7. Teka teki

409 35 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

_________________________


"Aku sudah di resto," Keyla sedang menelpon seseorang untuk bertemu.

Tak lama kemudian, sebuah kecupan mendarat di pipi Keyla dari belakang. Ia tersenyum senang menyadari kehadiran istrinya yang telah menemani lebih dari 10 tahun.

"Maaf telat, sayang." ucap Sheira menyesal.

"Enggak, aku bahkan baru sampai. Belum sempat pesan," kata Keyla.

Setelah keduanya memesan makan siang, Keyla membuka obrolan pentingnya.

"Apa Biru sudah cerita ke kamu ?" tanya Keyla memastikan.

Sheira mengernyitkan kening lalu menggeleng. "Belum,"

"Ada apa ?" tanya Sheira penasaran.

"Seorang anak bernama Kevin, cucu dari Weber Smith mengganggu Biru di sekolah." jelas Keyla pelan pelan. Terlihat jelas jika Sheira tersulut emosinya.

"Awal ceritanya adalah Biru membantu teman perempuannya bernama Paula yang diganggu oleh Kevin. Kevin mengejek Paula dan Biru berniat membantu Paula, Biru memukul Kevin di sekolah dan kemarin aku datang ke BK berunding soal Biru dan Kevin. Mr. Weber datang ke sekolah," kata Keyla.

Sheira menghela nafas, "Kenapa gak bilang setelah kejadian kemarin ? Kenapa baru sekarang ?" kesal Sheira tidak suka Keyla yang memendam sendiri tentang anak anak.

"Maafkan aku, aku melihat sejak kemarin kamu sibuk dan kelelahan. Jadi aku memutuskan untuk memberitahu sekarang. Maafkan aku," balas Keyla menyesal.

Sheira memijat pelipisnya pusing, "Apa yang Weber katakan ?" tanyanya.

"Aku tidak yakin, hanya saja kemarin orang itu sempat melontarkan kalimat ancaman. Ia menyuruh Biru meminta maaf lebih dulu, dengan begitu masalah ini selesai dan hidup keluarga kita juga aman." kata Keyla memelankan kata terakhir.

Sheira lagi lagi tidak habis fikir tentang Weber. Sebegitu tingginya ego orang tersebut hingga berani menggertak dan memaksa Biru meminta maaf. Kini Sheira sedikit banyak mengetahui sifat busuk Weber yang notabenenya tersangka di kasusnya.

"Aku takut-" Keyla terhenti karena Sheira menggenggam tangannya lembut.

"It's okay, gak apa apa. Terima kasih sudah mau berbagi masalah ini. Mari kita hadapi dan selesaikan bersama," Ujar Sheira tenang dan berdampak menenangkan Keyla juga.

Tak lama, makananpun datang dan mereka melanjutkan makan siang dengan obrolan masih seputar masalah tersebut.

"Aku merasa dia hanya menggertak kita. Biru di sekolah bersama Agam, jika terjadi perundungan pada Biru, Agam tidak akan tinggal diam." kata Sheira sudah paham dengan anak anaknya.

Keyla menghela nafas membuat Sheira melirik kearahnya. "Kedua anak laki laki itu akhir akhir ini sering aku jumpai bergulat," keluh Keyla.

Sheira tertawa kecil, "Bagus dong. Mereka sedang belajar,"

Keyla justru kesal dengan Sheira, "Ihh mereka benar benar membuatku frustasi memikirkan cara mencegah mereka seperti itu, kalo mereka kenapa napa gimana ? Me-"

"Hei hei, tenang sayang. Mereka anak cowok, wajar jika bermain main bergulat, pukul pukulan dan lain lain. Aku yakin mereka punya batasan melakukan itu, tidak mungkin mereka saling menciderai." ucap Sheira menenangkan Keyla.

"T-tapi, aku khawatir. Aku berulang kali memberitahu mereka untuk berhenti, tapi tetap saja." keluh Keyla khawatir.

"Baiklah, nanti aku akan coba berbicara pada mereka." kata Sheira memahami kekhawatiran Keyla.

Last Mission (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang