Bab 20

123 1 0
                                    

Udah bab 20 aja, nggak kerasa udah segini pencapaian saya untuk karya ini, menurut kalian enak nya sampe bab berapa ya? Jangan lupa komen .......
Happy reading 🎊

"Please, siapapun kamu tolong lepasin saya! Jangan sentuh saya, saya mohon, jangan sentuh saya," ucap Nadya memohon kepada Romi dan juga Oskar.

"Mau di sikat kapan ini Rom? Aku udah nggak sabar!" Ucap Oskar, Oskar terus menggoda Nadya, sesekali menyentuh pipi mulus Nadya.

Nadya menangis, kali ini Nadya menangis bukan karna kesakitan atau ketakutan tetapi menangis karena dirinya sudah ternodai dan di sentuh oleh lawan jenis.

Impian Nadya yang tidak akan tersentuh oleh siapapun kecuali Ayah dan suaminya termusnahkan oleh tiga lelaki itu.

"Sabar lah Kar, kita pasti akan bersenang-senang dengan nya, tapi tunggu dulu," ucap Romi.

"Ya Allah, maaf kan hamba yang sudah tersentuh oleh lelaki ini, hamba bener-bener nggak ridho kalau tubuh hamba di sentuh oleh yang bukan mahram, tolong bantu hamba," batin Nadya.

"Tenang lah gadis cantik, jangan menangis terus, kita tidak akan menghabisi mu, kita hanya ingin bermain saja dengan mu," ucap Romi.

Nadya menatap sinis mereka semua, "Tolong lepaskan saya! Saya nggak rela di sentuh kalian!" Teriak Nadya.

•••••••

Zaidan menyelusuri jalanan menuju jalan raya menggunakan sepeda motor karna Zaidan sangat yakin kalau Nadya tidak jauh berada di sekitar itu.

"Duh, Nadya, kamu kemana sih? Jangan bikin aku khawatir, Nad," gumam Zaidan. Zaidan melihat sekeliling yang sangat sepi.

Tiba-tiba Zaidan mengerem mendadak saat melihat sesuatu yang berwarna putih. "Apa itu? Sepertinya aku pernah melihat tapi dimana?" Tanya Zaidan.

Zaidan menjentikkan jarinya ketika sudah mengingat, "Nah iya, itukan tas yang di pakai Nadya tadi." Ucap Zaidan, Zaidan turun dari motor dan mendekati benda yang berbentuk seperti tas itu.

Zaidan mengambil tas itu lalu memperhatikannya, "Iya bener ini punya Nadya!" Ucap Zaidan ketika sudah membuka isinya.

Zaidan bukannya lancang atau gimana tetapi Zaidan hanya memastikan barang milik siapa itu, siapa tau Zaidan menemukan indentitas pemilik tas itu.

"Kalau tas nya ada di sini, Nadya nya kemana?" Tanya Zaidan, Zaidan kembali memperhatikan sekeliling yang sangat sepi.

Tiba-tiba netranya melihat sebuah gudang yang tak terpakai, entah mengapa seperti ada magnet yang menyuruh nya ke gudang itu.

Zaidan meletakkan kembali tas itu di jok sepeda motornya lalu mendekati gudang kosong itu.

Dengan keberanian yang ada, Zaidan mulai membuka pintu gudang itu dengan perlahan. Saat masuk ke dalam Zaidan mendengar suara teriakan seorang wanita yang Zaidan rasa itu adalah suara Nadya.

"Nadya? Jadi Nadya ada di sini?" Tanya Zaidan, sebelum benar-benar masuk Zaidan menelpon polisi terlebih dahulu, beruntung suara Zaidan tidak menganggu para lelaki yang berada di sana jadi Zaidan aman.

Setelah menelpon polisi Zaidan masuk ke dalam dengan mengendap-endap bak seorang maling, tak lupa Zaidan juga memakai masker agar tidak ketahuan.

"Tolong, lepasin saya! Jangan sentuh saya, saya mohon!" Teriakan Nadya kian makin kencang saat Zaidan mendekati salah satu pintu.

Zaidan segera membuka pintu yang di duga didalamnya terdapat Nadya, Zaidan membuka pintu itu dengan perlahan agar tidak menimbulkan suara.

Setelah pintu terbuka sedikit Zaidan mulai bisa melihat apa yang ada didalam. Ternyata di dalam terdapat Nadya yang sedang di ikat, wajahnya yang cantik kini terdapat banyak air mata dan juga netra yang lembut kini hanya ada ketakutan.

ZaiNadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang