Benar-Benar Tidak Tau

12 2 0
                                    

-

20+

WARNING

MENGANDUNG ADEGAN DEWASA

HARAP BIJAK DALAM MEMBACA

-

"Aku benar-benar tidak tau mengenai siapa pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku benar-benar tidak tau mengenai siapa pria itu. Mereka menutupi wajahnya dan aku tidak bisa melihat dengan jelas" (Kate berkata jujur. Tidak ada kebohongan di wajahnya)

-

Jesse tidak langsung menjawabnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jesse tidak langsung menjawabnya. Dengan kesal, Jesse pergi meninggalkan ruangan itu. Di ikuti Ice dan yang lainnya juga. Bernie berhasil mendaratkan tubuhnya di kursi dan fokus pada layar leptop. Rekaman CCTV itu menampakkan seorang pria yang wajahnya memang tak terlihat. Baru kali ini Bernie tidak bisa mendeteksi. Akhirnya Jesse memutuskan untuk pulang. Ia tidak ingin memaksa Bernie untuk mencari dalang di balik ini semua. Lampu mobil menyoroti sebagian pelataran mansion. Pho dan Ryu memutuskan untuk istirahat di kamarnya masing-masing. Jesse nampak kelelahan dan segera masuk di kamar Winter dan tampaknya Winter sudah terlelap tidur. Ia melepaskan jaket yang ada di tubuhnya dan segera tidur di samping Winter. Keduanya pun terlelap.

-

Keesokan paginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya. Winter sudah terbangun dari tidurnya. Ia merasa ada sesuatu di atas perutnya. Dan menatap Jesse yang masih tidur di sampingnya. Winter tidak ingin membangunkan Jesse. Wanita itu pun beranjak dari ranjang dan melangkahkan kakinya di kamar mandi. Winter tengah menikmati air hangat yang memang sangat menyegarkan dan beberapa pengharum ruangan yang sangat wangi sekali. Sudah 15 menit berlalu. Winter pun memutuskan untuk menyelesaikan mandinya. Meraih handuk yang menggantung di sana, sebelum kemudian melilitkan ke tubuhnya. Dengan langkah pelan, ia mengambil pakaian yang ada di lemari. Setelah mengambil pakaian, ia menutup lemari dengan pelan. Namun tangan seseorang lebih dulu menjangkau tubuhnya dan meletakkannya di atas ranjang.

"Apa yang kau lakukan..? Bukankah kau masih tidur..?" (Winter terkejut karena Jesse sudah bangun. Namun Jesse hanya tersenyum nakal)

"Kenapa kau harus memakainya di kamar mandi. Pakailah di depanku" (Usul Jesse)

"Jangan macam-macam. Kau masih terluka" (Kedua mata Winter tertuju pada dada Jesse yang masih di balut perban. Winter menyentuh luka itu dan mengusapnya dengan lembut)

"Pasti sakit sekali..!!" (Ucap Winter dengan suara sendu. Jesse terdiam sejenak. Ini pertama kalinya ada wanita yang sangat khawatir padanya)

"Aku akan sembuh kalau kau menciumku" (Jesse terkekeh)

"Apa...Tunggu...Huummmpphhhh...." (Winter belum selesai berbicara namun Jesse lebih dulu menciumnya lebih dulu)

Jesse semakin memperdalam ciumannya dan Winter membalas ciumannya. Bahkan mengalungkan kedua tangannya ke leher Jesse. Jesse tersenyum karena mendapatkan air segar. Dengan cepat tangan Jesse menarik handuk Winter dan melemparkannya ke segala arah. Tangan kanan Jesse yang bebas itu meremmas buah dada Winter. Winter pun mendesah pelan. Winter pun menyudahi ciuman mereka lebih dulu.

"Ini masih pagi. Bagaimana kalau ada yang datang di kamarku.."

"Tidak akan ada yang datang" (Jesse sudah di liputi oleh rasa gairah)

"Tapi.." (Winter terkesiap. Sejak kapan Jesse sudah melepaskan celananya)

"Jangan hari ini, Jesse...Ah..." (Jesse berhasil memasukkan benda keras itu ke dalam lubang sempit milik Winter. Jesse menggerakkan tubuhnya dengan cepat)

Entah kenapa ia seperti kecanduan untuk terus berhubungan intim dengan istrinya itu. Tubuh Winter terguncang karena Jesse memacu dengan kecepatan penuh. Hingga suara desahan Winter memenuhi kamarnya.

TOK

TOK

Suara ketukan pintu menyentakkan Winter. Namun tidak dengan Jesse. Pria itu seolah tuli dan melanjutkan aktivitas panas itu. Bahkan mengabaikan seseorang yang mengetuk pintu.

"Ada yang mengetuk pintu. Aku harus melihatnya" (Ucapan Winter terbata-bata)

"Biarkan saja" (Bibir Jesse menelusuti buah dada kiri Winter. Bergantian ke dada kanan)

"Kita harus menuntaskan permainan kita lebih dulu" (Jesse menyukai benda kenyal itu)

Tentu saja Winter mengecilkan desahannya. Ia khawatir jika seseorang yang entah siapa itu masih menunggu di depan pintu. Sehingga Jesse dan Winter mendapatkan pelepasan bersamaan. Hingga pasangan itu menghabiskan waktu bercinta selama dua jam lamanya.

***

VOTE, KOMEN, SHARE, FOLLOW

TERIMA KASIH GUYS

BERSAMBUNG

-

-

-

24/7 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang