17

494 22 4
                                    

Jeno menarik mingyu untuk kembali berdiri berhadapan dengan nya, jaemin mengelengkan kepala nya pada jeno, memohon ampun pada jeno

"jeno jangan lagi" isak jaemin menahan jeno

"anak kurang ajar ini, pagi pagi sudah memancing amarahku dengan menyebut diri mu lah yang membuat aku dan ibu nya berpisah" kesal jeno menatap tajam kearah jaemin

"iya aku tau kau marah, tapi jangan lagi seperti ini, kita bicarakan baik baik oke" bujuk jaemin mengenggam jemari jeno

"apa yang aku mau bicarakan baik baik pada nya, karma dia jisung pergi dari sini, dia menyebut putra ku, darah daging ku sendiri sebagai anak yang dilahirkan dalam kesialan" geram jeno lalu tangannya kembali mencengkram kerah baju mingyu

"kau !...apa yang mau ah, ibu mu? " tanya jeno lalu ia menarik mingyu keluar dari penginapan lalu menuju ke mobil, jaemin tak mau jeno lepas atau dia akan membunuh anak nya

Jaemin mengikuti jeno dengan taksi

Ternyata jeno membawa mingyu ke bandara, jaemin mencegat jeno dan menahan agar jeno tak berlaku kasar lagi

"kau ingin ibu mu bukan, akan ku antar kan kau di hadapannya " geram jeno lalu memesan 3 tiket















Setelah sampai di korea jeno menarik tangan mingyu untuk masuk kedalam mobil yang ia minta oleh keluarga nya

Sama

Sama seperti tadi, jaemin mengikuti mereka dengan taksi, jaemin tak sempat masuk kedalam mobil, karna jeno langsung mengunci nya

Jaemin kesulitan mengikuti jeno yang membawa mobil ugal ugalan, sesampainya di tujuan jaemin menahan jeno lagi

"jeno, ini pemakaman, jangan seperti ini" kesal jaemin menahan jeno agar tak berjalan

Namun bukan nya jeno tertahan, jaemin yang tertarik mengikuti jeno dan mingyu menyusuri pemakaman luas itu

Jeno mengehempaskan mingyu di gundukan tanah yng berlapis dengan rumput hijauh di sana

"kau mau ibu mu?... Ini ibu mu, kau mau juga ikut bersama nya hmm?" tanya jeno hanya keheningan yang jeno dapat karna mingyu tak meangkat kepala nya untuk melihat jeno atau sekedar menatap jaemin

"jeno" panggil pelan jaemin lalu mengelus bahu jeno agar lebih tenang" tenangkan diri mu "

"AKU MAU MATI, BUNUH AKU, AYO CEKIK AKU !!" teriak mingyu lalu meraih jemari jeno dan meletakkan nya di leher nya

"ayo bunuh aku bunuh aku ayah, sekarang! " pinta mingyu lantang, jaemin segera menarik lengan jeno lalu membawa jeno berada di belakang nya

"buna tau kau marah, tapi tenangkan diri mu sayang" ujar jaemin yang berjalan mundur karna mingyu yang melangkah maju

"ayah dan  buna tidak pernah sayang dengan ku, selalu hyung, selalu jisung" suara lirih mingyu membuat jaemin serisak

"AKU JUGA MAU DI SAYANG, AKU TAU BUNA BUKAN IBU KU TAPI KENAPA KALIAN JAHAT PADA KU, AKU MAU DI BERI KEPERCAYAAN, SEPERI AYAH BUNA MEMPERCAYA HYUNG" teriak mingyu pada jaemin dan jeno

"PERCAYA?, ayah dan buna memberimu segelanya,itu untuk kebaikan kamu mingyu! " bentak jeno pada mingyu

"KEBAIKAN APA NYA?!.. KEBAIKAN UNTUK APA?!.... AKU MAU GILA RASANYA AYAH BUNA SELALU MELARANG KU MELAKUKAN SESUATU, A, AKU BERASA GA PUNYA SIAPA SIAPA DI DUNIA! " pekik mingyu sekali lagi ia juag memukul dada nya kuat kuat

"AKU BINATANG BUNA AYAH?!, AKU APA SEBENARNYA SAMPE AKU SELALU DI KURUNG DI DALAM RUMAH"

"mingyu mau apa?  Buna kabulkan " ujar jaemin kembali mendekat pada mingyu

"aku mau buna sayang aku, aku mau ayah perhatian pada ku, seperti ayah pada hyung, aku juga mau bebas ayah "isak mingyu terduduk di tanah, ia mngusap air mata nya kasar

"aku tidak butuh mama karina, aku tidak butuh dia, aku butuh kalian, aku butuh di percaya, aku mau bebas, aku mau bebas melakukan apapun yang aju suka, aku mau keluar seperti teman teman ku, pergi bermain, menginap, aku mau memiliki kekasih sendiri, aku tidak mau pilihan kalian" ujar lirih mingyu

Jaemin segera memeluk mingyu se erat mungkin,ia menenangkan mingyu yang menangis sesegukan

Jeno tak ada ubah nya, ia berdiri tegap seperti tak memiliki hati pada putra mantan kekasihnya, jaemin melirik jeno yang hanya diam, selepas itu jeno melangkah menjauh dan entah kemana ia pergi

"mingyu, anak buna akan selalu seperti itu, maafkan buna hmm" ujar jaemin dan membantu mingyu untuk kembali berdiri dan berjalan mendekati pemakaman mama mingyu

"buna akan menunggu mingyu di depan, habiskan waktu disini, berbicara lah pada mama karina hmm" ujar jaemin mengusap kening mingyu yang basah akan keringat

Jaemin melangkah menjauh meninggalkan mingyu di depan pemakaman, ia sampai di depan tak melihat ada nya jeno, hanya ada mobil milik jeno terpakir jaemin berniat mendekatinya, tapi tak jadi

Karna ia lihat mobil itu kosong, lalu jeno kemana,mungkin pulang mengunakan taksi atau semacam nya

Lama menunggu mingyu di depan  akhirnya mereka pulang bersama, selama perjalanan pun jaemin atau pun mingyu hanya diam, jaemin sibuk dengan menyetir, mingyu yang membuang wajahnya ke arah jendela agar tak berhadapan dengan jaemin

"kau lapar? " tanya jaemin pada mingyu  hanya dapat gelengan lemah dari mingyu

"mulai saat ini, apapun yang mingyu inginkan, akan buna kabulkan, tapi jangan mendiami buna seperti ini" bujuk jaemin pada mingyu, ia juga memberikan selembar tisu pada mingyu agar tak menangis lagi

Mereka masuk kedalam rumah, jaemin mengantarkan mingyu hingga kamar, jaemin juga menyelimuti mingyu,lalu mengecup lama kening mingyu

Setelah itu jaemin melewati kamar milik jisung,ia buka pintu itu, rapi, sepertinya sipemilik kamar belum kunjung pulang,jaemin kembali melangkah menuju kamar nya

Saat ia masuk, tak ia dapati jeno, suaminya belum kembali dari kepergiannya di pemakaman tadi siang

Jaemin duduk di tepian kasur menunggu jeno kembali, namun waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari, jeno nya belum kunjung kembali

Jaemin merasa gelisah, beberapa kali ia mengecek ponsel nya, lalu terus kebawah untuk memastikan apa jeno belum kembali, jisung juga belum kembali

"nana, tidur lah, jeno mungkin tak akan pulang malam ini" ujar taeyong selaku ibu nya jeno

"tapi bubu, aku kawatir , dimana mereka berdua, dimana mereka, apa sudah makan, apa mereka nyaman tidur disanan" ujar jaemin

"hmm.. Kembalilah kekamar mu, biar bubu yang menunggu mereka

taeyong menuntun jaemin menuju kamar milik jaemin, dengan berat hati jaemin mengikuti permintaan ibu mertua nya,sesampai nya diatas taeyong menyelimuti jaemin

"mereka pasti baik baik saja sayang, istirahat lah" senyum taeyong lalu ia keluar dari kamar tersebut

Jaemin berbaring menghadap kanan, tempat biasa jeno berbaring di sebelahnya, lengan jaemin terlipat ia jadikan bantalannya, lama ia tatap sisi tempat bisa jeno tidur

Lalu ia kembali menangis, ia juga merasa bersalah pada mendiang karina yang mempercayakan putra nya pada nya, tapi ia berlaku buruk pada mingyu

Tak ada ujung nya jaemin menatap sisi tempat jeno, hingga kamar tersebut terang secara perlahan karna sinar matahari yang masuk di celah gorden

Jeno dan jisung tak kunjung pulang juga pagi ini















Aku lagi mood banget nih, langsung ngetik panjang lebar, semoga seru ya cerita aku

Mangat semua nyaa

Vote nya kakak abang

dream nanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang