17. Api kemarahan Keyla

527 45 2
                                    

Happy Reading
.
.
.

_________________________

Dua hari Sheira tak berkabar dan dua hari pula Sheira tak pulang ke rumah. Sejak kemarin Keyla gelisah karena tak mendapat kabar dari istrinya. Keyla memutus panggilan yang terhubung dengan Alex.

Setelah mengetahui keberadaan Sheira, Keyla berniat menemuinya disana. Mobilnya melaju ke kediaman Weber, lokasi keberadaan Sheira. Panggilan teleponnya juga tak ada jawaban dari Sheira.

Alangkah terkejutnya Keyla disana melihat tindakan yang tak seharusnya Sheira lakukan bersama wanita lain. Mata Keyla terbuka lebar tak percaya. Dua wanita sedang berciuman tepat di depan matanya dan salah satunya adalah Sheira.

"Apa apaan ini ?" bentak Keyla marah.

Sesak didadanya kian membuncah bersamaan dengan kemarahan yang menyeruak di hatinya. Rasa pengkhianatan mendidihkan darah di sekujur tubuhnya. Melihat Sheira kalang kabut menyudahi kegiatannya barusan.

Suara Keyla mampu memanggil kesadarannya dibawah pengaruh alkohol. Ia melepaskan tangan Emma dari lehernya. Segera ia menghampiri Keyla yang sedang menatapnya membunuh.

"Keyla a—"

Plakkk

Nafas Keyla memburu, jelas amarah tercurahkan pada tamparan di pipi Sheira dengan keras. Begitu marahnya pada Sheira hingga ia tak memberi kesempatan bicara pada Sheira. Hanya tatapan yang berbicara, hanya air mata yang menjelaskan betapa sakit hatinya.

Emma menyadari apa yang sedang terjadi disini. Ia berjalan mendekat setelah merapikan pakaiannya. Dengan rasa bersalah ia berkata, "Keyla, ini ti—"

"Kau, diamlah !" Ia memotongnya dengan tegas sembari menunjuk dengan jari telunjuknya. Tatapan tajam bergantian menatap Emma dan Sheira.

"Sayang, kamu salah paham—"

"Aku tidak perlu penjelasanmu !" bentak Keyla. Lagi lagi Keyla tak memberi kesempatan bicara pada siapapun. Wanita tersebut telah menjadi wanita berbahaya tanpa sepengetahuan Sheira. Kesalahan Sheira yang fatal adalah tidak mengetahui bahwa istrinya sangat membenci pengkhianatan. Dan ia tak tau jika sakit hati yang ia torehkan pada Keyla akan mengakibatkan insting dan logika tajamnya aktif.

Tanpa pikir panjang, sikap tak terduga dari Keyla membuat Sheira kalang kabut kebingungan. Istrinya menghindari perdebatan dan meninggalkannya. Tentu saja membuat Sheira kewalahan karena tak diberi kesempatan menjelaskan.

"Keyla, ijinkan aku menjelaskan. Sayang,"

"Sayang, ini salah paham. Tidak seperti yang kamu kira,"

Sheira mengejar langkah Keyla yang hendak membuka pintu mobil. Tak mau kalah dengan logika Keyla, Sheira memikirkan bagaimana caranya menaklukkan Keyla yang cukup liar jika seperti ini.

Sheira meraih borgol di sakunya. Lalu ia menahan tangan Keyla, kontan semakin membuat Keyla semakin kesal dan marah.

"Menjauhlah dariku, aku tidak mau lagi bersamamu !" hardiknya.

Sheira tak tinggal diam, ia memeluk istrinya yang sedang menumpahkan kemarahannya. Mendorong, memukul, dan mengasari Sheira sebagai bentuk penolakan atas pengkhianatan yang dilakukannya.

"Keyla, dengarkan aku. Key," Sheira meminta dengan tenang mengharapkan ketenangan Keyla. Namun nihil, wanitanya telah digiring oleh logikanya.

Sheira mengerang karena kewalahan menghadapi Keyla. Sontak ia memasangkan borgol yang telah ia siapkan ke tangan Keyla dengan susah payah. "Maafkan aku," ucapnya lembut di telinga Keyla.

Last Mission (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang