Well, uhm, hai?
Enjoy the chapter below!
——————————
Hari ini suasana diantara kami sedikit berbeda. Biasanya kami akan bertemu saat jam istirahat atau makan siang. Namun entah kebetulan apa ini, kami bertemu saat hendak menyebrangi gerbang sekolah.
Dan jadilah kami berjalan beriringan sembari bercengkerama riang di perjalanan. Dan karena suatu kebetulan jam masuk kelas masih akan dimulai sekitar 40 menit, kami akhirnya berhenti di air mancur. Air mancur tua yang sudah ada sejak sekolah ini dibangun, bahkan masih berfungsi sampai sekarang.
Air mancur itu posisinya tepat di tengah kompleks sekolah. Lebih tepatnya, di depan gedung jurusan MIPA dengan jarak kurang lebih 5 meter. Tapi cukup jauh dari gedung Bahasa dan IPS yang berada di sisi sana. Beberapa puluh meter.
Bisa dikatakan bahwa kami sekolah sama dengan berolahraga sehari-hari. Membakar lemak, dan sebagainya.
"Wah, udah lama gak ketemuan di air mancur. Kalau dulu mah ngumpul dulu di sini terus bahas kelompok yang waktu MPLS, ya." Ucap Gentar bersamaan dengan dirinya yang mendudukan diri di tepian air mancur. Sementara aku dan Sopan mengikutinya. Duduk tepat di sisi kirinya.
"Iya sih, dulu kita nggak segugus sama Sopan ya?" Aku bertanya sembari menatap pada Sopan disebelahku. Seingatku, dulu saat MPLS kami tidak bersama dengan Sopan.
Sopan disebelahku menganggukkan kepalanya, masih dengan senyuman Sopan yang biasanya. Yah, jawaban yang cukup jelas bagiku dan Gentar. Dan, mungkin saja Sopan mengenal Sori karena saat MPLS juga. Tidak heran, sih.
"Oh, berarti kamu ketemu sama si Sori gara-gara MPLS juga, ya?" Tanya Gentar menyimpulkan dari apa yang mungkin saja berputar diotaknya. Aku juga memikirkan hal yang serupa, jujur saja.
"Iya. Kita ketemuan waktu MPLS, kalau aku sama Gentar kamu sudah tahu kan, Frostfire?"
Aku mengangguk. Aku memang tahu bagaimana mereka bertemu, karena kebetulan sekali mereka berdua satu kelas dan akhirnya berkenalan satu sama lain. Lebih tepatnya, Gentar yang mengulurkan tangannya terlebih dahulu.
"By the way, kita mau nunggu di sini sampai kapan? 40 menit itu lumayan kalau mau dibuat tidur." Ucap Gentar setengah masuk akal, setengah lagi tidak. Tapi Sopan tampaknya tak mempermasalahkannya, akupun juga tidak.
"Mungkin kayang selama 40 menit bisa buat kita berotot?" Usulku random yang jelas sekali apa jawaban dari Sopan dan Gentar. Hanya perlu melihat melalui tatapan mereka, sudah pasti itu bukan rencana yang bagus untuk dijalankan.
Melihat fakta bahwa banyak murid berdatangan ke sekolah pula.
Yah, kurang lebih begitu sebelum kemudian Gentar terdiam tiba-tiba. Benar-benar tiba-tiba yang membuatku terheran-heran karena tingkahnya. Tapi, saat aku melihat siluet Glacier dari kejauhan, aku paham.
Sepertinya Gentar memang tak akan mampu menjadi satu dengan Glacier, ya?
"Gentar kenapa?" Bisik Sopan menanyakan keadaan Gentar diam-diam kepadaku. Aku hanya melirik Sopan sebentar, lalu melirik pada Glacier di gerbang. Menunjukkan pada Sopan secara diam-diam apa yang tengah terjadi.
Dan beruntungnya Sopan adalah orang yang paham situasi, sehingga ia hanya menganggukkan kepalanya dan tak menanggapi apapun. Tidak sebelum kemudian sebuah bus berhenti tepat di depan gerbang sekolah.
Dan melihat murid pertama yang keluar dari bus itu adalah murid ekstrakurikuler orkestra, Gentar langsung saja menjadi semangat. Begitu pula aku. Tandanya, Supra sudah kembali dari perlombaan yang ekstrakurikulernya ikuti, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
School Mystery - Rumor Masa Lalu
FanficNot even the world will support them, because they will change anything in front of them without exception. And they are not destined to change anything. . . . School Mystery - Rumor Masa Lalu Original, writer by NyiiDyaa Inspired by an art on Pinte...