Bab 29

121 2 0
                                    

Pagi harinya, Zaidan terbangun, ia mengerjapkan matanya dan menoleh kearah jam dinding. Betapa terkejutnya Zaidan ketika mendapati jarum jam telah menunjukkan pukul 06.30, Zaidan menoleh kearah Nadya yang sedang tidur di sampingnya.

Pikiran Zaidan terulang saat kejadian semalam, ia tersenyum mengingat hal itu. "Syukron zaujati." Ucap Zaidan sembari mengecup kening Nadya.

Zaidan mengelus rambut Nadya dan sesekali mencium pipi Nadya sehingga tidur Nadya terusik dan mengakibatkan Nadya terbangun.

Ketika membuka mata Nadya kaget dengan keberadaan wajah Zaidan yang sangat dekat dengannya.

"Bangun sayang, liat, sekarang sudah jam 06.35," ucap Zaidan. Refleks, Nadya menatap jarum jam dan benar saja mereka telat bangun.

Nadya mendorong tubuh Zaidan, "Tunggu apa lagi mas? Sekarang kita harus buru-buru solat," ucap Nadya.

"Eh, tapi .... " Ucapan Zaidan terpotong ketika Nadya sudah lebih dulu duduk, Nadya yang merasa ia tidak pakai baju segera mengambil selimut dan menutup tubuhnya.

"Mas, ih, kenapa nggak kasih tau kalau Nadya belum pakai baju!" Ucap Nadya.

"Mas mau bilang sayang, tapi kamu lebih dulu duduk," ucap Zaidan. Nadya menahan rasa malunya.

"Ish, mas, Nadya malu." Ucap Nadya, ia bahkan menutup dirinya hingga atas kepala, Zaidan terkekeh, ia menarik pelan selimut yang menutupi Nadya.

"Nggak perlu malu sayang, mas kan udah liat semuanya dari semalam," ucap Zaidan, pipi Nadya bersemu.

Dengan sedikit kasar ia menggerakkan kaki nya tetapi rasa nyeri di antara selangkangan membuat ia menghentikan gerakannya yang akan turun dari kasur.

Zaidan yang melihat Nadya meringis seketika mengernyitkan dahinya, "Kamu kenapa sayang?" Tanya Zaidan.

Nadya menoleh kearah Zaidan, ia malu mengatakan hal yang sebenarnya, "Em, i-itu, em, itu Nadya sakit." Ucap Nadya.

Zaidan yang paham maksud Nadya seketika membuka selimut Nadya, tetapi Nadya segera menahannya.

"Mas mau ngapain?" Tanya Nadya dengan panik, Zaidan menatap Nadya, "Ya, mas mau liat aja sayang," ucap Zaidan.

Mata Nadya mendelik mendengar ucapan Zaidan, Zaidan terkekeh, "Hehe, becanda sayang. Mas gendong, mau?" Tawar Zaidan.

"Em, boleh deh mas, Nadya mau ke kamar mandi," ucap Nadya, Zaidan mengangguk. Lalu Zaidan menggendong Nadya ala bridal style dengan selimut yang masih membungkus tubuh Nadya.

Saat sampai di kamar mandi Zaidan menurunkan Nadya diatas closed yang tertutup.

Nadya menatap Zaidan yang tak kunjung keluar, "Kenapa masih disitu, mas?" Tanya Nadya.

"Mau mandi." Jawab Zaidan dengan santai. "Mandi di kamar mandi bawah mas, kalau kita mandi bareng, udah beda cerita," ucap Nadya.

"Nggak bakal .... " Ucapan Zaidan terpotong oleh ucapan Nadya. "Ini udah siang mas, sebaiknya kita mandi secara terpisah agar semakin cepat," ucap Nadya.

Akhirnya Zaidan menurut, ia keluar dari kamar mandi setelah berpamitan dan mencium kening Nadya.

Setelah Zaidan meninggalkan dirinya, ia langsung segara mandi besar. Selesai semuanya ia berniat kebawah untuk memasak makanan yang akan mereka makan.

Saat berada di dapur ia sudah mencium aroma wangi yang sangat menyeruak, Nadya melihat di dapur sudah ada Zaidan yang tengah memakai celemek.

"Mas, kamu masak?" Tanya Nadya, Zaidan menoleh ke sumber suara dan ketika mendapati istrinya itu ia tersenyum.

ZaiNadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang