17. Puzzle Piece

147 23 1
                                    

Happy Reading^^
jangan lupa vote and comment...

.
.
.

At Galen's Apartment

Bunda Galen masuk ke dalam apartemen Galen dengan tergesa-gesa

"GALEN!" panggil bunda Galen dengan berteriak

"apasih bun kok teriak-teriak" sahut Galen yang baru saja keluar dari kamar dengan wajah yang kelelahan akibat kurang tidur

PLAKK

Bunda menampar Galen dengan tiba-tiba, membuat Galen yang tadi masih sedikit mengantuk menjadi sadar sepenuhnya akibat tamparan bunda.

Galen memegeng pipi kirinya sambil menatap tidak terima kepada sang bunda

"kok kamu gak bilang sama bunda kalo perempuan itu ada di Jakarta? kamu diam-diam masih berhubungan sama dia ya?" cecar bunda Galen.

Galen tidak percaya bahwa ia akan di tampar oleh ibunya sendiri hanya karena perempuan gila itu.

"emang bunda mau ngapain kalo aku kasih tau dia lagi ada di Jakarta? bunda mau nampar dia kayak bunda nampar aku?" tanya Galen

"bunda mau ngasih peringatan aja ke dia, biar dia gak dekati kamu lagi" Bunda Galen duduk di sofa

"lagian kamu kan sekarang sukanya sama Jia, ya kamu perjuanginlah Jia. Jangan bilang kamu mau ngikutin jejak ayah kamu?"

"Bun! muka aku boleh mirip ayah, tapi kelakuan aku gak sama kayak ayah. Bunda sendiri yang terus kasih tau aku. Jangan jadi pria brengsek kayak ayah" tegas Galen dengan nada yang sedikit membentak

Galen mengusap wajahnya dengan kasar lalu memeluk sang bunda, karena ia merasa bersalah telah membentak bundanya.

"Kamaren Lala datangin aku ke kantor, dan bikin keributan disana, dan Jia juga datang"

"terus mereka ketemu?" tanya bunda

Galeng menggeleng "enggak, untungnya Lala sudah pulang sebelum Jia datang. aku juga sudah tegasin ke Lala kalo aku udah gak cinta sama dia, tapi dia masih ngancam aku" ucap Galen sembari melepaskan pelukannya pada sang bunda

"Lala biar jadi urusan bunda, kamu urusin aja Jia biar dia gak ngerasa sendirian"

Galen hanya diam mendengarkan ucapan sang bunda

"omong-omong tentang Jia, aku kemaren nyium Jia bun" ucap Galen

Bunda melotot kearah Galen "kamu sudah pacaran sama dia?" tanya bunda

Galen menggeleng "belum"

Plakk
bunda memukul pundak Galen

"aduh bun kok aku dipukul sih" jerit Galen

"lagian kamu belum pacaran main cium-cium dia. Kalo dia mikirnya kamu cowok brengsek gimana?" ucap Bunda kesal melihat kelakuan sang putra

"iya ya? kok aku gak kepikiran kesana?" jawab Galen

"punya anak satu kok otaknya gak jalan sih" cibir bunda lalu pergi kedapur untuk mengambil minum dan meninggalkan Galen yang masih terdiam memikirkan sesuatu di ruang tamu.



****



At Flower Shop

kringg...
"permisi paket, atas namanya Jia Puspita Amelia"

Jia menghampiri Kurir tersebut dan mengambil paketnya

"lo belanja online?" tanya Kila. Jia menggeleng

"gak ada nama pengirim nya" ucap Jia

"coba buka, gue mau liat isinya"

Kila yang sudah tidak sabar mengambil paket itu dari tangan Jia dan membukanya

"KYYAAAA" Kila melempar kotak paket itu, membuat Jia dan Jio terkejut dengan isinya.

Jio maju mendekat memeriksa isi paket itu lebih dekat

"bangkai tikus, kayaknya ini masih baru deh mba" ucap Jio sembari terus memperhatikan bangkai tikus itu

Jia memicingkan matanya "Jio itu kayaknya ada kertas dibawah bangkai tikusnya" tunjuk Jia

Jio mengambil sarung tangan plastik sebelum mengambil kertas yang ada dibawah bangkai tikus tersebut

"eh ada bunga juga mba" Jio menyerahkan kertas dan bunga itu kepada Jia

Jia membuka kertas itu dan membacakan isi suratnya agar terdengar oleh Jio dan Kila

"Sepertinya kamu gak takut ya sama aku? kenapa kamu berhubungan sama polisi munafik itu? asal kamu tau, dia itu sudah punya kekasih! kamu hanya dijadikan pelarian oleh Galen Hendra Kurniawan itu! dari pada kamu sama dia lebih baik kamu sama aku aja Jia sayang"

Kila dan Jio saling melirik satu sama lain sedangkan Jia masih terdiam menatap kertas yang ia pegang

"ini antara penguntit atau orang gila" ucap Kila

"udah mba mending kita laporkan aja kepolisi" ucap Jio

"jangan-jangan ini orang yang sama, sama surat yang gue baca waktu gue kerumah lo?" ucap Kila lalu Jio menarik tubuh Jia agar berhadapan padanya

"ini bukan surat pertama? mba pernah dikirimin gini juga sebelumnya? kok mba gak kasih tau aku sih?" tanya Jio bertubi-tubi

Jia mencoba menenangkan Jio "maaf ya mba gak ngasih tau kamu, tapi waktu itu cuma bunga sama surat, bukan bangkai tikus kayak gini" ucap Jia

"trus ini bunga lily orange, artinya apa? mba gak mau kasih tau aku?" Jia diam tak menjawab

"kayaknya dia orang yang paham tentang bunga juga kayak lo, dia ngasih surat sekaligus bunga buat lo supaya lo paham sama perasaan dia lewat bunga yang dia kirim. Iya gak sih?" tebak Kila

Jio mengangguk "mungkin aja"

Jia menghela nafas panjang "bunga pertama yang gue dapat waktu itu bunga Aster Pink, yang kedua Anyelir putih, yang ketiga.." Jia melirik bunga yang ia pegang

"Lily orange" sambungnya

"arti ketiga bunga itu apa aja?" tanya Kila

"Aster pink artinya perhatian dan cinta yang tulus, Anyelir putih artinya kesedihan, terutama dalam kasus cinta yang tidak terbalas atau perpisahan"

"dan Bunga lily oranye melambangkan kebencian, keangkuhan, dan penghinaan" sambung Jia

"fiks dia penguntit yang terobsesi sama lo! dia cinta sama lo dan cintanya gak terbalas, terus dia jadi benci ke lo karna lo gak balas perasaan dia" ucap Kila sambil mengacak-acak rambutnya

"gila ya? ternyata ada orang segila itu di sekeliling lo" sambung Kila tidak habis pikir

"aku mau kasih tau mas Galen" ucap Jio sembari mengetik nomor telpon Galen

Jia mengambil ponsel Jio agar ia tak menelpon Galen "jangan bawa-bawa Galen, orang itu punya urusan sama mba, bukan sama Galen" Cegah Jia

"tapi dia gila mba! mba gak mungkin bisa ngelawan dia sendirian, mba perlu bantuan mas Galen" jawab Jio untuk meyakinkan Jia

"bener kata Jio, lo gak mungkin bisa ngelawan dia sendirian, lagian disurat itu tertulis bahwa Galen punya kekasih dan lo cuma pelarian? lo gak penasaran sama kebenaran nya gimana?" sela Kila

Jia diam tak menjawab dan itu menjadi kesempatan Jio untuk mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Galen.










to be continued~


*Bunga lily oranye dapat melambangkan kebencian, keangkuhan, dan penghinaan.
Secara umum, bunga lily adalah bunga kesedihan karena juga dapat mewakili pembaruan, kelahiran kembali, dan pemulihan jiwa

-writer by Lee
sorry if there are lots of typos

Beautiful Flower - Jeno x GiselleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang