e i g h t t e e n

3.3K 366 35
                                    

"Nah bagus nya tuh pengantin di bawa ke sini sore bukan tengah malem di culik tiba-tiba.." ucapan Asa itu membuat ketiga sahabatnya tertawa.

"Yaelah lo, lagian kemarin kan kita berempat lumayan sibuk.." Rami merangkul Pharita.

"Tapi gila aja tengah malem.." Asa memutar bola mata malas.

"Hehehe, ide si sipit itu, Sa..." ucap Pharita.

"Eh btw gua ga liat pengantin atu lagi.." ucap Rami.

"Masih otw kemari katanya..." ucap Ahyeon menatap Rami.

"Yo yo yoo.." Jeongyoo yang masuk kedalam salon bersama dengan Ruka.

"Baru juga di omongin..." ucap Pharita yang menggeleng.

"Rora sama chiki nya mana?" Asa bertanya.

"Isi bensin dulu katanya.." Ruka yang menjawab.

"Oh..."

Tak berapa lama si pengantin dan si tengil datang ke salon tersebut.

"Kamu kesini sama siapa?" Rora bertanya sembari memeluk Asa dari belakang.

"Sama Rami..." jawab Asa yang melihat Ahyeon.

"Ngomong ngomong... Itu masih sakit?" Tanya Rora.

"Kamu pikir aja sendiri.." Asa yang memutar bola mata malas.

"Masih ya? Maaf deh, kan aku ga tau kalau aku sekasar itu..." Rora yang menyengir.

"Hmm.." Asa yang bersedikap dada.

"Jangan marah marah, maafin aku, nanti sebelum pulang kita jalan jalan dulu.." Rora mencium leher Asa.

"Tolong ingat tempat... Di sini bukan lo berdua aja ye.." celetuk Ruka yang menyipitkan matanya.

"Ye sirik lu sipit..." Rora yang meledek Ruka sembari mengecup bibir Asa.

"Bocah sialan lu, ra.. Ga sopan ama gua.." ucap Ruka.

ஐஐ

Rora menatap datar Anton yang berada di depannya, sedangkan Anton menatap tidak suka pada bocah itu.

Sementara Asa hanya melirik keduanya. Mereka tak sengaja bertemu saat pasangan itu hendak masuk kedalam toko LV.

"Cih paling kau hanya menemaninya saja, bukan membelanjakan nya.." ucapan Anton itu membuat Rora menyipitkan matanya.

"Belagu amat lu ye.." Rora yang hendak mencengkeram Anton akan tetapi Asa malah menahannya.

"Anton, kita duluan.." Asa menarik Rora masuk kedalam toko.

Sementara Anton sedikit kesal melihat Rora yang meledek nya sebelum keduanya hilang dari pandangannya.

Rora kembali melingkarkan tangan kanan nya ke pinggang Asa.

"Aku ga bakal di ambil Anton, ra.." Asa yang tau kenapa Rora memeluk nya.

"Iya tapi aku tetep aja kesal..." Asa yang mendengar itu terkekeh lalu menatap Rora.

"Aku udah di sentuh sama kamu, yakali aku sama Anton.." ucap Asa.

"Kan bisa jadi kamu masih mau sama si bapak tua itu.." Rora yang sedikit merengut.

"Aku udah ada kamu, bayi.." Asa mengedipkan sebelah matanya sembari mengigit bibir bawahnya dan tersenyum.

"Kamu udah siap ga bisa jalan ya, sa?" pertanyaan Rora membuat Asa menyentil telinganya.

"Jangan aneh aneh, besok aku ada meeting.."

ஐஐ

Rora menghela nafas menatap datar Hyein yang berada di hadapannya itu, sedangkan Hyein hanya tersenyum.

"Lo mau apa lagi?" Rora memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

Mereka berdua tak sengaja bertemu saat Rora pergi membeli apa yang Asa suruh.

"Lo kenapa sih setiap ketemu gue pasti datar gitu.." Hyein yang merengut.

"Karena lo selalu nahan gua buat ngomong dulu sama lo.." Rora menatap intens Hyein.

"Gua mau balik.." ucap Rora lagi.

"Segamau itu lo ngeliat gue lagi?" ucapan Hyein membuat Rora berhenti sejenak.

"Kita udah lama selesai, jangan harap gua bakal balik ke lo lagi." ucap Rora sebelum meninggalkan Hyein sendirian.

Hal tersebut membuat Hyein menghela nafas sebelum pergi dari sana juga.

Rora masuk kedalam rumah sembari bersiul, ia pergi ke dapur dimana Asa berada.

"Yang kecil ga ada, aku beli yang sedang gapapakan?" Rora memeluk Asa dari belakang sembari memberikan plastik yang ia bawa.

"Iya gapapa, kamu tadi lama pasti karena ini..." ucap Asa.

"Iya soalnya aku bingung, hehe.. Kamu kan nyuruh aku beli yang kecil.." Rora mencium pipi Asa sebelum ia menaruh dagunya di bahu kanan Asa.

"Besok kamu meeting di kantor?" Tanya Rora yang memeluk erat Asa.

"Heem, kenapa bayi?" Asa bertanya balik.

"Aku pulang latihan boleh ke sana?" Rora mencium leher Asa.

"Tumben.." ucap Rora.

"Iya, aku mau mastiin kalau si om om itu datengin kamu atau ga.." ucap Rora.

Asa yang mendengar itu terkekeh sembari menggeleng.

"Bayi sok pocecip.." ucap Asa yang mengecup kepala Rora.

"Pokoknya kamu cuman punya aku, dan hanya aku yang bisa nyentuh kamu..." kedua tangan Rora sudah masuk kedalam piyama milik Asa.

"Jangan mulai, Rora.. punya aku masih sakit kamu buat..." Ucap Asa.

"Aku cuma meluk kamu, salah kah?" Rora mengelus perut Asa.

"Salah, ntar kamu makin aneh.." Asa yang memutar bola mata malas.

Rora yang mendengar itu hanya menyengir, ia kembali menyembunyikan wajahnya di leher.

"I love you, ma'am.." ucap Rora tanpa menatap Asa.

"Too.." singkat Asa membuat Rora menatapnya.

"I love you, ma'am.." Rora mengulangi perkataan nya.

"Too, Rora.." hal tersebut membuat Rora merengut.

"Asa i love you.." Rora membalikkan tubuh Asa agar wanita itu menatap dirinya.

"Too bayi.." Asa menatap intens Rora.

"Kenapa cuman too? Kamu ga sayang aku lagi?" Rora mempoutkan bibirnya.

"Ga boleh kah?" tanya Asa.

"Kalau cuman too tandanya kamu ga sayang aku lagi..." jawab Rora.

"kayaknya ga ada bedanya kalau diartikan.." ucap Asa.

"Ish, i love you." Rora yang kesal.

"Too.." ucapan Asa membuat Rora semakin merengut membuat ia sedikit gemas.

"I love you more bayii.." Asa mencubit gemas pipi kiri Rora.

"Nah gitu dongg daritadi.." Rora mengecup bibir Asa.

















Vote and comment

Young Husband (RORASA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang