12. Ambang batas

405 43 4
                                    

Happy Reading
.
.
.

_________________________

Sheira menutup pintu mobil dengan kasar. Bulu kuduk Agam tiba tiba meremang bersamaan dengan suara pintu mobil yang tertutup dengan keras. Langkah lebar Sheira berbalut gaun dan suara high heelsnya menggema di rumah. Siapapun yang tidur pasti akan terusik dengan suara yang berasal dari Sheira tersebut.

"Agam, naiklah. Pastikan adik adikmu tidur dengan benar sebelum kamu terlelap ke alam mimpi !" kata Sheira.

Agam mengangguk patuh dan segera naik untuk mengecek setiap kamar adiknya. Sementara Sheira melangkah ke kamar, pintu didorong dengan kasar. Hal tersebut membuat Keyla terkejut bukan main. Sheira juga menutup pintu kasar sebagai hasil amarah yang tertahan.

"Ada apa denganmu ?" pekik Keyla tidak suka cara Sheira menutup pintu.

Tatapan Sheira menyorot penuh amarah, nafasnya naik turun melihat Keyla yang tidak merasa bersalah sama sekali.

"Kamu tidak pantas bertanya. Ini hakku untuk marah kepadamu !"

Keyla masih tidak mengerti, dirinya lelah dan pusing sejak dipesta. Dan sekarang Sheira mengajaknya untuk berdebat.

"Sheira, aku capek. Jangan mulai, hentikan sikap kasarmu."

Sheira mendesis, "Kenapa kamu menyalahkan sikapku ? Seolah sikapmu sudah benar ? Bermain dibelakang, dan kamu melarangku untuk marah ?"

"Apa ? Apa maksudmu ?"

"Sheira, hentikan. Kamu terlalu banyak minum." kata Keyla menyentuh kedua tangan Sheira.

Sheira menepisnya dengan kasar, ia meraih bibir Keyla dan menghapus lipstiknya. Keyla merintih kesakitan saat luka dibibirnya bergesekan dengan kasar dengan jari Sheira.

"Apakah kamu akan bilang siapa yang telah lancang menyentuh istriku ini ?" tanya Sheira penuh penekanan.

Keyla reflek gelisah dan melupakan sakit dibibirnya.

"Kamu pikir istrimu ini bodoh ? Kamu pikir aku tidak tau hubunganmu dengan Vegan ?" bentak Sheira penuh emosi.

Baru kali ini Sheira meluapkan emosinya secara langsung dan mampu membuat Keyla terkejut. Nafasnya naik turun menatap Keyla penuh kemarahan.

"Apa maksudmu ?" pekik Keyla meninggikan suaranya tanpa sengaja. Lalu ia mencoba tetap tenang, tidak mau ikut tersulut emosi. Ia yakin telah terjadi salah paham disini. "Bukan seperti itu. Kamu salah paham,"

"Aku sudah tau sikapmu belakangan berbeda, it's okay, aku paham jika itu karena profesimu. It's okay,"

Keyla menjadi tidak tenang dan tertekan harus menjelaskan mulai dari mana. Ia telah membuat bom waktu pada Sheira. Ia ingin menjelaskan semuanya tapi bingung jika Sheira telah marah seperti ini.

"Sheira, dengarkan aku. Shei,"

Kekecewaan menyelimuti hati Sheira. Entah apa yang ada dipikiran Keyla hingga berani mengkhianati pernikahannya.

"Kamu mengkhianati pernikahan kita. Tidakkah kamu berfikir jika anak anak tau akan hal ini ?" Sheira tak mampu berfikir jernih lagi. Kepercayaan telah retak.

"Bahkan kini menatapmu sebagai istriku saja membuatku malu," ucapan menusuk tersebut hanya mampu membuat Keyla memejamkan mata diatas kesabarannya.

Dengan suara bergetar dan kesabaran yang habis, Keyla masih meminta Sheira untuk berhenti dan mendengarkannya sekali saja. "Sheira, stop. Hentikan,"

Last Mission (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang