#16: Kecurigaan Klepon dan Cindil

19 6 0
                                    

Eza sekarang sedang berada di ICU menemani Natasya yang terbaring lemah, kata dokter tadi juga Natasya harus banyak istirahat. Lalu bagaimana dengan olimpiade sains Nasionalnya? Eza tak memikirkan hal itu yang terpenting kesehatan Natasya sekarang.

Dia juga sudah menelfon Cindy agar kesana, Eza hanya menyebutkan kalau asma Natasya kambuh.

"Eza! Natasya gimana? Baik-baik aja? Gk kenapa-kenapa kan dia?" Eza berdiri dari duduknya, Bisa Eza lihat Cindy datang bersama yang Eza yakin itu adalah Jordan, ayah Cindy.

Bagaimana Eza bisa tau? Karena Natasya, anak itu juga sering cerita kepada dirinya bagaimana kehidupan ke empat sahabatnya.

"Gapapa, dia cuma kecapean aja jadinya begitu. Dan ya untuk beberapa hari kedepannya dia juga harus di rawat di sini dia juga membutuhkan Istirahat yang cukup." Cindy mengangguk.

"Ya udah kalau gitu gue pulang dulu ya, Ini nitip tasnya Natasya." Cindy mengangguk dan mengambil tas milik Natasya yang di bilang tak begitu murah, ya gimana merk tasnya aja Gucci.

"Makasih ya Za udah bawa Nata kesini, Lo hati-hati pulangnya." Eza mengangguk dan pamit pulang.

Setelah sedikit jauh dari ICU Eza mengirimkan pesan kepada Natasya.

"Dasar bocah, kebiasaannya, di bilangin kalau capek jangan di paksa malah di paksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar bocah, kebiasaannya, di bilangin kalau capek jangan di paksa malah di paksa." Gerutu Cindy dan duduk di sebelah Natasya istirahat.

"Ya udah Ayah kabarin bapaknya aja dulu, tadi dia pulang kok." Cindy mengangguk. Tak lama Natasya bangun dari pingsannya, dan bisa dia lihat bukan Eza yang di sampingnya tapi Cindy yang menatapnya lelah.

"Ehehehe iya maaf besok gk lagi, lagian nanggung tadi kurang 2 tumpukan." Percayalah Cindy sudah ingin menggeplak kepala Natasya saat itu juga.

"Diem atau gue geplak pala Lo." Natasya menyengir dan menggaruk kepalanya yang gatal itu. Natasya duduk dan menatap Cindy dan Jordan. Jordan menghampiri Natasya dan mengelus Surai hitam milik Natasya itu.

"Jangan capek-capek nanti kamu malah gk bisa ikut olimpiade, belajar sewajarnya saja ya?" Natasya mengangguk. Cindy sudah menceritakan semuanya tentang Jordan yang berubah.

Natasya memeluk Jordan, Cindy tau kalau Natasya sangat sayang kepada Jordan apalagi Liora.

"Jangan lupa ada anaknya." Ucap Cindy, Natasya tersenyum dan menarik tangan Cindy agar ikut berpelukan juga. Dan tak lama Kiel pun datang dengan wajah yang begitu panik.

"Kamu gapapa Sya? Papa khawatir, tadi Om Jordan telfon papa kalau kamu masuk rumah sakit." Mereka sudah mengurai pelukannya dan Natasya menatap Kiel malas.

5 TEENAGE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang