t h r e e t y o n e

2.5K 360 88
                                    

Rora yang masih memasang wajah memelas itu menatap Asa yang berada di atas kasur sibuk mengotak atik laptop nya.

"Ini beneran aku ga boleh naik?" Rora yang berulang kali mengucapkan pertanyaan itu membuat Asa menghela nafas.

"Ga, sempat kamu bergerak naik ke atas kasur, aku ga bakal mau lagi ngeliat kamu.." Asa melirik Rora.

"Tega banget... Masa aku di suruh tidur di kamar tamuuuu..." Rora mempoutkan bibirnya.

Si bocah tengil itu tetap berada di posisinya, duduk di lantai dekat dengan sofa kamar dan juga pintu.

"Salah siapa?" Asa menatap intens.

"Tapi... Tapi kan mainannya udah aku buanggg... Seriusss.." Rora menerjapkan matanya.

"Ya tetep aja kamu ga boleh tidur di samping aku." Asa memutar bola mata malas.

"Ish... Tapi aku ga bisa tidur kalau ga nen sama meluk kamuuu..." Rora yang sedikit merengek.

"Emang aku pikirin?" Asa bersedikap dada.

Hal tersebut membuat Rora kembali merengek dan tetap memasang wajah masam.

"Mommy, plissssss..." Bujuk Rora.

"Ga, udah sana kamu masuk kamar sebelah aja..." Asa yang menutup laptop nya.

"Nanti aku ga bisa boboooooo..." Rora tetap merengek.

"Aku.ga.peduli." Asa memutar bola mata malas.

"Mommy Eisa... Please..." Rora yang seperti menahan nangis.

"Ga, pokoknya kamu ga boleh deket deket aku selama beberapa hari ini..." Asa menggeleng.

"Ishhhh, mainannya kan udah aku buangggggg... Maapin aku dehhhh.." Rora yang kembali membujuk Asa.

"Engga, udah sana keluar... Aku mau tidur." Asa menggeleng.

"Tapi aku ga bisa tidurrr nantiii..." Rora yang berucap.

"Biarin... Salah kamu sendiri.. Lagian sebelum sama aku, kamu kan bisa tidur sendiri..." Ucap Asa.

"Tapi itu kan tidurnya juga harus minum susu." Bantah Rora.

"Yaudah bentar aku buatin biar kamu diem.." Ucap Asa.

"Ish, aku ga mau ituuu.." Rora yang semakin merengek.

"Banyak mau ih... Udah sana masuk kamar aja.." Asa bersedikap dada.

"Dih, jahat ngusir ngusir akuu..." Rora yang seperti anak kecil.

"Biar.... Sana deh, Rora... Aku udah ngantuk.." Kali pertama Asa menyebut nya dengan nama membuat ia sedikit tantrum.

"Ih kenapa Rora sih!?" Rora yang kesal.

"Nama kamu kan Rora... Apa aku salah?" Asa bertanya.

"Salah. Aku itu bayi... Bayi besar kamu, huh..." Rora bersedikap dada.

Hal tersebut membuat Asa sedikit gemas, namun ia tak ingin sama sekali tergoda dengan bocah tengil itu.

"Ck, pergi deh Rora.. Aku mau tidur.." Asa yang berlagak cuek.

"Bayi besar." Koreksi Rora.

"Rora... Cepet deh, besok pagi aku ada meeting lagi di Busan..." Ucap Asa.

"Bayi mau ikut." Rora yang menyebut dirinya sebagai 'bayi'.

"Ga, aku rapatnya bareng collage aku, Rora.." Asa yang semakin memanggil namanya itu membuat si pemilik nama semakin berdecak sebal.

"Bayi Loh, Asa.. Bayii." Rora yang menyebut nama Asa.

"Kamu manggil nama aku, Ra?" Asa menaikkan sebelah alisnya.

"Mommy, bayi ga bisa tidur kalau ga nen sama di puk puk, mommyyyy..." Rora yang merengek.

"Peduli apa aku?" Asa memutar bola mata malas.

"Ishhh..." Rora yang sudah seperti mau nangis.

"Salah kamu juga, buat apa beli gituan? Ga guna banget, kamu pikir aku mainan kamu apa?!" Ucap Asa yang tetap bersedikap dada.

"Maaf..." Cicit Rora yang menunduk.

"Udah deh, kamu masuk kamar aja... Aku cape mau istirahat..." Ucap Asa.

Rora mengangguk kecil sebelum keluar dari kamar tersebut tanpa sepatah kata apapun.

"Tuh bocil ga nangis kan?" Asa yang beranjak dari kasurnya.

Ia sedikit mengintip melihat Rora yang sudah masuk ke kamar sebelah dengan kepala yang menunduk.

"Akhirnya aku bisa tidur tanpa harus ketempelan tuh bayi gede..."

ஐஐ

Asa yang selesai ber-rias itu keluar dari kamar sembari merapikan jas yang ia pakai.

Sebelum turun ke bawah, ia sempat melirik kamar sebelum dan diam diam mendekati pintu kamar tersebut.

"Loh... Ga di kunci?" Asa yang membuka pintu kamar tersebut.

Terlihat ada Rora yang masih tertidur pulas di sana, Asa perlahan mendekati kasur besar tersebut.

Wajah polos Rora yang tertidur seperti anak kecil itu membuat Asa gemas, namun ia tidak ingin membangunkan si bayi besar.

"Ternyata nih bayi kalau tidur, lucu ya..." Asa yang sejenak mengelus pipi Rora.

Ia perlahan mendekati wajah Rora sebelum mengecup bibirnya.

"Ini kalau di diemin tiga harian seru deh kayaknya.."

ஐஐ

Rora yang baru saja selesai memenangkan game nya itu bersorak hore.

Ia hanya sendiri di ruang tamu karena Asa yang belum pulang meeting. Bahkan bocah ini saja baru selesai mandi.

"Aku pulang.."

Suara yang berasal dari pintu depan itu membuat Rora langsung mengacir menuju sumber suara.

Ia tersenyum lebar saat melihat Asa masuk kedalam, sedangkan Asa hanya melihat sekilas sebelum sibuk membuka jas nya.

"Kamu masih marah ya sama aku?" Rora yang tampak murung.

"Hm.." Asa yang hanya berdehem saja membuat Rora semakin murung.

"Kamu belum mau maafin aku?" Rora yang bertanya lagi.

Asa hanya diam saja sembari berjalan menuju kamar di ikuti oleh Rora yang berada di belakang nya.

Rora pula hanya menghela nafas dan kembali dengan wajahnya yang lusu seperti kemarin.

"Maafin aku..." Ucap Rora sedikit mempoutkan bibirnya.

Bukannya menjawab, Asa malah masuk ke kamar lalu mengunci pintunya membiarkan Rora yang berada di luar.

Rora pula sedikit tertegun dan diam sejenak menatap pintu yang terkunci itu.

"Beneran marah sama aku ya..." Rora yang menunduk sembari memainkan jari tangannya sebelum pergi ke kamar sebelah.

Sedangkan di sisi lain, ada Asa yang tertawa kecil karena ia melihat wajah murung Rora yang terlihat lucu baginya.

"Mau kasian tapi dia nya tengil banget.... Biarin aja deh..."

































Vote and comment 😉😉

Young Husband (RORASA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang