(1) Anin-Gavin 8

11 2 0
                                    

Naas nya Galen malah dapat cewek yang sikapnya abu abu kayak Jena.

Gavin juga nggak bisa melarang Galen karena Galen udah terlanjur cinta sama Jena.

Ada satu alasan pasti kenapa Gavin nerima cinta dari Anin.

Sedikit cerita, awalnya yang nyatain cinta duluan itu adalah Anin.

Walau Gavin udah pura pura jadi cowok dingin, jutek, terus bersikap nggak peduli tapi tetap ajah Anin secara ugal ugalan menyukai Gavin.

Pokoknya Anin tipe orang yang pantang menyerah.

Mungkin ini adalah hasil dari kerja kerasnya waktu itu hingga ia bisa berpacaran dengan Gavin saat ini.

Menurut Gavin, Anin dulu sangat lucu. Bahkan menurutnya sekarang juga masih lucu.

Mungkin Anin juga selalu menyadari akan hal itu.

🌼🌼

Mereka hari ini janjian dicafe, Anin telah lebih dahulu sampai dan kini sedang menunggu kedatangan Gavin sang pacar.

Dia duduk menunggu ditempat yang telah direservasi terlebih dahulu oleh Gavin.

Hari ini mereka nggak berangkat bersama dikarenakan Gavin ada urusan sehingga tidak bisa menjemput serta mengatakan akan datang sedikit terlambat.

10 menit menunggu belum ada tanda tanda kedatangan dari Gavin.

Disisi lain.

Gavin dipertemukan oleh sosok wanita.

Wanita yang pernah mampir di kehidupan nya walau hanya sebentar.

Iya, wanita itu adalah Karin.

Gavin terkejut, Karin yang bertahun tahun tidak ada kabar setelah memutuskan untuk pergi keluar negeri, kemudian tiba tiba pulang ke Indonesia dan sekarang malah tepat berada dihadapan Gavin.

"Hai"

Sapanya.

Gavin masih terlihat terdiam menatap nya.

Ayolah bantu sadarkan Gavin kalo sekarang pacar nya sedang menunggu kedatangan dia di cafe.

"Udah lama ya kita nggak ketemu, how are you?"

Setelah lama menatap Karin, dia baru tersadar kalo yang dia lakukan itu tidak benar, buru buru Gavin menetralkan pandangan nya dari Karin dan bersikap seolah olah acuh.

Tidak, sebenarnya mereka memang tidak saling dekat. Ya memang karena perempuan didepan nya hanya pernah singgah sebentar.

"Baik kok gue" -Gavin.

"Kabar gue juga baik kok, seneng deh bisa ketemu lo lagi" -Karin.

Gavin pun hanya mengangguk mengiyakan.

Sejujurnya Gavin ingin sekali pergi dari situasi ini, karena ini membuat nya tak nyaman.

Bukan karena perasaan nya tapi takut membuat menunggu terlalu lama dicafe.

"Gue ganggu lo ya?" -Karin.

"Sebenarnya iya" -Gavin.

"Sorry i feel so bad, kamu ternyata nggak berubah ya" -Karin.

"Apanya?" -Gavin.

"Sifat, sikap dan cara ngomong kamu. Masih sama dengan yang dulu" -Karin.

Anggap saja itu hanya basa basi yang tidak penting. Bagaimana Gavin bisa berubah, jika bentukannya dari orok juga begini.

"Oh ya, aku boleh minta nomor kamu nggak? Soalnya nomor kamu yang dulu kayaknya udah nggak aktif ya?" -Karin.

"Iya, gue udah ganti nomor" -Karin.

"Dari kapan? Pantes aku coba hubungin nggak pernah aktif. Aku kira kamu ngeblok nomor aku" -Karin.

"Setahun yang lalu kayaknya" -Gavin.

"Maaf tentang yang waktu itu" -Karin.

"Hmm, lupain ajah. Udah lama juga itu kejadiannya" -Gavin.

"Iya sih" -Karin.

Tiba sejenak menjadi sunyi disana.

"Ngapain kesini?" -Gavin.

"Oh itu. Gue- gue kangen ajah sama tempat ini" -Karin.

Gavin pun mengangguk paham.

"Eummm. Boleh nggak ya gue minta nomor hape lo? Gue kan baru ke Jakarta lagi setelah sekian lama, jadi belum banyak kenalan disini" -Karin.

Gavin pun tampak menimang nimang. Memang setahu Gavin, Karin tidak memiliki banyak teman atau saudara yang tinggal di Indonesia.

Dan yang Gavin tau, orang tua Karin juga memutuskan pindah keluar negeri untuk menyusul Karin.

"Tapi kalo nggak boleh, juga gapapa kok" -Karin.

Gavin pun memberikan nomor telepon nya kepada Karin dan setelah ini Gavin berjanji pada dirinya sendiri bahwa akan menceritakan ini kepada Anin supaya tidak terjadi kesalahpahaman.

"Makasih ya, ini gapapa kan kalo gue tiba tiba nelpon lo pas butuh bantuan?" -Karin.

"Iya gapapa, kalo butuh bantuan kasih tau ajah. Mungkin sekiranya gue bisa bantu" -Gavin.

"Oke deh, see you next time Gavin" -Karin.

Setelah itu, Gavin segera melesat menuju cafe untuk menemui Anin.

DE L' AMOUR ~ Love SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang