Cinta, sebuah kata yang teramat sering didengar. Satu kata berisi lima huruf yang sarat makna. Memiliki konotasi indah meski kenyataan nya cinta tak selalu menunjukkan keindahannya. Karena nyatanya cinta terkadang juga bisa membuat sakit. Meski sejatinya rasa cinta itu anugerah buat mahluk ciptaan Allah yang bisa diwujudkan secara universal. Bukan sekedar tentang aku dan kamu antara lelaki dan perempuan dalam frame percintaan bak novel romantis. Tapi bisa juga antara aku, kalian, mereka dan kita. Cinta antara semua mahluk Allah yang tercipta mengisi semesta jagad raya.Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau kita mengenal dengan nama Buta Hamka pernah mengatakan di dalam bukunya yang berjudul Renungan Tasawuf, bahwa seorang muslim hatinya akan selalu dipenuhi dengan cinta. Dan puncak cinta tertinggi dalam pandangan hidup seorang muslim terkumpul pada satu titik yaitu Allah Izzati Rabbi.
Jika pembuktian cinta manusia pada manusia lainnya itu adalah dengan kasih sayang, rasa melindungi dan tak akan pernah menyakiti, maka pembuktian cinta manusia pada Rabbnya adalah dengan mengikuti semua syariatNya seperti yang dicontohkan oleh Baginda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
"Katakanlah (Muhammad) :"Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang" (QS. Ali Imran : 31)
Maka rasanya manusia tak harus mengejar cinta manusia, karena sebenarnya cinta manusia pun terkadang ada batasnya. Bukan cinta tertinggi yang mampu diberikan ataupun diterima. Karena cinta tertinggi yang tanpa cacat dan sempurna sejatinya hanyalah cinta dari Al Khaliq, Zat Maha Pencipta yang menciptakan cinta itu sendiri. Maka sejatinya pula cinta pada Al Aziz yang harus manusia berikan secara sempurna. Tak akan pernah ada kecewa apalagi nestapa jika manusia mampu menempatkan cinta terbaiknya hanya buat Ar Rahman dan Ar Rahim.
Yasna menyudahi sholat ashar berjamaah nya bersama Bu Endah, Pur dan beberapa ustazah yang bertugas di panti hari ini. Anak-anak yang berada di panti ini tidak hanya dicukupi secara fisik saja. Seperti bagaimana makan, pakaian atau kebutuhan lainnya. Tapi Abi Salman juga memikirkan perkembangan para anak yang kebanyakan tak mengetahui keberadaan kedua orangtuanya itu.
Di panti kini mulai dilaksanakan program semacam kurikulum. Anak-anak tersebut disediakan tenaga pengajar dari pondok yang mengarahkan mereka sejak dini. Seperti mengaji, sholat, membaca atau kegiatan lainnya seperti menggambar, menari dan menyanyi. Setidaknya anak-anak yatim piatu dan terlantar itu tetap tumbuh sebagaimana anak lainnya yang hidup bersama kedua orangtuanya.
Meski mungkin tak se-ideal anak-anak yang tumbuh dengan orangtua lengkap. Tak seindah seperti anak-anak yang mengenal orangtuanya. Tapi anak-anak tersebut tetap tumbuh sebagai anak yang sehat fisik dan mental. Jasmani dan rohani. Mereka boleh tak mengenal kedua orangtuanya karena berbagai alasan, tapi jangan sampai mereka tak mengenal Allah, pencipta mereka. Boleh jadi hidup mereka tak seindah anak yang hidup bersama orangtuanya, tapi mereka harus tetap merasa bahwa banyak keindahan yang patut disyukuri karena ada Allah yang mencintai mereka.
"Usatzah Yas, kami pamit dulu ya..." Tiga orang ustazah yang merupakan santri mahasiswi tingkat akhir yang diperbantukan di panti berpamitan pada Yasna.
"Iya. Jazakillah Khoir ya..."
"Wa iyyaaki ustazah... Afwan" jawab mereka sembari berjabat tangan dengan Yasna.Yasna sendiri pun juga bersiap untuk pulang. Seperti hari-hari sebelumnya, Yasna kini mulai disibukkan dengan kegiatan mengajar, mengisi kajian dan ikut terjun mengurus panti. Abi Salman memberikan kepercayaan pada Yasna untuk membuat program atau kurikulum buat anak-anak panti. Salah satunya sudah terealisasi dengan mendatangkan para santri putri untuk ikut membimbing anak-anak itu dengan berbagai ketrampilan dan kegiatan positif. Dan semua aktivitas tersebut nyatanya mampu membuat Yasna mulai benar-benar lupa atas segala hal yang pernah terjadi dalam hidupnya. Hidup Yasna kini semakin terasa bewarna dengan kehadiran anak-anak manis dan pintar penghuni panti.
YOU ARE READING
BETTER LOVE
Short StorySide story Andai kau Tahu & Dila's Love Yasna tak pernah menyangka mahligai yang berusaha ia jaga dengan sepenuh hati akhirnya kandas juga. Yasna merasa sudah berusaha sekuat mungkin menjaga kesakralan hubungan yang terjalin di hadapan Allah. Menjag...