"Alhamdulillah, ayam panggang ala umik nikmat banget..." Seru Yasna sembari menyesap lima jari di tangan kanannya. Bumbu bewarna merah masih belepotan di tangan nya. Rasanya sayang bumbu dengan sensasi manis pedas dan gurih itu tak dinikmati hingga tetes terakhir. Ayam panggang memang salah satu menu kesukaan Yasna."Kalau gitu nambah deh Yas..." Ujar umi Salamah sembari menyodorkan piring yang masih tersisa beberapa potong ayam panggang.
Umi Salamah memang khusus memasak sendiri menu kesukaan putri kesayangannya itu. Menurut Yasna, ayam panggang buatannya itu lebih sedap dan lezat dibandingkan ayam panggang manapun. Terkesan berlebihan dan terlalu memuji, tapi umi Salamah tetap senang. Salah satu kebahagiaan seorang ibu itu adalah bisa memasak buat anak dan suaminya kemudian mereka menyukainya bahkan menjadikan makanan favorit. Sehingga sering minta dimasakkan dan selalu tersenyum senang ketika mereka begitu menikmati masakan tersebut. Terkadang sesederhana itu kebahagiaan seorang ibu.
"Masakan umik mu nggak pernah gagal bikin Abi nambah, Yas. Apalagi ayam panggang begini. Ayo ayo Yas nambah..." Abi Salman yang menyahuti sembari dengan cekatan mengisi kembali piringnya dengan sedikit nasi dan ayam panggang. Abi Salman malam ini tidak cukup makan satu porsi.
"Alhamdulillah. Sudah cukup Abi. Kenyang banget ini. Malam ini Yasna makan banyak..." Sahut Yasna menolak.
Ayam panggang buatan uminya yang spesial ayam kampung dengan bumbu rempah khas memang sangat lezat dan sulit untuk tak membuat nya menambah porsi. Tapi perut Yasna memang sudah penuh. Para ulama berpandangan bahwa makan terlalu kenyang sebagai perbuatan yang tak baik. Sebagian ulama seperti Imam Nawawi dan Imam Ar-Rafi'i menghukumi makan terlalu kenyang sebagai perbuatan makruh. Sedangkan ulama lain menghukumi sebagai perbuatan yang diharamkan.
"Ya sudah kalau sudah kenyang, Yas. Abi saja yang nambah. Tapi kamu bukan lagi diet kan Yas?" Tanya umi Salamah pada Yasna. Meski perempuan berdarah Arab itu yakin Yasna tak perlu melakukan diet karena tubuhnya bukan kategori kelebihan berat badan. Bahkan menurutnya tubuh Yasna ini masih kurang berisi dan sedikit lebih kurus dibandingkan dulu.
"Tidak umik. Yas nggak diet kok. Memang sudah kenyang aja. Kenapa umik? Yas butuh diet ya? Keliatan gendut ya?" Tanya Yasna malah memperhatikan tubuhnya sendiri.
"Ih kamu ini. Gendut kalau dilihat pakai kaca pembesar. Kamu malah kelihatan kurusan, Yas .." sahut umi Salamah apa adanya.
"Hemm, Abi nggak mau ikut komen kalau urusan berat badan..." Cengir Abi Salman menatap dua perempuan kesayangannya.
"Oh ya, Abi sudah cerita belum kalau ketemu sama dik Maman...." Umi Salamah yang juga sudah selesai dengan makannya membahas tema lain. Tentang pertemuan tak sengaja suami nya dengan kenalan lama mereka.
"Maman siapa umik?" Tanya Yasna ingin tahu.
"MasyaAllah, Abi lupa cerita sama kamu ya Yas. Kemarin pulang sudah kemalaman dan tadi dari pagi Abi sibuk ngurus pondok..." Abi Salman pun sudah selesai dengan ayam panggang yang sudah tandas. Abi Salman sudah mencuci tangannya dengan air yang diletakkan dalam bejana.
"Jadi kemarin pas haul itu Abi ketemu sama dik Maman. Dia itu adik dari teman Abi bernama Usman. Ternyata dik Maman ini ya yang diamanahi sama Ami Farhan buat jagain kamu pas pulang dari Madinah ke Indonesia waktu itu" jelas Abi Salman langsung membuat Yasna teringat satu nama.
"Ustad Harman maksud Abi?"
"Yap betul. Ustad Harman. Abi ini tahunya namanya Maman..."
_______
"MasyaAllah mbak, ternyata paman itu kenal baik sama Abi nya mbak Yasna"
"Iya Dira. Barusan tadi pas makan malam, Abi cerita kalau ketemu sama ustadz Harman. Abi bilang dulu tahunya namanya Maman gitu..."
YOU ARE READING
BETTER LOVE
Short StorySide story Andai kau Tahu & Dila's Love Yasna tak pernah menyangka mahligai yang berusaha ia jaga dengan sepenuh hati akhirnya kandas juga. Yasna merasa sudah berusaha sekuat mungkin menjaga kesakralan hubungan yang terjalin di hadapan Allah. Menjag...