f o u r

3.7K 390 73
                                    

Rora menjatuhkan diri ke sofa empuk yang berada di ruangan tersebut, ia baru saja selesai membereskan barang barang nya.

Dan sekarang kini dia sedang berada di kamar milik Asa, mereka akan tidur sekamar atas perintah daddy mereka.

Tadi sore para orangtua mereka sudah kembali ke rumah mereka, Jisoo dan Rosé yang kembali ke rumah, sedangkan Dahyun dan Jihyo flight kembali ke Jepang dan akan kembali lagi dua hari sebelum acara.

"Rora, ayo makan malem dulu..." Asa yang masuk kekamar sembari mengikat cepol rambut panjangnya.

"Iya kak bentar... Pinggang ku masih sakit..." Rora yang sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.

"Yaudah iya.. Nanti aku selesai masak, aku panggil kamu lagi..." Ucap Asa.

"Siap kak.." Rora mengacungkan kedua jempolnya.

Selang beberapa menit Rora beranjak dari duduknya, ia pergi menuju dapur. Rora mendapati Asa yang membelakangi nya, sibuk memasak untuk makan malam mereka.

"Kakak masak apa?" Rora yang duduk di kursi bar dapur.

"Ayam kecap.... Kamu mau kan?" Ucap Asa tanpa menatap Rora.

"Mauu!" Rora yang mengangguk.

Mendengar perkataan Rora, Asa hanya terkekeh kecil saja. Ia tetap fokus pada apa yang sedang ia kerjakan.

"Ngomong ngomong kak, appa eomma kakak ga tinggal sini kah?" Rora bertanya.

"Engga, mereka di Jepang, aku sendiri di Korea... Karena memang sebenarnya rumah ku di Jepang....." Ucap Asa.

"Ah ya? Kenapa kakak pindah?" Tanya Rora lagi.

"Karena aku di suruh appa sekolah di Korea... Aku juga udah dari umur lima belas di sini..." Asa sekilas menatap Rora.

"Ah begitu..." Rora mengangguk paham.

"Besok kamu masuk sekolah kan?" Tanya Asa.

"Iya, besok aku pulang nya siang..." Jawab Rora yang mengangguk.

"Yaudah, nanti abis makan, kamu tidur biar besok ga telat pergi ke sekolahnya..." Asa yang sedang memasak ayamnya.

"Iya kakkk..." Ucap Rora.

"Rora..." Panggil Asa.

"Iya?" Rora yang menyirit.

"Kamu... Bisa ga berhenti manggil aku kakak?" Asa berbalik menatap Rora.

"Eh? Kenapa?" Rora yang menyirit.

"Aku berasa lebih tua banget kalau di panggil kakak..." Ucap Asa sembari mengambil piring.

"Hehehe, maaf, jadi aku manggil nya apa?" Ucap Rora yang menyengir.

"Panggil nama aku aja... Atau Eisa..." Asa memberikan sepiring masakannya pada Rora.

"Eisa?" Tanya Rora menyirit.

"Ya, itu nama panggilan ku juga... Terserah kamu mau manggil aku apa, asal tidak ada kata kakaknya..." Ucap Asa lagi.

"Baik baikk..."

Setelahnya, Rora menikmati masakan Asa yang menarik perhatian nya.

"Gimana? Enak?" Asa yang duduk di sebrang Rora.

"Enak! Aku suka..." Ucap Rora sebelum kembali mencomot makanannya.

"Really?" Asa mengangkat kedua alisnya.

"Em, ini enak banget, aku sukaa...." Rora mengangguk.

Hal itu pula membuat Asa terkekeh, ia membiarkan bocah tersebut menyantap makan malam nya.

"Ngomong ngomong susu nya mau di buatin sekarang apa nanti?" Asa yang bertanya saat Rora sedang mengunyah makanan terakhirnya.

"Eh, susu?" Rora yang sedikit tertegun.

"Iya, kata mommy kamu, kamu ga bisa tidur kalau ga minum susu...." Asa menunjuk sebuah botol bayi yang berada di dekat mereka.

Hal itu pula membuat Rora melotot dan langsung menyembunyikan botol kesayangannya itu di dekapannya.

"Kenapa di sembunyikan?" Asa yang heran.

"A-aku malu..." Ucapan Rora itu di balas kekehan oleh Asa.

"Kenapa harus malu? Biasa aja kali, nanti aku juga ngadepin kamu gitu tiap hari..." Ucap Asa.

"Tapi aku tetap malu..." Ucap Rora dengan kedua telinganya yang memerah.

Aishhh mommy ini sama aja kayak daddyyyy, Rora yang membatin kan perkataan itu.

"Hahahaha, biasa ajaa Rora.. Jadi mau aku buatin sekarang" Tanya Asa lagi.

"E-ekhem iya deh... Sekarang aja kamu buatnya..." Rora menyerahkan botol susu kesayangannya pada Asa dengan sedikit rasa malu.

"Udah gausah malu, aku juga ga ngetawain.... Paling cuman ngeledekin...." Ucapan Asa membuat Rora merengut.

"Aish, jangan gitu, aku malu..." Rora menggaruk telinga kanannya yang tidak gatal.

"Hahahaha, iya iya..." Asa menuangkan dua sendok bubuk susu kedalam botol lalu memasukkan air hangatnya.

Sedangkan Rora mengumpulkan piring makan mereka berdua lalu mencucinya.

"Ini... Kayak gini kan mommy kamu buatnya?" Tanya Asa sembari menyodorkan botol susu tadi pada Rora yang baru saja selesai mencuci piring.

"Iya, hehe... Makasih Asa.." Ucap Rora yang sedikit ragu memanggil nama Asa.

"Iya, udah ayo kita masuk kamar, besok kamu harus sekolah kan.." Asa yang tiba tiba saja menggenggam pergelangan tangan kanan Rora.

Hal itu pula membuat Rora sedikit tertegun dan entah kenapa jantung nya berdegup kencang.

Mereka berdua naik ke atas kasur yang empuk itu, Asa menarik selimut untuk di pakai oleh mereka.

Rora sendiri bingung bagaimana caranya agar dia tidur dengan tenang, karena biasanya bocah berumur delapan belas tahun itu selalu di peluk dan di elus punggung nya oleh sang mommy jika ia ingin tidur.

"Kemari lah Rora.. . Aku tau kamu ga bisa tidur kalau ga di elus punggung kamu.." Ucap Asa yang seolah tau apa yang ada di pikiran Rora.

"E-eh, apa gapapa?" Tanya Rora menatap Asa.

"Sini..." Ucap Asa yang mengangguk.

Rora dengan sedikit ragu, mendekati Asa sampai Asa memeluk tubuh yang lebih besar darinya itu. Rora men-sejajarkan posisi nya pada leher Asa.

"Yaudah tidur...." Asa yang mulai mengelus lembut punggung bayi besar itu.

Rora mengangguk kecil sembari meminum susu nya, ia juga membalas pelukan Asa yang hangat itu.

"Kayaknya mommy kamu memang ga salah nyebut kamu bayi besar.." Celetuk Asa yang sedikit terkekeh.

"Ishh, jangan mengejekku.." Ucap Rora yang mulai mengantuk.

"Gausah malu sama ragu kalau mau meluk aku.... Aku tau kamu memang bayi besar yang suka meluk.." Ucap Asa yang sedikit meledek.

"Aish, Asaaa~~" Rora yang merengek.

"Hahaha, iya iya maaf.. Yaudah tidur deh..."






















Vote and comment guys

Young Husband (RORASA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang