Semenjak kepergian cimoy, Lili merasa hidupnya sekarang benar benar hampa. Ditambah lagi dengan orang tuanya yang saat ini sedang tidak berada di rumah untuk menemani Lili. Lisa tidak bisa terus menerus membiarkan Lili seperti boneka kosong dengan kesedihan yang mengerubungi dirinya, dia mengajak gadis malang itu menginap di rumah Zizi, khawatir Lili akan melakukan sesuatu yang buruk pada dirinya sendiri.
Sore hari ini, sepulang sekolah Lili berada di halaman rumah, menyirami tanaman. Tanpa di ketahui oleh Lili, Ada sepasang mata yang memperhatikannya dari jauh,menatap Lili dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Maafin gue Li, gue gak bisa jujur sama lo sekarang." Hati pemilik sepasang mata tersebut berbicara sendu.
Pandangan Orang itu teralihkan dari Lili, kala ada seseorang yang menepuk pundaknya pelan, orang itu pun menoleh ke belakang,dan mendapati sahabat nya, Graha.
"Ngapain ren?" tanya Graha.
"Enggak, ga ngapa'in tadi jalan-jalan aja." jawab Darren. Ya,pemilik sepasang mata tersebut adalah Darren.
Graha tampak tidak percaya. Dia pun melihat objek yang tadi di lihat Darren. Oke dia mengerti sekarang.
Graha mendengus, "samperin Ren, jangan diliatin terus, sampai kapan Lo kayak gini?"
Darren menatap Graha Tajam,"Sampai gw mau ngasih tau dia, gw gamau buat dia kecewa gra, udah cukup dia menderita karena perjodohannya, dan sikap gw ke dia saat ini. Jangan sampai dia tau yang satu ini juga." jelas Darren. Entah rahasia apa yang dimiliki Darren.
Graha menghelas nafas, "Yaudah. Gw gamau maksa lo, tapi saran gw jangan kelamaan, lebih baik dia tau dari lo sebelum dia tau dari orang lain, apalagi dari Inaya." Seru Graha.
Darren hanya mengangguk, "lo mau kemana? Ke rumah gue?" tanya Darren.
"Hehe iya, tau aja." jawab Graha sambil cengengesan.
"Anjir. Yaudah ayo." Darren jalan mendahului Graha.
Lili menyipitkan matanya, benarkah yang dilihatnya tadi teman Darren? Dan Darren? apa yang mereka lakukan di sana?
"Ngapain sih Li mikirin dia, gak guna." Lili menggelengkan kepalanya.
Darren dan Graha Sudah sampai dirumah. Dan saat graha hendak memasuki halaman rumah Darren, Graha menghentikan langkahnya, berbalik badan dan mengerucutkan bibirnya.
"Lo kenapa anying." Darren menatap Graha dengan nyalang.
"Ren rumah lo ada anjing." Seloroh Graha ngawur.
"Sejak kapan gw pelihara anjing, graa.." Darren lelah jika sahabatnya ini sedang mode lucu-lucu kayak monyet.
"Ituu." Tunjuk Graha,Darren mengikuti arah tunjuk graha,dan terlihat disana ada cewek cantik yang duduk di kursi teras rumahnya sembari bermain ponsel.
Darren menggeplak Graha, " Kira gw lo punya indra ke enam bisa liat hantu anjing."
"Sakit blok, lagian ngapain si dia kerumah lo terus tiap gw juga kesini?" Kesal Graha.
Darren mengedikkan bahu nya dan berjalan masuk, Graha yang dibelakangnya hanya pasrah, lagi lagi dia gagal bermain dengan darren.
Ketika Darren Sampai di teras, dia langsung disambut suara cewek itu."Darrenn, kamu dari manaa sih? Aku nungguin Kamu tauk." Rengek Inaya. Graha muak melihat drama ini.
"Habis dari konter,beli kuota." Jawab Darren bohong.
"Konter? Berati kamu Lewat depan rumah Cewek itu dong."
"Lili." Koreksi Darren
"Iyaa itu lah pokoknya."
"Iya..emangnya kenapa?"
"Kamu pasti tadi mampir ke situu kan, ngaku."
"Haalaahh Drama." Sahut Graha tanpa melihat ke Arah yang dituju.
"Dieem loo,gausah ikut ikutan." Ketus Inaya.
"Ren jawab, iya apa enggak?" Tanya naya lagi.
"Enggak naya." Jawab darren.
"Awas kalau kamu deketin dia lagi, kamu ingat kan janji kita?" Cerocosnya.
Darren hanya mengangguk, rasanya kesal sekali, Darren ingin marah, dia ingin janji bodoh itu berakhir. Darren bukan tipe cowok yang suka disetir orang seperti ini, bahkan orang tua nya tidak pernah mengatur-atur hidupnya.
"Yaudah aku pulang dulu, tadinya aku mau ngajakin kamu jalan, tapi udah gak mood aku." Ketus Naya,setelah itu pergi dari hadapan Darren dan Graha yang tatapan nya sudah ingin menendang cewek itu.
"Reen Sumpah adaa ya cewek kayak gitu, heran gw, ngambek nya gak jelas." Timpal Graha
Darren terkekeh, Entahlah Darren pun bingung, kenapa bisa dia tidak menyikapi tegas saat diajak membuat perjanjian.
"Ren mama sama papa lo tau?" Tanya Graha pelan-pelan.
"Belum.." Jawab Darren.
Mereka pun masuk dan bermain PS di kamar darren. Ternyata pikiran graha salah, dia kira hari ini pun gagal main ps dengan Darren.
Hari sudah malam, tetapi dari kamar Lili masih terdengar suara,sepertinya gadis itu sedang menelpon bundanya.
"Bundaa, bunda kenapa tega sih?" Kesal Lili, Capek dia mendengar kan suara bundanya.
"Udah,jangan kebanyakan protes pokoknya kapan-kapan bunda kabarin lagi, oke?" Ucap bunda di telfon.
Tanpa menjawab Ucapan Bunda, Lili langsung mematikan sambungan, dan seperti biasanya. Badmood 100%.
Lili berpikir, Kalau dia tidak bisa bersama Darren, setidaknya dia bisa dipertemukan oleh laki-laki baik hati yang dulu membantunya saat Lili sendirian, menangis karena tersesat saat masih kecil, biarkan dia bisa bersama dengan laki-laki itu. Daripada harus dijodohkan dengan laki-laki yang bahkan belum pernah bertemu dengan Lili.Ya, Bunda menelfon Lili tadi untuk membahas tentang perjodohan lagi, padahal terakhir bunda benar benar ingin menjodohkan Lili adalah saat ia SMP, pernah juga saat Lili kelas 11,dan sekarang? Kumat lagi bundanya. Lili benar-benar lelah di tekan oleh sebuah perjodohan yang dibuat bundanya.
jangan lupa vote!
🌷🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
09:09 Tentangmu dan senja [Revisi]
Novela Juvenil"𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒉𝒖𝒋𝒂𝒏, 𝒔𝒆𝒄𝒖𝒆𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂, 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒂𝒃𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒎𝒊. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒅𝒊𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒊𝒕𝒖, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒂𝒅𝒂, 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒂𝒏𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒊�...