Nirei menjawab setengah tertunduk. Kemarin malam Sakura tiba-tiba menghubunginya, bicara padanya bahwa dia tidak akan pergi ke sekolah di hari ini. Pemuda itu hanya menjawab bahwa dirinya sedikit tidak enak badan saat Nirei bertanya alasan dibalik absennya tersebut. “Dan saat kubilang akan menjenguknya di pagi harinya sebelum berangkat ke sekolah, dia bilang itu tidak perlu dilakukan.” Lanjutnya. Saat Nirei mendongak sedikit, mengamati raut wajah Suo yang perlahan menggelap.

“Begitu.” Suo menghela nafas. Seolah sesuatu memaksa untuk meledak dari bagian terdalam di hatinya, helaan nafasnya terdengar sangat berat di telinga. “Kamu tahu alamat rumahnya, bukan? Berikan itu padaku. Aku akan menghampirinya sepulang sekolah nanti.”

“Kalau begitu aku akan iku一”

“Tidak perlu.” Suo menatapnya, tidak ada senyum sedikitpun di wajah pemuda itu. “Aku akan pergi sendiri, Nirei-kun. Alamat rumahnya bisa kirim lewat pesan saja. Terimakasih.” Dan dia berbalik untuk pergi ke bangkunya. Meninggalkan Nirei dengan banyaknya pikiran yang berkecamuk di kepala. Juga, Kiryu yang sejak tadi hanya diam sebagai pengamat. Saat ini, pemuda itu seolah telah menyadari situasi yang sedang terjadi antara Sakura dan Suo.

“Mereka berdua itu, hubungannya sangat rumit, ya.” Kiryu tiba-tiba berceletuk. Dia melirik pada Nirei yang terdiam membisu. Sepasang emerald itu tampak berkilau, memandang tepat pada wajah berbintik milik Nirei. Saat Nirei menemukan sepasang mata Kiryu yang memandangnya, keduanya saling menatap dengan perasaan masing-masing yang bercokol di dalam hati.

“Eh? Bicara apa kamu tadi, Kiryu-kun?” Nirei yang seolah kembali mendapatkan kesadarannya secara penuh berkata. Meskipun sedikit telat.

Kiryu sendiri melembutkan ekspresi diwajahnya kala itu. “Aku bilang kalau hubungannya Sakura-kun dan Suo-chan itu rumit.” Dia lalu berpindah untuk duduk di bangku milik Sakura. Lelah juga menggunakan posisi macam tadi. “Harusnya mereka itu main cepat. Pendekatan, kencan, terus jadian. Biar nggak perlu susah-susah macam begini. Nggak capek apa memendam perasaan masing-masing. Kalau aku sih, pasti sudah confess duluan.”

“Memangnya kamu punya seseorang yang kamu sukai, Kiryu-kun?” Nirei bertanya. Sedikit harap-harap cemas akan jawaban yang akan dia dengar. Perasaannya pun sedikit tak karuan rasanya saat dia mendengar perkataan pemuda itu.

“Eh?” Kiryu bertopang dagu. Bibirnya tersenyum dengan lebar saat dia menatap wajah Nirei. “Cuma perumpamaan saja kok. Meskipun nantinya aku akan benar-benar memilikinya, kupikir orangnya adalah dirimu.”

Call My Name | SuoSaku [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang