Chapter 19

18 1 0
                                    

Selamat membaca🌷

Hari yang cerah di wekeend yang disambut oleh Lili dengan menghadang tukang bubur ayam di depan rumah. Lama-lama Lili menjadi sangat kesepian, Jujur saja Lili merindukan masakan bundanya, pelukan ayahnya, dan sangat rindu suasana rumah yang ramai akan omelan bundanya, tapi harus bagaimana lagi. Mereka pergi juga untuk dirinya bertahan hidup.

Lili berdiri di depan rumahnya, tepatnya di bawah pohon yang waktu itu sempat ditempati Darren untuk bersantai dan mencuri sambungan internet miliknya. Sekarang sudah lewat 10 menit dari biasanya tukang bubur itu datang, entah mengapa sekarang kemana perginya tukang bubur itu kini.

"ishh mana sih, biasanya jam 8 udah lewat, apa gak jualan ya" Ucap Lili sambil menoleh ke sana kemari.

Dan Lili memutuskan untuk menunggu 5 menit lagi, jika belum juga datang Lili terpaksa memakan mie instan, LAGI.

"Lili!!"
Lili terkejut, dan menoleh ke asal suara, terlihat disana ada Graha yang sepertinya tengah berjalan pagi, tapi sepertinya pakaian nya tak mencerminkan bahwa laki-laki itu akan berlari pagi. Dan tak lupa Darren yang berada di belakang Graha, menggunakan sepatu pakaian training cukup menjelaskan bahwa laki-laki itu tentu saja sedang berolahraga. Tidak seperti orang didepannya.

Lili menatap kedua pria yang semakin dekat dengannya itu. Suara sandal jepit Graha yang sangat merdu itu berjalan kearahnya.

"Pagi cantik." Sapa Graha terlebih dahulu, setelah sampai tepat dihadapan Lili.

"Pagii juga gra.." jawab Lili sambil tersenyum. Darren tidak menyapanya, dia hanya tersenyum sambil melepas earphone di telinganya.

"lagi ngapain disini? Nungguin gue ya?" ucap Darren sambil menyugar rambutnya kebelakang.

"Dih? Pd bgt Lo. Gua lagi nungguin kang bubur ya.." jawab Lili dengan tangan dilipat ke dada.

"Oh, belum sarapan? Ke Rumah aja, tadi mama udah masak kok." Sepertinya sikap perhatian milik laki-laki itu telah kembali, tak seperti biasanya. Biasanya laki-laki itu akan memilih bertengkar dengan dirinya dari pada memperhatiannya.

Lili menggeleng, "gak usah, gua bisa masak mie aja kalau kang buburnya ga jualan."

"Aelahh Lili, Lili lo diberi yang gampang malah milih yang susah." Serobot graha dengan gaya nya yang petantang-petenteng

"Masak mie itu gampang Graha, siapa yang bilang susah.." ucap Lili

"Iya juga yaa." Lanjut Graha dengan dahi berkerut.

"Ke Rumah aja Lii. Ga usah ngeyel, kann mama udah sering bilang. Kalau mau makan ke rumah aja." Kata Darren lagi, dan masih kekeh meminta Lili untuk kerumahnya.

Lili tampak berpikir, "eummmm..yaudah lah nanti gua pikir-pikir lagi." Putusnya

"Ck keburu abis lii nanti-nanti mah. Tau sendiri papa kalau sarapan kayak gimana, ke rumah aja"

Sebenarnya dirinya tidak enak jika terus menerus menumpang dan bergantung pada keluarga Darren, tapi ini semua pasti juga permintaan orang tuanya pada orang tua Darren untuk menjaga dirinya.

Graha menatap Lili memicing.
"Ngapa lo!" Tegur Lili

"Kalau kata ganta sih, Tidak apa-apa Tidak Apa-apa Tidak"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

09:09 Tentangmu dan senja [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang