#26: Gk salah, Gk benar juga

24 5 4
                                    

Sudah 4 hari Lily tak berangkat karena dia menjaga Azkara, dia memang sengaja meminta izin kepada Sharla untuk menjaga Azkara untuk beberapa waktu. Tapi apakah dia lupa? Bahwa dia juga akan menghadapi lomba yang di selenggarakan hari ini, Selasa.

Lily berangkat ke sekolah dengan heran, kenapa sekolahnya begitu sepi. Biasanya Natasya juga sudah berangkat, tapi hari ini sangat sepi.

Lily bertemu dengan Pak Johan yang kebetulan baru saja berangkat, dan pak Johan yang melihat keberadaan Lily di dekat gerbang itu langsung menghampirinya.

"Assalamualaikum pak Johan, ini kenapa sekolah sepi banget? Biasanya juga jam segini sudah ramai." Tanya Lily yang bersalaman dengan bapak wali kelasnya itu.

"Waalaikumsalam Lily, kamu gk lihat grup kelas? Kan sudah bapak beritahu kalau hari ini libur sampai kasus ini selesai." Lily mengerutkan keningnya heran, Pak Johan menghembuskan nafasnya pasrah. Sepertinya Lily memang tidak tau apa-apa.

"Sini duduk dulu, bapak akan ceritakan semuanya kepada kamu." Pak Johan menceritakan semuanya kepada Lily yang terjadi 5 hari yang lalu sampai sekarang.

Lily tak percaya dengan cerita dari pak Johan itu, dia merawat Azkara sampai lupa dengan teman-temannya.

"Ya sudah pak terima kasih kalau begitu saya gk jadi ikut lomba, suruh Cirna aja karena sahabat saya lebih penting pak. Saya pamit pak, assalamualaikum." Pak Johan berdiri dari duduknya, menatap Lily yang pergi dari sampingnya.

"Waalaikumsalam." Pak Johan langsung masuk kedalam sekolah dan menuju kantornya, sedangkan Lily masih gelisah, dia bingung harus bilang apa kepada Cindy nanti? Dia menyesal tidak membuka handphonenya selama ini.

"Cin gue harap Lo gk marah sama gue." Batin Lily yang masih duduk anteng di belakang tukang ojek itu. Dan sampailah dia di RSU PIRNGADI, Lily langsung masuk kedalam dan pergi ke ruangan Natasya berada.

Sedangkan Cindy, Anya, Amora, dan Kiel terkejut dengan kedatangan Lily yang memakai seragam OSIS itu. Cindy menatap datar kearah Lily, begitu juga dengan Anya dan Amora.

"Baru ingat? Atau baru tau? Atau sengaja memang gk mau tau soal Natasya?" Tanya Cindy dengan wajah datarnya, padahal dia sudah menelfon Lily hingga ratusan tapi tak pernah dia angkat. Ya sudah yang terpenting dia sudah mencoba memberitahu Lily.

"Cindy gue minta maaf, gue juga baru tau kalau Natasya kayak gini. Itu pun gue di kasih tau sama pak Johan." Ucap Lily yang menghampiri Natasya yang berbaring lemas.

"Sesibuk apa sih Lo? Sampai gk jawab telfon dari kita?" Tanya Anya yang menatap Lily, Kiel memilih untuk diam saja karena itu adalah urusan mereka, jadi dia tidak mau ikut campur, kecuali kalau sudah terlewat batas.

"Maafin gue, gue waktu itu juga lagi nyelametin Azkara. Dia juga sakit beberapa waktu kemarin, gue juga harus jaga dia. Karena Tante Rahmi juga harus nyari kerja buat kebutuhan mereka berdua." Jelas Lily.

Cindy bangun dari duduknya, Anya dan Amora bangkit dari duduknya juga, menahan Cindy. Dia takut kalau Cindy kelepasan dan menghajar Lily.

"Heh! Mikir dong!! Kalau Lo jagain dia, Lo gk bisa gitu buka hape Lo bentar aja!! Gue udah capek ya Li sama Lo!! Gue capek harus ngertiin Lo, ngertiin ucapan Lo!! Lo bantu orang lain tapi Lo sendiri gk tau gimana keadaan sahabat Lo!!" Lily sudah menangis, dia juga salah kenapa tidak membuka chat untuk sebentar saja.

"LO EMANG GK SALAH NOLONG DIA!! TAPI LO JUGA MIKIR DONG!!?? GIMANA KEADAAN NATASYA SAMA ARKANA!! IYA TAU KALAU KITA SEMUA ADA DI SINI TAPI SEENGGAKNYA LO TAU GIMANA KEADAAN KITA SEKARANG!!" Bentak Cindy.

"Sabar Cin, sabar, ingat kita lagi di rumah sakit." Peringat Anya, Cindy menatap Lily yang sudah menangis dan meninggalkan ruangan itu.

"Udah Li jangan di pikirin omongannya Cindy, Natasya juga gapapa kok. Udah ya jangan pada berantem, yang lain nanti juga bisa ke ganggu." Ucap Kiel, mereka ber tiga mengangguk.

5 TEENAGE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang