26. Final

1K 46 3
                                    

Happy Reading
.
.
.

_________________________

Beberapa tahun kemudian...

Derap langkah menggema di sebuah rumah sakit tersohor di Indonesia. Seorang wanita paruh baya tergopoh-gopoh menerobos masuk rumah sakit mencari cari dokter saraf yang berhasil menyelamatkan suaminya.

Keyla terhenyak kaget tat kala seorang wanita menghampirinya dan mengucapkan beribu terima kasih sembari menangis. Albert dan Tania yang di sebelahnya hanya mengulas senyuman melihat kejadian yang kesekian kalinya sama.

"Dokter, terima kasih banyak. Terima kasih telah menyelamatkan suamiku, aku sungguh berterimakasih. Aku tidak memiliki apapun selain mengucap terimakasih padamu-"

Keyla merasa canggung akibat hal tersebut dan sekarang ia menjadi pusat perhatian orang orang. Ia mengelus tangan wanita paruh baya itu. Tatapan hangat nan ramah ia tampilkan.

"Sama sama, Bu. Ini semua berkat doa keluarga pasien juga. Setelah ini kesehatan pasien benar benar dijaga ya agar kejadian buruk tidak terulang lagi," ucap Keyla bak berhati malaikat.

Wanita itu menatapnya kagum, untuk kesekian kalinya Keyla mendapatkan tatapan serupa sejak melanjutkan karirnya di rumah sakit Albert. Tidak heran jika keramahan dan keahlian Keyla mengundang aksi demikian dari keluarga pasien yang berhasil ia selamatkan.

"Mohon maaf, saya memiliki pekerjaan yang harus saya selesaikan. Saya permisi," ucap Keyla lembut dan meninggalkan wanita itu.

Tania dan Albert terkekeh geli melihat sahabatnya yang menjadi primadona rumah sakit bahkan sudah terkenal se Indonesia. Tatapan tajam khas milik sang badgirl troublemaker tak lagi menghentikan gelak tawa teman teman seperjuangannya.

"Hei, kita bukan anak SMA lagi yang takut pada tatapan tajammu itu." ujar Albert.

Keyla berdecak kesal.

"Sudah jangan kesal kesal. Cepat tua, nanti kak Sheira gak doyan." celetuk Tania mengundang kekesalan Keyla yang menjadi jadi.

"Diam kalian !" tegasnya galak dibuat buat.

Keyla merupakan salah satu dokter spesialis yang mendapat banyak sertifikat serta job tambahan untuk mengisi beberapa saluran televisi dan radio tentang informasi kesehatan seputar saraf dan neurologis. Pekerjaannya kian bertambah seiring usianya mencapai puncak kematangan karir.

***

Suara gemuruh menggelegar memenuhi satu stadion tempat pertandingan karate berlangsung. Di tengah tengah sana terbentang matras merah biru khas alas cabang olahraga beladiri itu. Dengan satu orang laki laki berusia 16 tahun sedang memperagakan gerakan indah nan berpower untuk dinilai oleh para juri. Sorot mata elangnya menusuk tajam ke arah depan seolah siap untuk mengalirkan tenaganya di setiap gerakan.

Agam, putra sulung keluarga Alkeyre menjadi pusat perhatian di pertandingan Pekan Olahraga Pelajar Nasional kelas SMA. Bakat alamiah sejak lahir terus ia asah hingga ke kancah nasional serta internasional. Namanya telah menggema di seluruh penjuru Indonesia, terkhusus cabang olahraganya itu.

Skill beladiri yang ia kuasai telah mengundang decak kagum akibat setiap pertandingan yang diikuti selalu namanya yang menjadi pemilik medali emas. Tidak ada dalam sejarah hidupnya sebuah kegagalan. Bahkan laki laki penuh ambisi itu menghilangkan kata gagal dalam kamus hidupnya.

Lompatan indah ia peragakan layaknya atlet nasional yang siap mewakili Indonesia di kancah internasional. Teriakan jantannya menggelegar di stadion tertutup mengakhiri penampilan kerannya. Semua penonton terkagum, mereka kontan menjatuhkan rahangnya. Detik berikutnya gemuruh tepuk tangan meriah memuaskan ending Agam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last Mission (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang