Membujuk

846 99 7
                                    

Hai gaiss, sorry yah baru update

Makasih banget buat kalian yang pada nungguin aku update hehe. lopyuu

Jangan lupa ini cuma cerita fiksi yah, pliss jangan dibawa serius

Selalu support Paul n Nabila yahhh

Happy Reading...

.

.

.

.

Dua jam lagi Paul akan naik keatas panggung, untuk menghibur para paulmoon yang sudah mulai berkumpul di dalam vanue acara. Paul masih tertidur diatas sofa ruang tunggu dengan posisi kepalanya yang tidur dipangkuan Nabila. Nabila merasa khawatir dengan kondisi Paul yang malah makin memburuk pada detik-detik sebelum acara dimulai.

"Kak, ini Paul gimana yah? kok kayanya demam dia makin tinggi." Tanya Nabila ke Kak Ratih.

"Mau gimana lagi Nab, Paulnya nolak buat diinjeksi" balas Kak Ratih

Memang suhu tubuh Paul setelah siang beristirahat tadi mulai perlahan turun, sehingga Paul meras ia tidak perlu diinjeksi. Meskipun Kak Ratih dan Nabila sudah membujuk Paul  tapi tetap saja Paul menolak. Kini Nabila benar-benar khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan ketika Paul diatas panggung, karena suhu tubuh Paul malah semakin tinggi.

"Powl.. kamu mau yah buat diinjeksi? pliss ini buat kebaikan kamu.." Nabila mengelus kepala Paul yang ada dipangkuannya. Tetapi Paul hanya menjawab dengan gelengan kepala.

"Yaudah kalo gitu, habis ini kamu jangan cari aku, jangan telfon aku, jangan chat aku" kesabaran Nabila habis, ia pun menyingkirkan kepala Paul dari pangkuannya kemudian bersiap untuk bangun. 

Paul pun kaget dengan perlakuan Nabila yang tiba-tiba seperti itu, ia kemudian bangun dari tidurnya dan mencegat tangan Nabila

"Kok gitu buy?" tanya Paul bingung

"karena kamu gak mau dengerin aku, ini semua demi kamu. Kamu anggep aku ada gak sih? aku tuh khawatir sama kamu." jawab Nabila dengan menggebu-gebu dan mata yang berkaca-kaca. Paul pun yang melihat Nabila akan menangis, segera menarik tangan Nabila untuk duduk disebelah Paul.

"Jangan nangis buy.. iya aku minta maaf yahh" Paul menggenggam tangan Nabila

"Cuma minta maaf aja?" balas Nabila dengan air mata yang kemudian jatuh ke pipinya

"iyaa buy, aku mau kok diinjeksi.. udah yahh jangan nangis gituu, aku gak bisa liat kamu sedih" Paul berkata sambil menghapus air mata dipipi Nabila

"Ini semua demi kamu Powl. Aku sayang sama kamu.. aku gak mau kamu kenapa-kenapa.." Nabila menatap Paul sambil kemudian mengelus pipi Paul.

"Iyaa buy, makasihh yahh udah selalu ada buat aku.. aku juga sayang kok sama kamu.." Paul memposisikan tangannya untuk menggenggam tangan Nabila yang berada di pipinya. Nabila pun kemudian mengangguk dan tersenyum. Paul pun ikut tersenyum. Nabila kemudian mengambil ponselnya untuk mencari keberadaan Kak Ratih. Kak Ratih dan Kak Andi telah meninggalkan ruangan untuk memberikan privasi kepada Paul dan Nabila. Tak lama setelahnya Kak Ratih masuk ke ruangan.

"Udah selese, berantemnya?" tanya Kak Ratih menggoda Paul dan Nabila

"dia nih yang ngajak berantem duluan kak"  balas Nabila sambil menunjuk kearah Paul

"hehehe" Paul hanya tersenyum kikuk.

"Yaudah ini jadi mau kan lu ul diinjeksi?" tanya Kak Ratih kepada Paul

"Iyaa kak, aku mau" jawab Paul sambil kemudian melirik kearah Nabila

"yeuuu, lu kalo sama ayang nurut lu" Kak Ratih kembali menggoda Paul.

Panal's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang