Bab 38

23 0 0
                                    

Adzan magrib berkumandang, Nadya dan Zaidan bersiap melaksanakan solat magrib berjamaah. Seperti biasa setelah solat mereka berdzikir dan berdoa.

Setelah melakukan kebiasaannya, Zaidan merebahkan tubuhnya dengan berbantalan paha Nadya, Nadya mengelus lembut pipi dan rambut Zaidan.

"Mas, Nadya mau nanya sesuatu, boleh nggak?" Tanya Nadya, Zaidan tentu mengangguk, ia mendongak menatap Nadya dari bawah.

"Nanya aja sayang," ucap Zaidan, "Mas dulunya selalu jadi imam masjid pesantren, ya?" Tanya Nadya.

Zaidan mengangguk, "Iya sayang, tapi nggak terlalu sering juga, kalau waktunya aja, kan disana ada jadwalnya siapa yang jadi imam, mas hanya kebagian hari Minggu, Senin, dan Jumat aja." Ucap Zaidan.

"Oh, pantesan saja tadi abis solat para santriwati saling berbisik memuji suara merdu mas sayang, nggak tau apa ya kalau disana ada istrinya?" Ucap Nadya dengan bibir yang di majukan, persis seperti bebek.

Zaidan terkekeh mendengar ucapan Nadya, Zaidan mengelus perut Nadya, "Baby, liat, Umma sedang ngambek, bibirnya maju seperti bebek, lucu kan?" ucap Zaidan, mendengar itu bibir Nadya semakin maju.

"Mas, ih, jangan bilang ke baby, nanti dia ngejekin Umma nya!" Ujar Nadya, Zaidan semakin terkekeh. "Nggak akan sayang, nanti kalau begitu dia, mas marahin," ucap Zaidan.

Nadya menggeleng, "Jangan mas, kasian baby, masih kecil udah di marahin," ucap Nadya, Zaidan mengangguk, "Iya sayang iya, nanti mas akan sayangi si baby." ucap Zaidan.

Nadya tersenyum dan mengapit pipi Zaidan sehingga membuat bibir Zaidan monyong, Nadya terkekeh melihat bibir Zaidan yang seperti itu.

Bukannya menghindar, Zaidan malah semakin memonyongkan bibirnya dan itu sukses membuat Nadya tertawa, Zaidan pun juga ikut tertawa.

"Haha, mas, ya Allah, kenapa jadi seperti itu?" Tanya Nadya, Nadya merasa sangat capek tertawa, ia merasa pipinya mulai memanas.

Saat asik tertawa, mereka berdua mendengar notif di ponsel Nadya. Nadya bangkit dari duduknya dan mengambil ponsel guna melihat notif dari siapa.

Setelah mengambil ponselnya, Nadya kembali duduk disamping Zaidan, Zaidan bangkit dari baringnya dan ikut duduk disamping Nadya. "Dari siapa sayang?" Tanya Zaidan.

"Sepertinya dari admin toko itu deh mas." Ujar Nadya, Zaidan ikut melihat ponsel Nadya, "Selamat sore kak, baju itu memang hadiah dari kami, toko kami selalu memberi hadiah setiap ada costumer baru, hadiah itu juga tanpa biaya tambahan, semoga kakak suka."

Nadya membaca chat dari admin toko, mereka saling pandang lalu tersenyum. Nadya kembali fokus dengan ponselnya guna mengucapkan terimakasih kepada toko itu.

"Ternyata bener buat kita mas," ucap Nadya, Zaidan mengangguk dan tersenyum, "Iya sayang, Alhamdulillah, semoga toko itu semakin lancar usaha nya." Ucap Zaidan yang diaminkan oleh Nadya.

"Amin. Jadi besok tetap pakai baju couple kan?" Tanya Nadya yang di angguki Zaidan, "Iya sayang." Ucap Zaidan sembari mengacak pelan pucuk kepala Nadya yang tertutup mukena.

Allahu Akbar Allahu Akbar

Adzan isya' berkumandang, mereka bergegas solat isya' berjamaah. Setelah solat, mereka merapikan kembali peralatan solat ketempat semula.

Setelah solat dan membereskan perlengkapan solat, mereka memutuskan untuk makan malam. Karna Nadya maupun Zaidan tidak ada yang masak, akhirnya mereka memilih go food saja.

"Kamu mau makan apa, sayang?" Tanya Zaidan, saat ini keduanya tengah duduk di ruang keluarga sembari menonton televisi.

Nadya menoleh, "Terserah mas aja," ucap Nadya dan kembali fokus menonton televisi yang menayangkan si kembar botak.

ZaiNadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang