Chapter 9

18 3 0
                                    


Bel pulang sekolah Sudah berbunyi dari 20 menit yang lalu, dan saat ini Lili Dan kedua temannya masih di lingkungan sekolah. Sebenarnya Lili sudah menyuruh zizi dan lisa pulang duluan tapi mereka berdua nggak mau, pasalnya Lili akan menemui Darren, makanya itu zizi dan lisa tidak rela meninggalkan Lili, takut ada apa-apa katanya.

"Lii jujur lo mau apa lagi ketemu Darren?." Tanya Lisa sambil menatap Lili.

"Jangan bilang lo kepikiran sama omongan Naya tadi di Perpustakaan." Tebak Zizi, dan itu sangat tepat sasaran.

Lili mengangguk, " Iya bener, gw penasaran sama itu, dan gue mau nanyain itu ke darren hehe." Sebenarnya bisa saja Lili menanyakan hal itu lewat chat tapi, Lili lagi pengen ketemu sama Darren.

"Pliis ya izinin gw, gw janji, gw ga bakal kenapa-kenapa, janjii." Mohon Lili. Lisa tampak memikirkan permohonan Lili.

"Okelah, kita berdua izinin tapi, kalau sampai lo pulang dalam keadaan nangis, awas lu." Ancam Lisa dan diangguki oleh Zizi juga.

"Iyaa siap, yaudah kalian pulang ya." Suruh Lili. Zizi dan Lisa pun pergi meninggalkan Lili sendiri di depan sekolah. Lili segera mengeluarkan ponsel nya guna memberitahu Darren.

Darren

Ren

hm?

lo lgi dmna?

diluar sama naya
knp?

oh ydh, tdinya gw pgn ketemu,
tpi ydh deh

Nnti gw ke rmh

ga, jgn

g ush bnyk bct, nnt gw krmh

terserah.

ok.


Lili pikir ini gak ada salahnya, sudah lama juga gak ketemu Darren, daripada dia penasaran kan?

Lili pun meninggalkan lingkungan sekolah dan menuju kerumahnya.
Setelah beberapa menit perjalanan, Lili sampai dirumahnya, suasana yang dirasakan setiap kali membuka pintu rumah adalah, sunyi,sepi, tidak ada kehidupan.

Lili mendudukkan dirinya di sofa, mengistirahatkan tubuhnya. Sekarang pukul 15:59, dan Lili memutuskan untuk tidur di sofa itu sebentar.

Sedangkan di posisi lain. Darren dan Naya masih berada di sebuah restoran.

"Ren, kamu kenapa si keliatan buru-buru banget dari tadi." Tanya Inaya sambil memperhatikan gerak gerik Darren yang berulang kali melihat jam tangannya.

"Siapa yang buru-buru? Gak ada. Cuma mantau waktu aja, takut kemaleman." Jawab Darren berusaha santai.

"Nay, katanya kamu punya abang? Temuin dong abang kamu sama aku." Lanjut Darren, mengalihkan topik.

Naya tersentak, "abangku ga di Indonesia,lagi di luar negeri, nanti aku temuin kamu sama dia." Jawab nya

"Okelah." Sahut Darren. Dan mereka pun makan dengan tenang,rencananya habis makan mereka berdua akan pulang, lebih tepatnya Darren yang mengajak pulang.

Darren Sudah ada di depan rumah Lili, Dia pun mengetok pintunya 3 kali.

Tok..tok..tok.
Tidak ada jawaban dari dalam, Darren mencobanya sekali lagi.

Tok...tok..tokk
"Liii, ini gw Darren." Ucap darren sedikit berteriak.

Sedangkan di dalam Lili panik, Dia kebablasan tidurnya, sampai belum mandi dan berganti pakaian. Masa bodo lili cuma merapikan rambutnya dan berjalan ke arah pintu.

"Lii,buka pint-" Suara Darren terpotong dengan suara pintu dibuka disusul dengan munculnya gadis yang masih menggunakan seragam sekolahnya ditambah muka nya seperti bangun tidur, ah bukan seperti tpi memang bangun tidur.

"Iyaaa.. Maaf ya gw kebablasan tidurnya." Sahut Lili sambil senyum. Malu lah pastinya.

Darren tersenyum, "kirain pergi." Timpalnya.

"Y-yaudah masukk.. Gw mau ke atas dulu ya bersih-bersih ga lama kok." Ucap Lili dan diangguki Darren. Gadis itu masih sama, ceroboh selalu saja tidak ingat mandi, yang dia ingat hanya tidur. Lucu.

Darren mendudukkan dirinya di sofa, sebenarnya Darren juga penasaran apa yang mau ditanyakan oleh Lili, tumben sekali, setau dia Lili sudah tak mau lagi bertemu dengan dia lagi, dia tau dari inaya, dan inaya katanya denger perbincangan Lili dengan kedua temannya. Darren sedikit Khawatir, Takut jika inaya berulah dan berkata sesuatu Kepada Lili, sehingga membuat Lili ingin bertemu dirinya.

Tak lama kemudian Lili turun dan berbelok ke arah dapur, mengambil minuman.
Lili kembali menemui Darren dengan nampan yang berada di tangannya.

"Diminum ren." Perintah Lili.

"Iya makasi."
"Lo mau apa ketemu gw?" Tanya Darren tanpa basa basi.

Lili terdiam, lalu menceritakan semua yang terjadi di perpustakaan. Dengan rinci dan tanpa di tambahi kata apapun.

"Jadi? Bener?." Tanya Lili setelah menjelaskan semuanya maksud dari dirinya ingin bertemu Darren.

Darren menghela nafas, "oh soal itu, penting bgt emang?" Tanya Darren dengan nada datar.

"Iya penting, kalau emang bener, berati gue bukan temen masa kecil lo yg sebenarnya dong. Gw second choice?" Ucapnya.

Darren bingung, dia jawab atau tidak? Apakah Darren harus menceritakan pertemuan singkat kala itu? Dia tidak merasa bahwa dia menempatkan Lili di pilihan keduanya, bagaimana lili bisa berpikir seperti itu? teman masa kecil? ada banyak teman di masa-masa kecilnya dulu, tapi untuk dirinya hanya lili yang mungkin masih bersama, dekat dirinya. Dia tidak pernah menganggap Inaya temannya. Benar, tidak pernah.

"Tapi kalau lo gamau jawab ya udah si. Gpp, gak maksa juga gw." Sahut Lili lagi sambil meminum minumannya.

Darren menatap Lili, "bener, gw sama inaya pernah di pertemukan dulu. Lo inget? gw Pas Kelas 6 izin ga masuk sekolah beberapa hari kan?"

Lili mengangguk, dia sangat ingat, "terus?"

"Ya terus, gw sama inaya ketemu di suatu tempat, dan kita berdua gak temenan juga, dan gw gak anggep dia temen juga,dan itu hanya beberapa hari, pertemuan kita singkat." Jelas Darren, Darren sengaja tidak memberi tahu Lili soal dia dipertemukan oleh inaya di panti asuhan. Darren tau Inaya di angkat Oleh sebuah keluarga mampu, dia diberi tau inaya saat awal pacaran. Dan dia yakin satu sekolahan naya hanya tau Naya adalah seorang anak kandung dari sebuah keluarga,bukan anak adopsi.

Lili tersenyum tipis, ternyata hanya itu? Masih kalah jauh sama dirinya pikir Lili. Okelah ini memang tidak jelas penjelasan Darren tapi mungkin ini semua sudah cukup bagi Lili.

"Udah? Ada yg mau di bicarakan lagi?"

Lili menoleh, "emm gw mau nanya, kok lo bisa pacaran sama inaya gimana?" Tanya Lili

"Kok lo jadi kepo bgt sih, kan lo sendiri yang ngenalin dia ke gw." Ucap darren dengan nada tidak enak di dengar.

"Lah gw kan cuma ngenalin, gak jodohin lo sama dia. " Jawab Lili

"Udah lah, gw mau pulang." Setelah itu Darren berdiri? bagaimana bisa ia berdiri, hanya itu saja topik pertemuan mereka? ya... sore ini tak ada senja, dengan itu lili tidak bisa mengajak darren bersamanya. Sore ini cuaca mendung, sepertinya akan turun hujan, tentu saja dirinya tak rela jika darren kehujanan nantinya. Senja tidak menampakkan dirinya, hujan lah yang akan tiba.

Oke, bagus.. pertanyaannya tidak mendapatkan jawaban dari darren. Cukup tau. Yang ia rasakan lagi lagi kecewa.

Minal aidzin wal faizin mohon maaf lahir dan batin!
selamat lebaran guys!!
(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤

09:09 Tentangmu dan senja [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang