Andaru meletakkan sisir kecil yang barusan ia pakai. Kembali memindai penampilan nya yang sudah rapi di depan cermin. Sekilas Andaru melihat ke arah luar jendela kamarnya yang sangat sederhana. Matahari mulai menampakkan terangnya meski belum sempurna."Guantenge anak lelakinya ibu satu ini..." Suara khas milik ibunya langsung terdengar kala Andaru muncul dari balik pintu kamarnya. Meski tidak bekerja kantoran, Andaru memang lebih suka mengenakan kemeja baik lengan panjang maupun pendek sebagaimana orang bekerja di kantor. Lelaki berperawakan tinggi itu merasa nyaman saja dengan pakaian seperti itu. Terpenting tampak rapi dan sopan dibandingkan ia memakai kaos.
Kamar yang dulu ditempati oleh Laras dan kini ia tempati memang tepat berada di depan dapur sekaligus ruang makan. Rumah ini hanya terdiri dari tiga bagian saja. Meski sekarang ada lantai dua yang baru saja selesai ia bangun. Tapi belum sepenuhnya sempurna. Lantai dua yang cuma ada satu kamar dan ruang keluarga khusus diperuntukkan Daru buat Laras dan Danar beserta kedua anak nya kalau menginap disini. Daru tahu kalau adiknya beserta adik ipar dan kedua keponakannya itu pasti tak nyaman jika tidur di kamar sempit di bagian belakang rumah yang dulu ia tempati. Jadi Daru merenovasi rumah yang kini ia tempati bersama sang ibu itu menjadi dua lantai.
"Jelas lah, dari dulu Daru kan memang ganteng pol Bu..." Sahut Daru jumawa. Membenarkan ucapan Bu Yeti yang kini malah terkekeh geli melihat kenarsisan seorang Andaru Lesmana, putra sulungnya.
"Duh kayaknya ibu salah kasi pujian ini ya. Lha wong nggak usah dipuji aja udah kepedean ngerasa guanteng pol...."
Andaru tersenyum seraya mendekati sang ibu yang bicara sambil tangannya tetap cekatan menata kue-kue ke dalam box. Tak banyak memang. Tapi pasti membuat lelah.
"Sini Daru bantuin Bu" dengan cepat Andaru ikut memasukan tiga buah kue yang sudah siap untuk dimasukkan ke dalam box.
"Halah sudah. Biar ibu aja. Kamu sarapan sana gih.." suruh Bu Yeti pada Andaru.
"Kalau capek jangan dipaksa lho Bu.." kalimat yang sama dan sering Daru juga Laras sampaikan pada sang ibu. Agar ibu mereka tak lagi menerima pesanan kue. Apalagi dalam jumlah banyak. Setidaknya kondisi mereka kini sudah berbeda. Tidak seperti dulu saat awal Laras dan Bu Yeti tinggal di Jombang. Ketika Laras terpisah dari Danar, sang suami ditambah kehadiran Ehsan yang masih bayi. Dan saat Daru masih berada di tahanan karena tuduhan yang ternyata salah alamat. Kalau mengingat hal tersebut, Daru selalu menyesal. Tapi tak bisa merubah sebuah takdir yang sudah berlaku. Daru harus ikhlas dengan apa yang sudah menjadi takdir buatnya.
"Capek apa toh Ru. Malah kalau ibu diam aja, cuma duduk sama gegoleran terus sama nonton TV...duh malah yang ada linu semua badan ibu. Lagian ibu kan nggak bisa apa itu...eng main hp kayak ibu-ibu sekarang. Kan bosen Ru..." Jawab sang ibu jujur.
Bu Yeti tahu kalau kedua anaknya sangat memperhatikan dan menjaga kesehatan nya. Andaru dan Laras suka mengingatkannya agar jangan terlalu lelah dan bila perlu tidak usah lagi membuat kue yang selain hobi juga menghasilkan uang. Meski tak bekerja, hidup Bu Yeti sudah terjamin.
Tiap bulan Danar, sang menantu selalu memberinya uang. Sangat cukup bahkan lebih. Sedangkan kebutuhan rumah ini sudah diurus oleh Daru yang sekarang memiliki penghasilan yang dibilang lebih dari cukup. Andaru yang kini menggeluti dunia kontruksi dan interior bisa dibilang cukup berhasil. Andaru memiliki sebuah tempat kalau tak mau disebut sebagai kantor untuk mengembangkan usaha kontruksi nya. Ia sudah memiliki beberapa anak buah lepas yang siap jika dibutuhkan. Andaru juga mempunyai sebuah showroom furniture sendiri yang berada di pusat kota Jombang meski statusnya masih sewa. Sepertinya ketrampilan membuat furniture yang didapat Andaru saat berada di tahanan dulu sangat berguna. Di satu sisi nyatanya Daru punya bakat terpendam dalam dunia furniture dan interior.
YOU ARE READING
BETTER LOVE
Short StorySide story Andai kau Tahu & Dila's Love Yasna tak pernah menyangka mahligai yang berusaha ia jaga dengan sepenuh hati akhirnya kandas juga. Yasna merasa sudah berusaha sekuat mungkin menjaga kesakralan hubungan yang terjalin di hadapan Allah. Menjag...