"Ayo pakde cepetan. Itu zombie nya disitu tuh....tembak pakde... tembak. Pakek bom pakde" Ehsan berseru panik memerintah Andaru yang kedua tangannya sibuk menekan-nekan ponselnya."Yaaa...pakde. kurang cepet . Kalah kan...." Ehsan tak bisa menutupi ekspresi kecewanya ketika akhirnya terdengar suara teriakan diiringi tulisan zombie ate your brain....
"Ck... perasaan pakde sudah cepet ini neken-neken. HP nya pakde kali ini yang kurang sip..." Sahut Daru memberi alasan kenapa sampai kalah.
"Pakde Daru yang kurang jago mainnya" ujar Ehsan membuat Daru kembali berdecak pelan.
Kalau dibandingkan dengan Ehsan jelas dirinya tidak jago main game. Tapi setidaknya Daru masih bisa memainkan game yang katanya banyak diunduh para pecinta game. Daru sendri juga tak asing dengan game plants and zombie yang baru saja ia mainkan. Dulu ia juga sempat mengunduh game tersebut di ponselnya. Dan memainkan di waktu senggang. Tapi dulu ia bermain sekedar nya.
"Pakde ini dulu jago juga mainin game ini Ehsan. Tapi ya nggak ngebet mau sampai level tertinggi juga sih...."
"Mungkin karena pakde sekarang...sudah berumur. Jadi tangan nya pakde lambat" bibir mungil Ehsan dengan lancar menyebut pakdenya itu berumur. Untung bocah ganteng itu tidak menyebutkan kata tua.
Daru menoleh menatap keponakannya sedikit menyipitkan mata. Bisa-bisanya Ehsan menyebut dirinya berumur?
"Ehsan pakde mu ini belum kepala empat. Pakde ini cuma lebih senior aja...." Daru menyangkal kenyataan kalau dirinya tua. Tapi perasaan ia belum merasa setua yang ada di pikiran Ehsan.
"Lagipula nggak masalah nggak jago main game. Yang penting jago pelajaran Ehsan...." Imbuh Daru lagi.
"Teman-teman Ehsan semua jago main game pakde" Eshan yang tadi duduk tegak di sebelah Daru, kini menyenderkan kepalanya ke lengan sang pakde.
"Main game boleh Ehsan. Tapi jangan sampai kecanduan terus lupa sama yang lain. Seperti belajar, ibadah atau bantuin bunda jaga adik..." Daru mengelus lembut kepala sang keponakan. Ehsan cuma mengangguk. Bocah taman kanak-kanak itu malah memposisikan dirinya dengan menempelkan kepala nya di dada sang pakde. Kelihatan nyaman banget. Tapi tangannya tetap memegang ponsel. Tetap saja.
"Ehsan seneng banget ya main game?" Tanya Daru yang hanya dijawab anggukan oleh Ehsan.
Membiarkan sang keponakan menjadikan dada bidangnya sebagai sandaran. Percayalah, kalau sudah begini sebenarnya Daru sangat ingin memiliki anak sendiri yang seperti Ehsan begini. Itu naluriah menurut Daru. Hanya saja tak semua keinginan harus diwujudkan, apalagi terkesan tergesa-gesa. Toh sudah ada dua keponakan, anak dari adiknya yang menjadi luapan dan rasa inginnya atas kehadiran anak. Lha ibunya saja belum ada.
"Apa sih yang bikin seneng? Pakde kadang pusing liat itu lompat-lompat atau muter-muter terus begitu" Daru menunjuk layar ponsel yang dipegang Ehsan. Daru tahu kalau Ehsan sedang memainkan game yang belakangan makin digemari. Game roblox ini bisa dimainkan perorangan dan makin seru kalau main bareng teman. Istilah kerennya Mabar alis main bareng.
"Seru pakdeee...." Jawab Ehsan tanpa mengalihkan aktivitas nya bermain game.
"Ah dulu pakde main gundu, main kasti, lempar bola juga seru banget Ehsan..." Daru mengingat mainan yang menjadi favorit di jaman nya.
Ehsan menoleh sekilas. Hanya sekilas. Ehsan lebih suka kembali fokus ke game yang masih ia mainkan tanpa merubah posisinya yang bersandar di dada sang pakde kesayangan.
"Lebih seru ini pakde. Ini nih....seru banget kan" Ehsan menunjukkan ponselnya sebentar ke arah Daru.
Hehh...Daru menghela napas sekilas. Susah memang bicara dengan anak-anak yang katanya gen Z ini. Atau mungkin karena perbedaan jaman mereka cukup jauh. Entahlah. Yang jelas anak-anak gen Z ini sejak lahir untuk pertama melihat dunia ini sudah berinteraksi dengan yang namanya dunia maya. Saat mata mereka saja belum mampu melihat birunya langit atau hijaunya daun, sosial media sudah berteman baik dengan mereka. Sang ibu langsung mengabadikan foto bayi mereka dan membagikannya ke sosmed. Setiap posisi menggemaskan mereka sering menghiasi layar sosmed dan mendapat komentar. Tentu karena siapa lagi kalau bukan ibunya yang hobi banget mengunggah foto sang anak ke sosmed miliknya.
YOU ARE READING
BETTER LOVE
Short StorySide story Andai kau Tahu & Dila's Love Yasna tak pernah menyangka mahligai yang berusaha ia jaga dengan sepenuh hati akhirnya kandas juga. Yasna merasa sudah berusaha sekuat mungkin menjaga kesakralan hubungan yang terjalin di hadapan Allah. Menjag...