Bab 33

98 2 0
                                    

Saat ini Nadya dan Zaidan sarapan sebelum berangkat. Mereka sarapan dengan makanan yang Nadya buat tadi.

"Mas, masakan Nadya enak nggak?" Tanya Nadya, Zaidan mengangguk dan memberikan kedua jempolnya.

"Enak banget sayang, udah nggak perlu belajar lagi," ucap Zaidan, Nadya tersenyum mendengar pujian dari Zaidan.

"Hehe, makasih mas," ucap Nadya, "Sama-sama sayang," ucap Zaidan tersenyum. Mereka melanjutkan makannya karna jam delapan mereka harus berangkat.

Setelah makan Nadya menaruh piring di wastafel dan mencucinya, Zaidan tak tinggal diam, ia membantu Nadya dengan membereskan meja makan.

Selesai beberes Zaidan mulai menggeret dua koper untuk di masukkan kedalam bagasi mobil.

Sebelum benar-benar meninggalkan vila mereka mengambil beberapa foto disekitar vila termasuk kamar yang mereka tempati.

Nadya menatap sendu vila itu, Nadya membalikkan badannya berjalan menuju mobil dan menggeret satu koper lagi.

Fyi, tadi Zaidan menggeret dua koper dan Nadya menggeret satu lagi, itu karna Zaidan menggeret koper yang berisi baju-baju mereka sedangkan Nadya menggeret koper yang berisi oleh-oleh untuk keluarganya.

Nadya memberikan koper itu kepada Zaidan untuk di masukkan di bagasi. Saat akan membuka pintu mobil bagian tengah Nadya kembali menoleh kearah vila, ada rasa tak ngin pergi, tapi bagaimanapun ia harus pergi dari negara ini, karna keluarga tercinta menanti kepulangan nya.

Zaidan yang melihat istrinya itu, berniat merangkul sang istri, ia paham apa yang di rasakan Nadya.

"Sayang, jangan sedih, kapan-kapan kita ke sini lagi." Ucap Zaidan, Nadya mengangguk, "Ya sudah, ayo masuk, kita harus segera berangkat!" Lanjut Zaidan.

Mereka berdua masuk kedalam mobil, lalu mobil pun melaju meninggalkan vila menuju bandara.

Sesampainya di bandara internasional Zurich, mereka menyerahkan koper mereka untuk di masukkan di bagasi pesawat, selesai dengan koper mereka menunggu di kursi tunggu sebelumnya mereka sudah membeli tiket untuk ke Mekkah.

Beberapa menit kemudian mereka mendengar pengumuman jika pesawat yang mereka tumpangi akan segera take off.

Zaidan mengajak Nadya masuk kedalam pesawat. Setelah semuanya duduk dengan nyaman, pramugari memberitahu jika pesawat akan take off.

Tak lama pesawat pun take off, Nadya membaca doa-doa agar ia dan Zaidan sampai di Mekkah dengan selamat.

••••••••

Satu jam mereka mengudara, Nadya merasa bosan, ia menoleh kearah Zaidan yang lagi-lagi berkutat dengan laptopnya.

Nadya menghela nafas lihat Zaidan, "Mas!" Nadya merengek agar Zaidan menoleh kearahnya. Benar saja, Zaidan mengalihkan pandangannya pada laptop dan menatap Nadya.

"Kenapa, heum? Butuh sesuatu?" Tanya Zaidan, Nadya menggeleng, "Nadya bosan, mas!" Nadya kembali merengek, Zaidan menutup laptopnya dan kembali menatap Nadya.

"Istri mas sekarang mau ngapain, heum?" Tanya Zaidan, Nadya menggeleng pertanda ia tidak tau harus ngapain. Zaidan menatap Nadya, memperhatikan setiap inci wajah Nadya.

Nadya yang melihat Zaidan terus-terusan menatapnya sedikit salting. "Mas, kenapa natap Nadya terus? Ada yang salah sama Nadya?" Tanya Nadya, Zaidan tersenyum lalu menggeleng.

"Nggak ada yang salah Zaujati, mas lagi memperhatikan bidadari yang turun dari bumi, mau bantu carikan selendangnya biar bisa pulang ke kahyangan tapi mas nggak mau kehilangan dia," ucap Zaidan.

ZaiNadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang