║Bab; 13.║

771 67 9
                                    

“Apa ini ... Apakah aku salah lihat? Kamu sejak tadi tidak berhenti untuk memandang kearah Suo-san.”

Sakura terkejut, wajahnya menunjukkan rona samar saat dia menyentak kearah Nirei yang baru saja bilang begitu.

“Mana ada! Jangan sok tahu kau!”

“Eh, tapi aku nggak mungkin salah lihat.” Nirei masih menggodanya. Wah, pemuda ini nyalinya tampaknya sudah bertambah hingga berani berbicara begitu. Sakura geram, dia melotot pada Nirei dan mengambil ancang-ancang akan memukulnya hingga Nirei terperanjat.

“Wah-wah! Aku hanya bercanda Sakura-san! Kamu jangan marah begitu dong!”

Sakura mendecih. Dia memalingkan wajahnya kesamping, menyembunyikan ekspresi yang muncul disana. “Makanya jangan main-main denganku.”

Nirei terdiam. Bukan karena takut atau semacamnya, namun dia hanya tidak tahu harus berekspresi macam apa saat dia melihat wajah Sakura yang semerah kepiting rebus. Itu jelas-jelas terlihat olehnya tadi! Bahkan sekalipun Sakura berusaha menyembunyikannya darinya, jangan remehkan penglihatan Nirei yang cukup jeli untuk menemukan hal tersebut.

“Hei, kamu dan Suo-chan sudah jadian selama nyaris seminggu lamanya, 'kan? Jadi cobalah untuk menjadi rendah hati dan traktir kami sesuatu yang bagus untuk dimakan.” Kiryu tiba-tiba saja muncul disamping Sakura sambil menepuk bahu pemuda itu. Sambil menundukkan sedikit badannya, Kiryu memandang Sakura yang kala itu menatapnya dengan wajah terkejut.

“Hah? Bilang apa kau barusan?”

Kiryu menegakkan badan, ekspresi wajahnya sangat kalem saat dia menjawab. “Kubilang traktir kami; aku dan Nirei-kun.”

“Apa? Enak sekali kau. Belilah makanan sendiri!” Sakura mendelik. Enak sekali orang satu ini meminta traktiran. Sakura saja harus berhemat lantaran uang bulanan yang mulai menipis. Jadwal kiriman masih cukup jauh, Sakura tidak sudi untuk meminta lebih awal pada orang tuanya. Terdengar kurang ajar, tapi mereka yang mengasingkannya begitu saja tentu saja menjadi lebih kurang ajar lagi.

“Pelit sekali. Aku sakit hati loh ...” Kiryu pura-pura cemberut.

“Terserah aku.”

“Sudah-sudah, jangan bertengkar.” Nirei dibuat panik sendiri menghadapi kedua orang yang tengah adu mulut itu. Naasnya, tidak ada yang mendengarkan.

“Oke, begini saja ...” Kiryu tiba-tiba bicara begitu. Pemuda itu menoleh ke arah satu titik dimana dia segera bersitatap dengan mata yang tampak mengawasi dengan sorot tajam. Pemuda bersurai pink itu menyeringai, saat dia melambaikan satu tangannya dan memberikan gesture agar sosok yang ternyata adalah Suo untuk mendekat.

Suo Hayato menerima itu dengan bagus. Saat dia akhirnya bangkit, berjalan dengan tenang kearah mereka, dimana tatapan Sakura yang berubah antara malu dan gugup bercampur saat dia akhirnya menemukan pandangannya.

“Sialan kau, Kiryu.”

Kiryu tersenyum geli mendengar Sakura mengumpatinya. Kucing garong itu sedang malu rupanya.

“Tampaknya kalian terlibat pembicaraan yang asik,” Suo berdiri didepan Kiryu. Menghadap langsung pada bangku Sakura Haruka, kekasihnya. Pemuda itu menatap kekasihnya dengan tatapan lembut, lalu menjadi datar saat dia beralih pada Kiryu.

“Begini loh, Suo-chan ... Sakura-kun sangat ingin mentraktir kami makan, tapi dia bilang uangnya kurang. Jadi harus bagaimana, ya?”

“APA? Kapan aku bilang一”

“Bagaimana kalau itu menjadi kamu saja? Untuk mentraktir kami.” Kiryu tersenyum, menunjukkan gigi-giginya yang rapi. Pemuda satu ini benar-benar senang untuk membuat orang lain kesal.

Call My Name | SuoSaku [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang