n i n e t e e n𐂄

6.5K 402 169
                                    

"Bisa ga sih stop, Anton?" Asa yang menatap muak Anton yang berada di hadapannya.

"Asa please dengerin aku dulu... Aku bener bener mau ngomong serius.." Anton yang masih memegang kedua tangan Asa.

"Gue muak, ton... Gue muak di gangguin sama lo terus selama dua tahun ini..." Asa yang tetap menatap datar Anton.

"Aku bakal berhenti ngejer kamu kalau kamu mau dengerin aku, Sa.." Anton yang memasang wajah memelas.

"Gue udah tau apa yang mau lo omongin.. Gue ga mau balik sama lo... Gue udah bilang itu berkali kali kenapa lo ga paham juga..." Asa yang memutar bola mata malas.

"Aku masih butuh kamu, Sa..." Anton menarik pinggang Asa.

"Aku minta maaf, bener bener minta maaf soal nyelingkuhin kamu waktu itu..." sambung Anton.

"Gue udah maafin lo.." Asa menatap intens Anton.

"Aku mohon ayo balik ke aku, aku cuman butuh kamu sekarang... Kalau bisa dua bulan lagi kita bakal nikah setelah aku selesai magang sama papa, aku usahain itu.." ucap Anton.

"Gue ga bisa, gue udah tunangan sama orang lain..." ucapan Asa membuat Anton sedikit terkejut.

"Sama siapa? Jangan bilang sama bocah ingusan itu.." ucap Anton menatap serius Asa.

"Setelah dia lulus, gue bakal nikah sama Rora... Dan stop bilang dia bocah ingusan, Anton..." ucapan Asa membuat Anton terdiam, akan tetapi ia masih memeluk pinggang Asa.

"Kamu bercanda kan mau nikah sama bocah SMA kayak dia?" Anton bertanya,

"Gue ga pernah bercanda soal hubungan." jawab Asa.

"Bocah baru lulus SMA, Sa... Bahkan dia belum lulus sekarang.. Sedangkan kamu udah kerja... Ga imbang,Sa... Bahkan dia masih kelihatan bocahnya..." ucap Anton.

"Jadi maksud lo gue harus nyari yang seumuran gue? Yang tipikal nya kayak lo? Udah kerja? Sifatnya dewasa.... Gitu?" Asa yang terkekeh hambar.

"Dengar, Anton..." Asa mengalungkan kedua tangan nya ke leher Anton.

"Gue ga butuh komentar lo soal Rora... Dan lagi stop ngeganggu gue, stop ngajak gue balik sama lo, stop ngurusin yang bukan urusan lo.." Asa kembali menatap datar Anton.

Sedangkan Anton sedikit tidak suka mendengar perkataan Asa, akan tetapi dia hanya diam saja.

"Oh iya soal kontrak kerja sama perusahaan kita, kata appa gue udah habis masanya, appa ga mau memperpanjang kontrak nya.." Asa yang menepuk nepuk pelan pipi Anton sembari tersenyum.

"Lo udah bisa keluar dari ruangan gue sekarang, urusan kita udah selesai.." Asa yang mundur dua langkah dari Anton yang masih terdiam.

Anton tetap menatap Asa dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Tunggu apa lagi?" Asa bersedikap dada.

Anton menghela nafas sebelum pergi dari ruangan tersebut, meninggalkan Asa sendirian di sana.

Asa hanya menggeleng saja sembari menghela nafas, ia juga sejenak memijat kepala nya yang sedikit sakit.

"Kamu abis ngapain sama Anton?"

Asa menoleh ke pintu mendapati Rora yang sudah berdiri menatapnya dengan tatapan datar.

"Udah berapa lama dia berdua sama kamu di sini? Dia ngapain ke kamu? Dia nyentuh kamu kan? Dia mau apa?" Rora yang mendekati Asa sembari menyipitkan matanya.

"Hey hey, santai dulu bayii... Aku jelasin..." Asa melingkarkan kedua tangan nya pada leher Rora.

"Dia nyentuh kamu kan.." Rora yang merengut.

Young Husband (RORASA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang