“KOTOHAAA! BETAPA AKU MERINDUKANMU~”
Semua pasang mata di dalam ruangan itu segera menatap ke asal suara. Dan Tachibana Kotoha yang disebut tadi tampak menghela nafas saat dia dengan amat sangat, tahu siapa orang yang datang itu.
“Hah ... Berisik sekali kamu kak Ume! Jangan berteriak begitu, kamu mengganggu pelangganku.” Kotoha mendelik padanya. Disisi lain, seseorang yang dia panggil 'Ume' tampak tertawa keras merespon keluhannya itu. Dan tepat kala itu, seseorang memunculkan diri di belakangnya. Dia melambai sekilas pada Kotoha yang dibalas dengan hal serupa oleh gadis itu.
“Kamu tidak perlu malu-malu begitu, Kotoha! Ayo, ayo, peluk kakakmu ini~”
Itu adalah suara milik Umemiya Hajime.
Nama laki-laki yang memunculkan diri dengan begitu bar-barnya tadi. Laki-laki itu melangkah semakin dekat dengan Kotoha sambil merentangkan kedua tangannya.
“Umemiya! Cobalah untuk menjaga sikapmu itu.” Percuma, keluhannya tidak didengar. Orang yang mengikuti Umemiya di belakang laki-laki itu tampak memasang raut wajah setengah tertekan. Dia bahkan juga merogoh kedalam saku celana kala itu, mengambil pil maag andalannya setiap denyutan sakit mendarat di perut kala disuguhkan dengan perilaku sahabatnya yang diluar batas normal. Dia langsung menelan satu butir saat perutnya sakit dan sakit.
Laki-laki itu yang berbuat, tapi dia yang merasakan malunya.
“Seharusnya kamu ikat dia dengan erat kak Hiragi.” Kotoha mendelik saat Umemiya yang merentangkan tangan sambil memonyongkan bibirnya sudah berada dalam jarak dekat dengannya. Mendengar adiknya mengatakan kalimat itu, bibir laki-laki berambut putih itu segera melengkung turun kala itu juga.
“Kakakmu ini sakit hati lho~”
“Hah ...” Laki-laki berambut blonde itu, Hiragi Tōma, menghela nafas panjang. Perutnya terasa sakit lagi. Dia pun menelan butir yang kedua. Lama-lama dia bisa didiagnosa kecanduan pil maag kalau begini caranya.
“Umemiya, kau ini umur saja yang tua, tapi tingkahmu seperti bocah SD.”
“Heee, iyakah?! Apa aku memang begitu?!” Umemiya terkejut. Dia ini .... Kesadaran laki-laki ini memang berada di bawah angka nol.
“Sudahlah. Lebih baik kamu diam dan duduk dengan tenang, kak.” Kotoha menghela nafas. Berbicara lebih banyak hanya akan menambah sakit kepala. Lagipula, Umemiya tidak bisa dihentikan jika dia sudah bertingkah. Melawan itu hanya menjadi sesuatu yang percuma. Mengenalnya sejak kecil membuat Kotoha paham luar dalam sikap laki-laki yang lebih tua dua tahun darinya itu. Oh, Kotoha bahkan sampai melupakan pelanggannya yang sejak tadi tampak menyimak di pojok sana.
“Kak Ume, ada Sakura Haruka.” Kotoha berbicara saat dia mulai melangkah menuju dapur untuk membuat pesanan yang tertunda. “Sekedar mengingatkan, dia memiliki rambut hitam dan putih. Kupikir kak Tsubaki sudah memberitahumu ciri-cirinya sebelumnya.” Dia melanjutkan tanpa menoleh ke belakang.
Umemiya Hajime langsung merubah ekspresinya kala itu. Wajahnya yang tadi dipenuhi senyum jenaka lenyap tergantikan ekspresi serius. Di belakangnya, Hiragi Tōma melakukan hal serupa.
Mereka berdua serentak menoleh ke pojok sana, menemukan empat pemuda duduk, yang tampak tengah membicarakan sesuatu.
Umemiya memindai satu-persatu pemuda disana. Yang mengenakan seragam dengan logo yang sama dengannya. Hingga matanya terhenti pada satu titik, seorang pemuda berambut dwiwarna; hitam-putih yang duduk disebelah seorang pemuda berambut coklat yang satu matanya mengenakan penutup. Yang duduk menghadap tepat pada posisinya berada.
“Hiragi, ayo kesana. Aku ingin menyapa seseorang yang telah menyelamatkan Kotoha-ku sebelumnya.”
“Oke.” Hiragi menyetujui. Dia juga penasaran bagaimana Sakura itu. Penjelasan Tsubakino sebelumnya terasa menyebalkan ditelinga. Laki-laki berpenampilan wanita itu lebih banyak menyebut kata 'manis' atau 'lucu' dan semacamnya yang ujungnya nyerempet ke Umemiya Hajime.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call My Name | SuoSaku [✓]
Fanfiction"Belajarlah untuk menjadi dewasa, Sakura. Perhatikan tingkahmu, perhatikan cara bicaramu. Tidak semua orang bisa menjadi toleran." Suo menatapnya dengan sayu. Ekspresinya sedatar tembok dibelakang mereka. "Ha? Apasih maksudmu一" "Atau kamu ingin aku...