Bab 15

126 1 0
                                    

Hai semua, maaf banget menganggu baca nya, saya minta maaf kalau alur dan tata bahasa belum sempurna, saya penulis pemula jadi mohon maklum, dan juga saya mohon banget jika ada dari kalian yang suka dengan cerita ini vote cerita ini, tinggalkan jejak kalian dengan memberikan vote di bawah, tapi saya nggak maksa.

Terimakasih sudah setia membaca cerita Bertemu Jodoh Di Pesantren ..... Happy reading all 🎊 selamat menikmati .....

Hari sudah mulai malam, keluarga Elzein beserta Nadya sudah makan malam. Saat ini mereka semua tengah bersantai di ruang keluarga.

"Nadya, bagaimana tadi ngajar nya?" Tanya Abi Harish.

Nadya tersenyum, "Alhamdulillah Abi, tadi Nadya ngajarnya lancar, santri nya juga asik dan nggak kaku," ucap Nadya.

"Alhamdulillah," ucap semuanya. Mereka mengobrol dengan sangat asik, tetapi tidak dengan Zaidan yang entah kenapa matanya selalu ingin melirik kearah Nadya.

"Astaghfirullah, kenapa ini mata pengen ngeliat Nasya terus sih? Kan nggak boleh, Zaidan please control matanya, jangan sampai melihat Nadya terlalu dalam," batin Zaidan yang tengah gelisah.

Sedangkan si pelaku yang membuat Zaidan gelisah sedang mengobrol, Zaidan merasa suara Nadya sangat lembut sehingga ketika Nadya berhenti berbicara Zaidan ingin membuat Nadya berbicara lagi. Katakanlah jika Zaidan candu mendengar suara Nadya.

"Nad, besok kamu ada kelas kan, jadi besok nggak usah ngajar," ucap Zaidan, Nadya menoleh dan mengkerukan keningnya.

"Kenapa gitu Pak? Eh, maksud saya, saya kan di sini tidak bawa baju ganti dan buku kampus, lagian rumah saya lumayan jauh dari pesantren," ucap Nadya.

Zaidan terdiam, benar juga apa yang di katakan Nadya.

"Nadya, Umi boleh bertanya nggak?" Tanya Umi Rena, Nadya menoleh dan tersenyum, "Boleh dong Umi, mau tanya apa?" Tanya Nadya.

"Nadya, udah punya calon suami?" Tanya Umi Rena, Nadya terdiam mendengar pertanyaan secara tiba-tiba dari Umi Rena.

Uhuk uhuk uhuk

Bukan Nadya yang terbatuk tetapi Zaidan yang tidak sengaja tersedak air yang di minumnya. "Hati-hati minum nya, Zaid," ucap Umi Rena.

Zaidan mengangguk, "Iya, Umi," ucap Zaidan. Setelah mengecek kondisi Zaidan yang terlihat baik-baik saja Umi Rena kembali menatap Nadya.

"Em, Nad, maaf kalau pertanyaannya menganggu privasi kamu, Umi tidak bermaksud," ucap Umi Rena yang tidak enak hati karna sedari tadi Nadya hanya diam.

Nadya tersenyum, "Iya Umi nggak papa kok," ucap Nadya, "Nadya belum punya calon atau pacar, Umi." Lanjut Nadya sembari menunduk malu.

"Oh, kenapa belum punya calon? kan kamu cantik nduk, pasti banyak yang mau," ucap Umi Rena.

Nadya mengangkat kepalanya menatap Umi Rena, "Sebenarnya sudah ada yang lamar Nadya Umi, tapi Nadya tolak karna kriteria Nadya nggak ada sama orang itu," ucap Nadya.

"Emang kriteria kamu bagaimana, Nad?" Tanya Abi Harish yang penasaran, Zaidan ikut penasaran dan takut jika bukan dirinya yang Nadya mau.

Nadya terlihat malu untuk mengatakannya, Nadya menatap Zaidan sebentar lalu kembali menunduk.

"Em, yang s-seperti g-gus Z-zaidan, Umi." Ucap Nadya dengan gugup, Nadya langsung menunduk untuk menyamarkan rasa malunya.

Mendengar ucapan Nadya lantas semua orang menoleh kearah Zaidan termasuk Nadya yang menatap Zaidan untuk melihat ekspresi yang di berikan Zaidan.

ZaiNadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang