Pagi-pagi Sekali Lili sudah bangun, karena seperti yang dikatakan bunda kemarin..mereka berangkat ke luar kota hari ini. Banyak Koper dan keperluan lainnya di ruang tamu.
"Lili selama kami pergi, jaga diri baik-baik ya..jangan suka keluyuran malem-malem,terus kalau mau pergi pintu rumah jangan lupa di kunci,terus kalau kamu butuh apa-apa usahakan bilang bunda dulu, oke?" Nasihat bunda panjang lebar.
Lili hanya mengangguk, "he'em,bunda juga jaga diri baik-baik."
"Pasti kalau itu." Jawab bunda
"Sudah semua bund? Ayok kita berangkat sekarang,keburu siang." kata ayah.
Bunda mengangguk,"kami berang dulu yaa,inget pesan bunda tadi."
"Iya bund..ayah sama bunda hati-hati di jalan" Lili menyalami tangan kedua nya. Mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah.
Lili menghela nafas,"sepi deh rumah, nengokin cimoy ah." Lili berjalan ke kandang cimooy.
"Hai cim-moy." Lili menutup mulut, betapa terkejutnya dia melihat cimoyy sudah terkapar di dalam kandangnya, Lili segera mengambil kucingnya.
"Cim,cimooy kamu kenapaa? Cimoyy..heyy." Lili menggerak-gerakkan tubuh cimoy, kucing di hadapannya itu terbaring kaku tak berdaya di lantai kamarnya. Cimoy sudah pergi, kucing kesayangannya itu telah direnggut oleh kejamnya takdir, seolah tidak cukup hanya dengan Darren, cimoy juga harus pergi dari kehidupan Lili, meninggalkan semua kenangan yang perlahan menggerogoti tubuh gadis itu. Mata Lili berdebar-debar sementara tangisnya tak terkendali lagi. Dirinya akan mengungkap semua kenangan indah yang dia lalui dengan kucingnya itu, sejak saat saat indah darren memberikan cimoy di kehidupan Lili. Dirinya merasa sedih karena tidak dapat melindungi kucingnya dari takdir yang ada, dan tak dapat kembali memeluk kucingnya seperti saat kucingnya masih hidup. Lili tidak kuasa lagi menahan perih di hatinya, dia menangis sejadi-jadinya.
"K-kenapa si kamu pergii cim, kamu sama aja kayak darren pergi ninggalin aku, cim heeyy." Lili menggoyangkan tubuh cimoy agak kencang, tapi hasilnya tetap sama.
"Cimoooyyy...apa kamu pergi karena Darren gak pernah lihat kamu? Cim dia sekarang jahat banget, dia udah gak peduli sama kita, dia lupa sama kita."
Ingatan akan sifat darren yang berubah menjadi dingin mulai menghujani pikiran Lili, ia terus menerus menangis sambil memeluk kucingnya yang kini sudah tidak mengeong seolah paham perasaannya lagi. Lili mengangkat mayat cimoy dan membawanya ke belakang rumah, Lili mengubur kan cimoy disana.
Lili sekarang semakin merasa jauh dengan darren, satu persatu kenangan bersama darren menghilang, kemarin foto berdua mereka terbakar, sekarang kucing yang dulunya menjadi alat untuk mempererat pertemanan Lili dan darren mati. Tuhan, sesungguhnya ucapannya kemarin itu hanya bercanda, ucapan kalau dirinya ingin melupakan Darren..dirinya sama sekali tidak pernah ikhlas dengan apapun itu yang menyangkut Darren. Lili merasa putus asa, terjebak dalam perasaan yang tak bisa dilupakan. Dia merasa sedih karena dia mencintai Darren, padahal darren tak pernah merasa serupa. Lili merasa hancur karena tak dapat melampiaskan perasaan cinta yang begitu besar itu. Dirinya merasa tak ada yang bisa dilakukannya untuk mengikhlaskan Darren secara sepenuhnya.
"Liii.. Lo ngapain disituu,." Lisa menghampiri Lili. Iya tadi dia dihubungi bunda, mulai dari ayah dan bunda pergi, dan di suruh kerumah buat menemani Lili, tapi saat lisa sampai dirumah Lili, Rumah sepi, dan kini Lisa menemukan Lili sedang berada di belakang rumah dalam keadaan menangis.
"Lo kenapa nangiss wooy...kenapaa? Itu kuburan apa?" Lisa khawatir.
"C-cimoy m-mati Saa." Jawab Lili terbata-bata.
"Gak t-tauu..padahal ke-marin Udah di p-panggilin dokter." Lili menjelaskan dengan air mata yang terus mengalir.
"Ya ampun..udah udah gakpapaa." Lisa memeluk Lili.
"Cimoyy berarti banget buat gw saa, Dulu gw sama Darren ngerawat dia dari kecil dengan baik, terus sekarang apa? Darren pergi,cimoy juga ikut pergi, ga adil." Lili menangis di pelukan Lisa, Lisa mengusap punggung sahabat nya.
"Darren tau?" Tanya Lisa. Lili menggeleng.
"K-kemarin aja gw kasih tau kalau cimoy sakit,dia cuek,dia gaada inisiatif buat nengokin cimoy. Buat apa gw ngasih tau dia, percuma."
Lisa benar-benar marah, ada apa dengan cowok satu itu.. Segampang itukah darren melupakan semuanya, se berpengaruh itu Inaya di hidup Darren sampai merubah segalanya?
Kini Lili dan Lisa berada di kamar. Lili masih enggan untuk tertawa, Sedangkan Lisa hanya diam, memberikan ruang buat Lili.
Ting
Hp Lili berdenting menandakan nada pesan masuk, dan tertera nama Darren di sana. Mau apa lagi cowok itu?
Ting
Ting
Ting
TingLili tidak berniat Membuka pesan darren namun darren malah mengirimkan pesan secara brutal, berakhir Lili membuka pesan itu
Darren🚩
Lii, kemarin katanya ayah bunda mau ke luar kota? Iya?
Li? Skrng dirumah sama siapa?
Li gw mau kerumah ya,nengokin cimoy
Li?hm, iy
bkan ursn lo
gsaheum kpn berangkatnya mreka?
tdi pgi
knpa gaboleh kerumah?
gw prgi
oh ydh kpn" aja
hm
Lili dibuat bingung sama darren.kenapa tiba-tiba darren menanyakan cimoy, kemarin aja ga peduli. Emang beneran gila tu cowok."Sa, keluar yuk." Ajak Lili
Lisa mengangguk,"yuklah, kita kerumah zizi ok?"
Lili mengangguk.|||
ig: @ceritaenja
tt: enjoyjia
jangan lupa follow & Vote ya!🌷

KAMU SEDANG MEMBACA
09:09 Tentangmu dan senja [Revisi]
Novela Juvenil"𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏, 𝒔𝒆𝒄𝒖𝒆𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂, 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒂𝒃𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒎𝒊. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒅𝒊𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒊𝒕𝒖, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒂𝒅𝒂, 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒂𝒏𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒊�...