9. Curiga

562 43 2
                                    

Happy Reading
.
.
.

_________________________

Sheira memasukan ponselnya ke saku jaketnya lalu bergabung dengan yang lain ke mobil. Setelah membalas text Keyla, Sheira melanjutkan plan ke resto bersama teman kerjanya. Alex mengemudi, Sheira, Carlos, Jessie, dan Samuel duduk sambil membahas pekerjaan mereka.

"Andai saja aku tidak mendapat pekerjaan seperti ini, mungkin aku sudah menjadi gelandangan." ucap Carlos.

"Wah,,, orang yang gajinya 2 digit bisa berkata seperti itu ya." balas Jessie bertepuk tangan mendengar refleksi Carlos.

"Bagi kapten pasti dia tidak akan bertemu kita jika dia tidak bekerja disini," celetuk Samuel.

"Sheira, apa kamu tidak pusing bekerja disini ? Posisimu sepertinya lebih berat dari kita, kenapa kamu mau dipilih menjadi kapten tim ?" heran Jessie. Sebelumnya mereka belum pernah makan di luar seperti saat ini. Tidak heran jika anggotanya bertanya lebih tentang Sheira yang lebih memilih diam jika bekerja.

Sheira memutar tubuhnya menghadap ke belakang di jok depan. "Tentu saja pusing, sampai sampai aku merasa rambutku sudah ada yang beruban. Apa kalian mau menggantikanku ?"

Ia melihat semuanya menggeleng cepat tak terkecuali Alex yang sedang mengemudi. "Tidak, terima kasih."

"Aku penasaran dengan Sheira, bagaimana bisa warga negara Indonesia menjadi detektif tetap di Kanada ?" tanya Samuel.

Karena dirasa menarik, setelah sampai di resto mereka kembali menginterogasi Sheira. Pandangan Sheira menyapu seisi resto, cukup nyaman dengan gaya Korean. "Aku baru tau ada resto dengan gaya Korean di dekat sini." ucap Sheira.

"Soal resto atau tempat makan, serahkan saja pada Alex. Anak itu benar benar bisa diandalkan," kata Carlos memuji Alex yang sedang menyantap makanannya.

Dengan sombongnya, Alex menjawab, "Walaupun aku junior diantara kalian, kalian jangan meremehkanku."

Gelak tawa terdengar ria diantara mereka. Alex adalah tipikal orang yang jarang bicara, tapi kali ini mereka saling mengenal dengan baik.

Perhatian Sheira tiba tiba tertarik pada pintu keluar, ia melihat sosok Keyla bersama seorang perempuan. Awalnya ragu, tapi ia melihat wajah istrinya saat masuk ke mobil yang dibukakan oleh perempuan tersebut. Tanpa disadari, Sheira menaruh kecurigaan. Keyla bilang jika ia bersama temannya, tapi teman mana yang memperlakukan semanis itu. Selama ini hanya Sheira yang memiliki kebiasaan itu terhadap Keyla. Entah kenapa Sheira merasa gerah dan hatinya sedikit ngilu.

Pandangannya terus memperhatikan mobil yang bergerak menjauhi resto, matanya menyipit untuk melihat plat nomor mobil tersebut. Itu bukan mobil Keyla atau orang yang Sheira kenal. Pikiran Sheira kalut dan bercabang hanya karena Keyla. Kepercayaannya sedang dipertanyakan.

"Sheira, ceritalah masa masa perjuangan dirimu hingga bisa seperti ini. Aku penasaran," ucap Samuel.

"Benar, aku juga penasaran. Jarang sekali aku menemukan orang Indonesia yang berkarir sesukses Sheira," timpal Jessie.

Sheira hanya tersenyum sambil menikmati hidangan yang dipilih mereka.

"Sebenarnya, yang paling sulit adalah meminta restu dari ayahku sendiri untuk menikahi orang yang aku cintai. Menjadi detektif bukanlah cita citaku sebenarnya," jawab Sheira memberikan teka teki dan pertanyaan lain.

Last Mission (GXG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang