Bab 35

122 2 0
                                    

Pukul 13.40 Nadya dan Zaidan merebahkan tubuh mereka diatas kasur yang empuk. Setelah solat Dzuhur mata mereka terasa sangat berat, mungkin karna mereka tidak sempat tidur dari semalam.

Kedua orang tua Nadya dan Zaidan udah pulang sejak satu jam yang lalu. Nadya memeluk Zaidan dan mencari posisi ternyaman untuk ia tidur.

Zaidan juga tak tinggal diam, ia mengelus rambut Nadya dengan lembut. "Tidur sayang, kamu pasti capek kan?" Tanya Zaidan, Nadya mengangguk.

"Iya mas, mas juga tidur," ucap Nadya yang di angguki Zaidan. Mereka berdua tidur dengan saling memeluk, menyalurkan rasa cinta mereka.

•••••••••

Sore hari pukul 15.50 Zaidan terbangun dari tidurnya, ia membuka matanya dan melihat kearah jam dinding.

Di samping Zaidan terdapat Nadya yang masih terlelap, Zaidan memindahkan tangannya yang semula dipakai Nadya untuk dijadikan bantalan agar bisa segera mandi dan bersiap solat.

Tak berselang lama Zaidan selesai mandi dan mengambil wudhu, ia masih melihat Nadya yang terlelap. "Pules banget tidurnya, pasti capek banget," ucap Zaidan sambil mengelus rambut Nadya.

Nadya yang merasakan ada yang mengelus rambutnya mengerjapkan mata dan membukanya perlahan.

"Eugh, mas, jam berapa?" Tanya Nadya, masih dengan mengelus rambut Nadya, Zaidan menjawab, "Jam empat sore sayang, bangun yuk, solat ashar dulu!" Ajak Zaidan.

Nadya mengangguk, "Mas, udah solat?" Tanya Nadya sembari bangkit dari tidurnya. Zaidan menggeleng, "Belum, mas nunggu kamu, kamu ambil wudhu gih, sekalian mandi," ucap Zaidan.

"Iya mas, tungguin Nadya ya? Nggak lama kok." Ucap Nadya, Nadya mengambil dasternya didalam lemari karna nanti tidak ada rencana kemana-mana.

Zaidan mengangguk, setelah melihat Nadya masuk kedalam kamar mandi Zaidan merasa bosan, jadi ia memutuskan untuk membereskan tempat tidur agar rapi.

Selesai membereskan kamar berbarengan dengan Nadya yang selesai mandi, mereka berdua bersiap untuk solat ashar berjamaah.

Setelah solat berjamaah, seperti biasa mereka akan berdoa dan berdzikir, selesai dengan itu semua Zaidan menghadap kebelakang dimana Nadya berada.

Nadya yang paham segera mengambil tangan Zaidan untuk disalaminya. Zaidan membalas dengan mengecup kening Nadya dengan lembut.

Setelah menyalami punggung tangan Zaidan, masih dengan memakai mukena Nadya merebahkan tubuhnya dengan berbantalan paha Zaidan.

Zaidan mengerti jika saat ini Nadya sedang kelelahan, ia mengusap kening Nadya, mata Nadya terpejam.

"Sayang, jangan tidur, kita tunggu adzan magrib dulu, okey?" Ucap Zaidan yang di angguki Nadya. "Iya mas, Nadya cuma pejam saja." Ucap Nadya.

Saat sedang asik dengan posisi mereka saat ini, mereka mendengar suara bel rumah berbunyi, mereka saling pandang berbicara dari mata dan bertanya dari mata siapa yang bertamu?

"Mas, buka gih!" Titah Nadya, Zaidan mengangguk, "Kamu ikut ya?" Ucap Zaidan yang di angguki Nadya.

Mereka berjalan menuju pintu utama rumah mereka melihat siapa yang bertamu, saat pintu rumah terbuka mereka sedikit kaget dengan kedatangan Khanza.

"Assalamualaikum, Nad!" Sapa Khanza, Nadya tersenyum. "Walaikum salam mbak, ayo masuk dulu mbak!" Ajak Nadya.

Khanza menggeleng sembari tersenyum, "Nggak perlu Nad, oh ya mbak ke sini mau nitip Rayyan, bisa nggak?" Tanya Khanza.

"Mbak mau ke Jakarta bentar, mungkin besok pagi mbak ke sini lagi jemput Rayyan." Lanjut Khanza.

Nadya mengangguk dan tersenyum, "Iya mbak, aman, Ray disini saja ya sama Tete." Ucap Nadya kepada Rayyan.

ZaiNadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang