Bab 22

114 2 0
                                    

Hari-hari telah berlalu, hari ini adalah hari ke-7 sebelum pernikahan Nadya dan Zaidan di laksanakan. Seperti orang pada umumnya saat ini mereka semua sibuk mempersiapkan apa yang di butuhkan untuk pernikahan nanti.

Segala barang sudah di persiapkan dari baju pengantin, dekor pelaminan, dekor akad, baju akad, konsumsi, undangan, dan masih banyak lagi.

Hari ini juga Nadya dan Zaidan akan fitting baju di salah satu butik langganan Umi Rena. Mereka fitting baju dengan membawa Umi Rena dan juga Bunda Rania.

Sesampainya di butik mereka semua turun dan masuk ke dalam.

Mereka menuju resepsionis dan disambut dengan ramah, "Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?" Tanya resepsionis.

"Em, mbak Fitri ada nggak?" Tanya Umi Rena, "Bu Fitri ada di ruangannya Bu, mau saya panggilkan?" Tanya resepsionis itu.

"Boleh deh, tolong bilang kalau ada Rena, ya?" Ucap Umi Rena yang di angguki oleh resepsionis itu, kemudian resepsionis itu menuju ruangan Fitri, seperti yang sudah Umi Rena sebutkan tadi.

Sebelumnya mereka sudah di persilahkan untuk duduk sembari menunggu kedatangan Fitri. Tak berselang lama Fitri yang dibilang menemui Umi Rena.

"Rena!" Panggil Fitri, Umi Rena menoleh, "Mbak Fitri!" Ucap Umi Rena,Umi Rena berdiri dari duduknya tak lupa mereka berjabat tangan.

"Tumben ke sini Ren, ada apa?" Tanya Fitri, Fitri mempersilahkan mereka kembali duduk sehingga mengobrol lebih nyaman.

"Em, kenalin ini anak saya dan ini calon mantu saya," ucap Umi Rena, kemudian mereka semua kenalan.

"Kedatangan saya ke sini mau fitting baju pengantin mbak," ucap Umi Rena, "Udah mau mantu aja Ren, anak saya masih belum, ya sudah ayo kita liat dulu!" Ajak Fitri.

"Kalian ikut mbak Fitri gih!" Ucap Umi Rena, Zaidan dan Nadya mengikuti langkah Fitri, sesampainya di tempat baju pengantin Fitri menyuruh salah satu karyawan untuk mengambil baju pengantin wanita dan pria.

"Pilih gih mau baju pengantin yang mana," ucap Fitri, Nadya melihat sekeliling, Nadya bingung harus pilih yang mana karna semuanya sungguh sangat bagus dan cantik.

Nadya menatap Zaidan meminta Zaidan untuk memilih nya, seakan mengerti Zaidan menunjuk salah satu gaun yang berada di depannya.

"Ini bagus, simpel tapi elegan," ucap Zaidan mendeskripsikan gaun pengantin yang ia pilih. Nadya menatap gaun itu dengan intens.

"Iya juga, meskipun simpel tapi terlihat sangat elegan," ucap Nadya, "Ya udah mbak saya mau ambil yang ini," ucap Nadya.

"Baik mbak, untuk gaun resepsi nya?" Tanya Fitri, "Em, ini bagus warna nya biru saya suka!" Ucap Nadya sembari menunjuk gaun resepsi pilihannya.

"Itu saja? Nggak mau pilih gaun lagi?" Tanya Fitri dan Nadya hanya menggeleng, "Ya sudah kalau begitu mari kita coba gaun nya siapa tau ada yang kurang!" Ajak Fitri.

Fitri dan Nadya ke ruang fitting, Nadya mencoba gaun itu, saat gaun itu terpasang di tubuh Nadya, betapa cantiknya Nadya saat memakai itu.

Kulit Nadya yang putih bersih bersanding dengan gaun akad yang sangat elegan saat di pakai nya.

"Ya ampun cantik sekali kamu, Nad! Zaidan pasti terpesona dengan penampilan mu saat ini," Ucap Fitri, Nadya tersenyum malu, "Iya mbak makasih," ucap Nadya.

"Ayo kita ke depan dan tunjukkan kepada Zaidan!" Ajak Fitri, Fitri meraih tangan Nadya tetapi Nadya menahannya.

"Nggak usah mbak, Gus Zaidan melihat nanti saat acara saja," ucap Nadya, Fitri tersenyum geli, "Oh, rupanya ada yang mau kasih kejutan, nih," ledek Fitri, Nadya hanya cengengesan saja.

ZaiNadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang