Chapter 3

21 4 1
                                    


W

ekeend ini, cuaca cerah, matahari bersinar dengan gembiranya,membuat gadis di dalam kamar yang tengah terlelap  sedikit terusik.

Lili membuka matanya dan objek pertama yang dia lihat ialah sang bunda yang baru keluar dari kamar mandinya.

"bund? Ngapain?" Dengan  suara khas orang bangun tidur.

"Mancingg." Jawab Bunda Sambil berjalan menuju jendela dan membuka tirai lebar.

"Gak lucu bund,masi pagi ngelawak." Lili menutup muka nya dengan selimut lagi.

"Yaa abis mandii lah, kamar mandi di  kamar mama lagi di pakai ayah." Jawab Bunda lagi.

"Tumbenn banget, biasanya juga gantian." Timpal Lili lagi

"Ck gausah banyak omong, bangun Lii udahh pagii inii, noh matahari udah naekk." Omel bunda

"Hmmmmm, ntar juga bangun."

"Awass bunda balik kesini belom bangkit.." Ancam bunda, ancaman bunda nya itu membuat lili membuka selimut.

"BUNDD, dikira mayat apaa bangkit-bangkit." Kesal Lili, bunda hanya mengedikkan bahu.

Lili turun ke dapur, dan ayah sama bunda sudah menunggu di meja makan.

"Pagi yah bund"

"Pagi sayangg." Jawab ayahnya, sedangkan sang bunda hanya tersenyum.

Lili duduk di sebelah ayahnya.
"Lii,kamu Inget gak? Dulu pas smp bunda jod-" Ucapannya terpotong oleh suara Lili.

"Iya inget bund, kenapa lagi? Bunda mau melakukan hal konyol itu lagi?" Lili menatap datar ke arah bundanya.

"Ck suudzon aja kamu, enggak lah..Bunda cuma mau tanya,Masih chating an enggak."

"Nggak, males." Lili memilih memakan sarapannya.

"Bunda dulu  kenapaa si bisa-bisanya kepikiran kayak gitu? "

"Bunda kamu ituu pengen liat kamu di masa depan nantinya gak perlu cari cowok lagi, bunda kamu takut kamu salah pilih cowok." Bukan bunda yang menjawab melainkan sang ayah.

"Nahh benerr ituu kataa ayah." Ucap bunda menimpali.

"Yaaa kann waktu ituu lili masih kecill bund, masih SMP main jodohin ajaa, untung ada darren yg ngehibur Lili, kalau gada beneran kaburr Lili dari rumah ini."

"Halah sok-sokan mau kabur,disuru kepasar malah nyasar aja nangis-nangis minta tolong." Ah ayolah Bunda nya ini sangat pintar mencari kesalahan dirinya.

"Ya kan lili bakal kabur ke rumah darren," Jawab Lili

"Halah, alasan..Ngomong-ngomong soal darren, kalian kenapa? Bunda liat akhir-akhir ini kalian kayak nggak sedekat dulu." Bunda memulai pergibahan.

"Iya Lii, ayah liat juga kamu kayak cuek sama darren." Susul ayah.

Lili menghela nafas panjang, kenapa malah jadi bahas dia sih, merusak mood saja.

"Yahh, bund,,gak selamanya yang bareng bakal tetap bareng kan? Kita berdua udah gede, udah kelas 12, kita berdua punya kesibukan masing-masing, dan perlu ayah dan bunda ketahui,darren udah ada cewe. Jadi Lili sadar diri dong bund masak lili cuma temennya darren  tiap hari ketemu kayak dulu, main kayak dulu, bercanda kayak dulu, gamungkin kan? Pacar darren juga satu sekolahan sama Lili." Jelas lili dengan jelas.

"Kenapa nggak kalian aja yang pacaran? Kalian bareng udah lama banget loh, dari piyikk." Pikir bunda

"Gatau.." Jawab Lili singkat.

"Perasaan kamu gimana? Bukan gak mungkin kamu punya harapan lebih sama darren kan?" Tanya ayah.

"Biasa aja, udah lah kenapa jadi bahas dia sih."

"Emang kenapa? Panas ya hatinya?" Ledek bunda.

"Bundaaaaa!!" Lili sudah badmood sekarang, punya bunda julidnya minta ampun. Ayah hanya menggelengkan kepala nya.

"Lii, tapi mau gimanapun juga kamu duluan kan yang kenal sama darren? Jangan gampang ngalah gitu aja dong."
Lili heran, lili menatap kedua orang tuanya, ini pada kenapa sih? Kenapa seakan-akan mereka berdua mendukung anaknya untuk jadi PHO?

"Udah lah bun yah, emang darren gak ditakdirkan buat Lili. Lili jga gamau  jadi PHO, dan nanti hubungan Lili sama darren malah makin berantakan."

"Tapi kalian kalau ketemu masih saling sapa kan?" Tanya bunda lagi.

"Masihh, kayaknya" Jawab Lili dengan nada sedikit ragu.

"Lah gimanaa siihh kali-."

"Bund udahh ghibahin darrennya." Serobot Lili.

Bunda nya hanya menyengir kuda, "iya deh, bunda sama ayah percaya..kalau anak bunda bisa mengatasi urusan percintaannya sendiri, bukan begitu Lili Sherina Amalia?"

"Hmm, Lili mau ke kamar dulu." Jawab Lili sambil Berdiri dari kursinya.

"Jangan di kamar teroos jadi cewek tuhh..keluarr kek."

"Males, mending di kamar nonton dracin." Jawab Lili sambil berlalu dari tempat

"Ya ampun, anak kamu tuh yah, nurun bgt sifatnya sama kamu."

"Kan benih aku, jelas mirip." Jawab ayah sambil tersenyum

"Idihhh."

Lili di kamar langsung curhat bombay sama kedua sahabat nya. Wekeend minggu ini judulnya adalah Darren.



09:09 Tentangmu dan senja [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang