#21: Bapak Jepran berubah

11 3 4
                                    

Setelah pulang dari tempat olimpiade Natasya dan Eza memutuskan untuk ke rumah sakit karena Eza sudah ngomong kalau Natasya dapat pendonor ginjal.

Sedangkan Anya sedang duduk termenung di jendela kamarnya, menatap jalanan depan rumahnya yang begitu sepi. Dia memikirkan bagaimana nasib Natasya kalau dia masih tetap bersama Valentino.

Dan sudah 4 hari an dia, Cindy, Lily dan Amora menyelidiki keduanya. Dan benar saja Jennifer langsung hamil, mungkin mereka melakukan itu sudah lama dan jadi.

"Nata udah broken home, Cindy udah baikan sama Bapak nya, Amora? Di Jodohin, terus juga keluarganya udah baik-baik aja. Terus Keluarga gue kapan baiknya? Walau Lily sama Tante Sharla masih diam-diaman tapi mungkin beberapa hari juga bakal baikan."

Anya menoleh ketika ada ketukan pintu, dia berdiri dari duduknya dan menghampiri pintu kamarnya. Dan ada Jefran dan Amara yang tersenyum kepada Anya, Anya jadi takut dengan senyum itu.

"Mama? Papa? A-ada apa? A-apa Anya harus ikut ke ka—" belum selesai bertanya Amara dan Jefran langsung memeluknya, Anya jadi takut, kalau tiba-tiba mereka bawa pisau terus nusuk Anya dari belakang?

Astaga Anya jangan berpikir seperti itu, efek nonton drakor genre psikopat ya jadi gini.

"Mama, Papa kenapa?" Tanya Anya.

"Papa, sama Mama minta maaf sama kamu. Selama ini Papa baru sadar kalau apa yang papa lakuin itu salah, papa minta maaf udah mukulin kamu sampai kamu sakit, papa minta maaf udah bikin luka yang dalam buat kamu. Kalau bukan karena Al papa sadar kalau papa buat kamu terluka dalam batin dan fisik."

Anya terdiam, dan kalau di lihat-lihat di ujung bibir papanya tadi juga ada bercak darah dan lebam di sekitar pipi. Anya melepaskan pelukannya dari Jefran dan Amara.

"Papa berantem sama Al? Mama gapapa?" Jefran malah berlulut di hadapannya, Anya menatap Jefran yang sudah berlinang air mata.

Anya menyamakan tingginya dengan Jefran yang sudah bersimpuh tadi, Anya juga menangis.

"Pa? Papa gk harus gini kalau mau minta maaf ke Anya, mau papa pukulin aku, mau papa injak-injak sampai bantuk, Anya udah maafin papa. Anya tetap anggap papa, Mama gk pernah ngalukin itu ke Anya."

Amara menangis, dia menyesal tidak pernah membantu Anya saat sedang terluka.

"Kita anggap semua ini selesai ya pa? Ma? Semuanya udah berakhir, Anya harap kedepannya gk ada lagi luka di rumah ini."

Jefran dan Amara memeluk Anya, dan kini mereka semua tau apa yang di rasakan oleh Anya. Mereka memperbaiki ini sebelum akhir.

••••

Lily sedang terduduk di depan Cafe nya, tak lupa secangkir kopi susu menemaninya. Dia memandang indahnya langit malam yang berhiaskan bintang-bintang dan bulan.

Dia masih tak menyangka kalau hari ini dia dan Azkara jadian. Dan dia sudah mencubit, memukul, dan menggeplak beberapa anggota badannya. Dan itu sakit, ternyata benar dia dan Azkara sudah jadian.

Tak lama ada suara yang membuat nya terganggu, geberan motor Kawasaki di depannya. Lily tidak tau siapa itu, sedangkan orang yang ada di atas motor itu menghampirinya.

"Kek gk kenal gue aja Lo!" Ucapnya, dari nada bicaranya Lily kenal, itu Natasya ternyata. Tapi seingatnya motornya tidak warna hijau cling gitu.

"Motor baru, di beliin bokap. Heheh." Lily masih menatap Natasya yang duduk di hadapannya. Bahkan anak itu tak merasa sedih sama sekali ketika mengetahui fakta, Valentino dan Jennifer telah melakukan hubungan seks dan sampai hamil.

5 TEENAGE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang