║Bab; 12. [part.2]║

644 60 5
                                    

Saat Suo dan Sakura kembali, itu nyaris menghabiskan jam pelajaran Matematika. Dan saat mereka berdua masuk ke dalam kelas, semua sontak memandang dengan pandangan berbeda-beda.

Ada yang terkejut, ada yang bingung, ada pula yang tampak biasa saja.

Namun sebagian besar jelas menunjukkan tampang terkejut di wajah mereka. Pasalnya, baru pertama kali ini mereka melihat seorang Suo Hayato melewatkan satu mata pelajaran nyaris keseluruhan jam! Apalagi dia ini memiliki jabatan paling penting di kelas. Abaikan Sakura Haruka, pemuda tsundere akut itu memang ahlinya kalau soal bolos–membolos. Namun Suo, angin apa yang membuat pemuda berpenutup mata itu membolos?!

Sementara Suo sendiri berjalan dengan tenang menuju bangkunya diikuti oleh Sakura yang saat ini tampak sangat kalem di belakangnya. Itu membuat siapapun yang ada disana bertanya-tanya. Namun tidak ada yang berani bersuara untuk mengajukan pertanyaan lantaran takut di sembur salah satu dari kedua orang itu.

“Suo-chan apa kepalamu habis terbentur di suatu tempat? Kenapa kamu tiba-tiba ikut membolos bersama Sakura-kun?”

Sampai kemudian salah satu murid disana dengan lancangnya berceletuk hingga Suo yang hendak duduk dan Sakura yang hendak berjalan menuju bangkunya menjadi mengurungkan niat mereka. Alhasil, keduanya berdiri disamping meja milik Suo.

Sementara seseorang yang bertanya tadi tak lain adalah Kiryu Mitsuki. Pemuda berambut pink itu bertanya sambil menopang dagu di atas bangku miliknya sendiri yang terletak cukup jauh di belakang. Dia menatap dengan penasaran pada Suo dan Sakura yang membisu dengan wajah sedikit bersemu malu.

Tunggu, malu?!

Tumben sekali dia melihat kucing garong jadi-jadian itu bersikap malu-malu. Biasanya juga malu-maluin.

Kiryu menatap menyelidik. Dia lalu melirik pada Nirei yang saat ini tampak tersenyum dengan lega di bangkunya. Pemuda itu jelas senang karena kedua sosok yang dia tunggu-tunggu akhirnya muncul juga. Melihat Nirei senang, mau tidak mau Kiryu pun mengulas senyum kecil. Namun itu segera lenyap saat dia melihat tatapan Suo yang menyorot tepat kearahnya.

“Oh, itu,” Suo selama beberapa saat tidak menunjukkan ekspresi apapun. Namun segera dia tersenyum hingga kelopak matanya menyipit. Pemuda itu meraih tangan Sakura untuk dia genggam, “Aku baru saja jadian dengan Sakura. Jadi, menghabiskan waktu bersama dengannya lebih baik ketimbang terjebak diantara tugas-tugas yang membosankan.” yang mana membuat nyaris keseluruhan anggota di dalam kelas itu dibuat memekik lantaran kaget luar biasa terhadap tindakan itu. Terlebih setelah mendengar pengakuan Suo, mereka bertambah kaget hingga ada yang terjungkal ke belakang. Oke, itu berlebihan.

Sementara itu, Sakura tampak semakin bersemu dan bersemu. Dia bahkan tampak nyaris pingsan karena malu mendengar pengakuan Suo yang mendadak di depan teman-teman sekelasnya. Bagaimana mungkin pemuda sialan itu dengan santainya bilang begitu?! Apa dia tidak malu?! Bagaimana kalau tidak ada yang menyukai hubungan mereka, terlebih dengan status mereka yang sama-sama seorang laki-laki?!

Sakura menggigit bibirnya, gemas ingin meninju wajah yang tengah tersenyum dengan lebar itu. Pemuda itu berusaha melepaskan genggaman mereka, namun Suo menahannya, dan sialan lagi, tenaga pemuda Hayato itu benar-benar besar! Sakura bahkan dibuat tidak mampu untuk melepaskan genggaman mereka! Mendadak, dia merasa menyesal karena mengajak pemuda licik ini berpacaran duluan! Harusnya Sakura gantung saja perasaan orang ini selama mungkin biar dia tahu rasa.

“WAH! SUDAH KUDUGA SIH! HAHAHA!”

“Eh?”

Mendengar perkataan itu, Sakura dan Suo menatap ke asal suara. Itu datang dari Tsugeura yang baru saja meletakkan barbelnya. Yang lainnya juga melakukan hal serupa seperti pasangan baru itu. Mereka serentak menatap pada Tsugeura yang kali ini tengah meminum airnya.

“Wah, tak kusangka ada yang diam-diam mengamati hubungan kami.” Suo tersenyum. Pemuda itu kembali pada mode kalemnya yang biasa. Raut wajahnya bahkan tidak menunjukkan sesuatu selain kebahagiaan dan jenaka.

Tsugeura balas tersenyum, tepatnya dia bahkan nyaris tertawa. “Yeah, siapapun akan dapat melihat itu dengan jelas. Habisnya kalian berdua terlalu menunjukkannya.”

“Nah, aku juga berpikir begitu.” Kiryu menyahut.

“Hem, setuju.” Disusul oleh Nirei yang akhirnya bersuara. Dia awalnya cukup kaget akan fakta yang disampaikan, namun kurang lebih dia sudah menduga beginilah hubungan Suo dan Sakura akan berakhir. Habisnya mereka memiliki chemistry yang luar biasa di matanya.

“Kenapa kalian santai sekali?” Sakura ternganga menatap kearah mereka semua. Yang terlihat biasa-biasa saja atas apa yang baru saja mereka lihat dan dengar. Sakura pikir akan ada sorakan jijik atau semacamnya, namun sepertinya tidak begitu.

“Hei, memangnya kau mau kami ngapain?” Salah seorang murid lainnya berceletuk. Namanya Anzai Masaki. Diikuti oleh beberapa sisanya yang lain. “Kami memang sempat kaget tadi, tapi segera itu menjadi biasa saja. Terlebih saat mendengar pengakuan Suo-san.”

“Hah? Tapi itu, itu ... Ah! SIALAN! KALIAN SEMUA INI TIDAK MASALAH APA PUNYA TEMAN SEKELAS YANG MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN SESAMA JENIS?!” Sakura berteriak. Frustasi sendiri. Dia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran teman-teman sekelasnya.

“Bodo amat.”

“Tidak mengurusi hidup orang.”

“Eh, aku bahkan juga punya pacar yang mana seorang laki-laki.”

“Lakukan apapun yang membuatmu senang. Kami ini mendukung saja.”

Sakura syok. Mulutnya sampai ternganga lebar dibuatnya. Sementara Suo sendiri tertawa kecil.

“Lihat? Itu hanya kamu yang menjadi takut sendiri akan hubungan kita.”

Saat Suo berbisik seperti itu padanya, Sakura tidak sadar saat dia berpaling, sambil mengayunkan satu tangannya yang bebas untuk menampar wajah Suo yang baru saja bicara dengan santainya.

Reaksi yang ditimbulkan setelahnya;

⊙⁠.⁠☉

Sakura di dalam hati, waduh. |tbc. |

note : nih, saya kasih bonus untuk kalian semua muehehew.

Call My Name | SuoSaku [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang